Foto: Burung Liar yang Bisa Kita Undang ke Pekarangan

 

 

Burung merupakan hidupan liar yang mudah dijumpai di sekitar kita. Tanpa terkecuali di pekarangan rumah. Tidak hanya berfungsi sebagai tempat bercengkrama atau mencari makan, pekarangan juga digunakan burung untuk tidur dan bersarang.

Bisakah burung liar kita undang ke pekarangan? Tentu saja. Pekarangan rumah biasanya hanya kita fungsikan sebagai tempat bermain, atau menanam bunga. Satu hal yang tidak kita sadari, pekarangan rumah sebenarnya mempunyai manfaat ekologis bagi berbagai jenis burung, sekaligus sebagai koridor penghubung ke habitat alaminya.

Pekarangan yang baik disarankan memiliki aneka tumbuhan (heterogen). Secara konsep, susunanya mulai dari rumput, tanaman perdu, tanaman hias, hingga pohon peneduh dan buah. Keberagaman strata tumbuhan ini, selain membuat fungsi pekarangan menjadi beragam juga akan menghadirkan aneka jenis burung.

Bagi burung, pohon adalah sumber kehidupan. Pohon merupakan tempat berburu mengasyikkan bagi burung pemakan serangga yang tak jarang digunakannya untuk bersarang.

 

Burung gereja yang biasanya ditemui di sekitar lingkungan kita. Foto: Asep Ayat

 

Biasanya, tanaman buah sangat ampuh untuk mengundang kehadirannya. Sebut saja sawo kecik, sarikaya, nangka, rambutan, talok, jambu air, jamblang, durian, belimbing, kemang, atau pohon salam.

Selain itu, ada juga tanaman hias yang nyatanya begitu digandrungi burung. Antara lain, kenanga, dadap merah, bunga kupu-kupu, sikat botol, kamboja, bambu kuning, palem merah atau kembang soka.

Sedangkan untuk jenis pohon peneduh yang disukai burung adalah asam kranji, beringin, butun, cemara laut, kapuk, jarak pagar, flamboyan, kayu putih, sempur, tanjung, turi, dan beringin. Tentu saja, jenis pohon yang ditanam nanti, disesuaikan dengan ukuran pekarangan kita.

Patut dicatat, mengundang kehadiran burung ke pekarangan di sini bukan untuk ditangkap lalu disangkarkan. Tetapi, tetap membiarkannya bebas, lepas, karena memang hidupnya di alam. Inilah prinsip utama yang harus kita jelaskan kepada masyarakat luas, hidup burung itu di alam liar bukan di kandang.

 

Merbah cerukcuk, apakah jenis ini mudah dilihat sekarang? Foto: Asep Ayat

 

Rumah nyaman

Hampir setahun pengamatan, sedikitnya ada 17 jenis burung yang rajin menghampiri pekarangan rumah saya di Ciapus, Bogor. Pekarangan dengan jumlah tanaman hampir 20 jenis yang didominasi rumput  beserta pohon buah seperti rambutan dan sawo, sudah menjadi rumah nyaman bagi satwa bersayap ini.

Kelompok pengunjung yang hadir di halaman seluas 1.000 meter persegi lebih tersebut bisa dibedakan sebagai burung pemakan buah (frugivora), pemakan biji-bijian (granivora), pemakan serangga (insectivora), penghisap madu (nectivora), dan pemakan ikan (piscivora).

Golongan pemakan buah ini terdiri dari cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster), merbah cerukcuk (Pycnonotus guiavier), dan cabai jawa (Dicaeun trocheieum), jenis yang terkenal paling ribut dibanding kelompok lainnya.

 

Cucak kutilang yang bersuara nyaring ini biasanya bertengger di puncak pohon mangga, rambutan, nangka, kersen, beringin dan pohon buah lainnya. Foto: Asep Ayat

 

Cabai jawa dapat ditandai dengan kecepatan gerakannya yang melompat dari satu ranting ke ranting lain. Foto: Asep Ayat

 

Kelompok burung pemakan biji-bijian yang selalu datang adalah tekukur biasa (Streptopelia chinensis), bondol jawa (Lonchura leucogastroides), bondol haji (Lonchura maja) dan burung gereja (Paser montanus) yang kerap mencari makan di areal rerumputan.

 

Tekukur biasa ini sedang bersarang. Jenis ini mencari makan di permukaan tanah dan sesekali terbang rendah bila terganggu. Foto: Asep Ayat

 

Bondol jawa yang bersarang di pohon mangga. Foto: Asep Ayat

 

Bondol haji sedang mencari tempat bersarang pada pohon palem. Foto: Asep Ayat

 

Pekarangan yang ditanami pohon buah dan bunga-bungaan, merupakan sumber makanan bagi burung madu sriganti (Nectania jugularis) dan burung-madu kelapa (Anthreptes malacensis). Jangan kecilkan peran si penghisap nektar ini, karena ia  membantu peyerbukan.

 

Burung madu sriganti betina (Anthreptes malacensis) yang bertengger di pohon kamboja. Foto: Asep Ayat

 

Serangga yang beterbangan di pekarangan pun nyatanya menarik perhatian burung cipoh kacat (Aegithina tiphia), cinenen kelabu (Orthotomus ruficeps) dan wiwik kelabu (Cocomantis merulinus) yang merupakan golongan pemakan serangga. Jika kita jeli, akan terlihat burung-burung tersebut dengan lincahnya menyambar dan memakan serangga yang terbang.

 

Cinenen kelabu yang mengintip serangga di pohon belimbing. Foto: Asep Ayat

 

Wiwik kelabu, adakah jenis ini di pekarangan rumah Anda? Foto: Asep Ayat

 

Bila di pekarangan rumah kita ada kolam, tak jarang akan hadir burung raja-udang meninting (Alcedo meninting) yang memang sangat menyukai ikan-ikan kecil. Sebagai informasi, raja-udang meninting merupakan indikator alami kebersihan dan kualitas lingkungan. Jenis ini tidak akan pernah terlihat di lingkungan yang tercemar, terutama perairan seperti sungai maupun lahan basah.

Jadi, bila berbagai jenis burung rajin bertandang ke pekarangan rumah kita, yakin lah bila kualitas udara di lingkungan kita itu belum bersentuhan polusi.

 

Raja-udang meninting yang bertenger mencari ikan kecil. Foto: Asep Ayat

 

Pekarangan yang ditanami berbagai jenis tanaman bukan hanya bermanfaat bagi kita tetapi juga bagi burung, yang merupakan indikator alami asrinya lingkungan. Foto: Asep Ayat

 

Hadirnya burung di sekitar kita menunjukkan udara yang kita hirup itu segar dan alami. Dari pekarangan rumah, kita bisa mengundang kehadiran burung. Foto: Asep Ayat

 

Asep Ayat

Pegiat lingkungan dan pemerhati burung liar. Tinggal di Ciapus, Bogor. E-mail: [email protected]

 

 

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,