Ternyata Selfie Bisa jadi Sarana Berbagi Informasi Bencana, Begini Caranya…

 

 

 

Bagi masyarakat urban, seperti di Jakarta, banjir identik dengan kemacetan dan mau lewat mana? Kita membaca berita, melihat informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan lain-lain untuk tahu kondisi jalanan.

Kini ada PetaBencana.id,  salah satu platform untuk mengetahui segala sesuatu seputar bencana. Ia bermanfaat mengingat musim penghujan terus datang hingga pertengahan Maret nanti.

Beberapa pekan lalu, platform ini diluncurkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pasific Disaster Center (PDC), Massachusetts Information Technology (MIT) Urban Risk Lab dan mendapatkan dukungan dari USAID (United State Agency for International Development).

Platform yang dimulai September 2016 ini, gratis, akurat, mampu diakses oleh semua kalangan dan dapat saling berbagi terkait kondisi terkini. Yakni, bencana banjir, kemacetan hingga pemadaman listrik, penutupan jalan dan lain-lain. Meski demikian, platform ini baru tersedia bagi masyarakat di Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodetabek), Surabaya dan Bandung.

Selfie save life,” kata Etienne Turpin, Co-Director PetaBencana.id sekaligus peneliti MIT Urban Risk Lab. Itu salah satu kesan dia kala riset 2013, dimana aktivitas memotret diri mampu menyelamatkan mereka.

Kala itu, dia bersama Thomas Holderness datang ke Indonesia saat banjir. Jalan di Jatinegara tergenang, mayoritas warga potret diri dengan telepon seluler dan menbagikan ke social media. Sejak itulah ide muncul.

”Platform ini sangat efektif berbagi informasi dari warga untuk warga, pemerintah ke warga, warga ke pemerintah, pemerintah ke pemerintah,” katanya.

Tahun 2014, riset dimulai. Ada 79 juta penduduk Indonesia aktif menggunakan sosial media melalui mobile device, 66 juta pengguna di Jakarta. Salah satu, melalui twitter, terdapat 10 juta twitt dengan kata kunci banjir di Jakarta.

”Data ini kami kumpulkan, titik-titik genangan 2016 yang dikumpulkan dari twitter, jadi  bisa mengcover secara keseluruhan. Informasi ini kami petakan dalam petabencana.id dan bermanfaat bagi warga.”

PetaBencana.id sangat ramah pengguna. Platform ini bukan aplikasi, tetapi alamat situs yang dapat dituju di browser. Kemudian pilih lokasi yang ingin ketahui, Jakarta, Bandung atau Surabaya.

Melalui peta, akan memberikan informasi genangan air yang sedang terjadi, terkait lokasi dan ketinggian. Tak sampai disitu, instansi pemerintah pun memberikan informasi terkini terkait titik-titik tertentu dengan ketinggian bencana, dari siaga 1-4.

Masyarakat, katanya, bisa melaporkan kejadian melalui twitter, telegram dan aplikasi lokal, seperti Qlue, Z-Alert dan Pasang Mata.

BNPB kecewa dengan aplikasi WhatsApp yang tak mendukung kegiatan ini dalam melaporkan kejadian. ”Mereka tak mau. WA tak mendukung pada tugas-tugas kemanusiaan,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.

Padahal,  WA lebih praktis dan cepat dalam memberikan informasi lebih cepat. Namun keinginan tersebut tak berhasil, padahal Indonesia sudah secara resmi untuk melakukan negosiasi.

Bagaimana verifikasi data untuk menghindari hoax? Sutopo bilang, verifikasi di BNPB dan BPDP. ”Kita bisa gunakan sistem peringatan dini, karena ini realtime.”

Peta ini, katanya, akan memfasilitasi 50 juta warga di Indonesia. Jabodetabek, Surabaya dan Bandung menjadi lokasi pilihan ini karena terkait program smartcity.

Projek ini selesai hingga Juni 2017. Meski demikian, PetaBencana.id akan mendirikan yayasan di Indonesia dalam pengembangan sistem ini.

Tak hanya banjir, katanya, ke depan diharapkan mampu mengakomodir semua bencana Indonesia termasuk gempa bumi dan tsunami.

”Kita butuh komitmen kuat pemerintah lokal dan rakyat dalam kolaborasi mengembangkan ini dengan membuka data-data yang perlu diintegrasikan.”

 

 

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,