Menurut Ilmuwan, Inilah Wajah Bumi 250 Juta Tahun Mendatang

 

 

Ilmuwan telah memprediksi wujud Planet Bumi, tempat kita hidup ini, 250 juta tahun ke depan. Seperti apa gambarannya?

Menurut mereka, lautan akan menghilang, dan benua raksasa bernama Amasia akan terbentuk, gabungan antara wilayah benua Ameria Utara Amerika Latin, dan Asia. Laut Karibia serta Samudra Arktik pun bakal lenyap. Demikian kesimpulan riset peneliti dari Yale University dan Badan Sains dan Teknologi Laut-Bumi Jepang, belum lama ini.

Menurut studi yang dimuat diberitakan di Science News, bergabungnya gugusan Benua Amerika dan Asia,  terjadi karena pergerakan lempeng tektonis bumi yang terus menerus bertumbukan dan terpisah menjadi bagian-bagian baru.

Susunan geologis bumi kini didominasi Cincin Api Pasifik. Kawasan tersebut diperkirakan akan terikat dan membentuk superbenua. Dalam mencapai kesimpulan itu, peneliti menggunakan teori Orthoversi. Menurut teori ini, ketika benua-benua besar pecah, pecahan-pecahan kecilya yang awalnya menjauh, pada akhirnya akan ‘ditarik’ kembali dalam satuk kesatuan, dimana satu sama lain akan tumpang tindih.

Hasil riset serupa yang dilakukan geolog Jepang Masaki Yoshida juga menyatakan skenario serupa. Dengan menggunakan pemodelan komputer gerakan lempeng, Yoshida ­menyimpulkan Amerika Utara, Eurasia, ­Australia, dan Afrika akan melebur. Riset tersebut dipublikasikan di jurnal Geology, September lalu.

 

Gambaran Bumi 250 jutan tahun kedepan. Simulasi ini menunjukkan MEGACONTINENT baru bernama Amasia secara rinci, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sumber: Yale University via The Sun

 

Benua raksasa sendiri pernah terbentuk 300 juta tahun lalu, di mana Afrika berada sebagai sentralnya. Benua raksasa yang disebut Pangea (Bahasa Yunani berarti seluruh daratan) mulai pecah menjadi 7 benua baru yang kita kenal saat ini.

Para ilmuwan memprediksi bahwa ‘arus balik’ nya akan terjadi di masa datang, dengan menggunakan bantuan komputer dan petunjuk-petunjuk geologis dari bebatuan seluruh dunia.

Ross Mitchell dari Curtin University di Perth, Australia, yang pada 2012 membantu mendeskripsikan mekanisme bagaimana Amasia terbentuk, sebagaimana keterangannya pada The Sun mengatakan bahwa benua masa depan bernama Amasia memang masih spekulasi. “Meski begitu, ada sains di belakang spekulasi tersebut” tambahnya.

Mitchell mengatakan, akan ada tahapan-tahapan yang memicu terjadinya pembentukan benua raksasa. “Australia akan bergerak menuju utara dan merangsek bergabung dengan India,” katanya.

 

Bumi 250 juta tahun mendatang. Sumber: Christopher Scotese, Paleomap Project via lakepowell.net

 

Dia mengatakan bahwa daratan baru nantinya mencakup wilayah yang sekarang dikenal sebagai Ring of Fire – yang dikenal karena letusan gunung berapi yang mematikan dan gempa bumi.

Amasia pertama kali dihipotesis beberapa tahun lalu, tetapi berkat kemajuan teknologi terbaru, para ilmuwan dapat mengkonfirmasi kemungkinan-kemungkinannya.

“Setelah cekungan-cekungan bekas samudera menutup, itulah ketika benua raksasa baru mulai terbentuk. Benua Amerika dan Eurasia secara praktis akan bertemu di Kutub Utara,” ujar Mitchell, yang menerbitkan sebuah makalah tentang Amasia di jurnal ilmiah pada 2012.

Berbagai model statistik membantu para ilmuwan memperkuat kenyataan bahwa Bumi bergerak secara aktif dan terus mengalami perubahan. Lempeng-lempeng tektonik telah menciptakan lembah dan pegunungan, juga gempa bumi dan batas-batas benua, serta pengembangan dan penyebaran kehidupan di Bumi masa lalu. Yang pasti, benua-benua tempat kita hidup ini bergerak dan belum berhenti, serta belum diketahui akhirnya. (Berbagai sumber)

 

 

Artikel yang diterbitkan oleh
,