Pegiat Lingkungan di Sumatera Selatan Berharap, Pemerintah Amerika Tidak Investasi Energi Kotor

 

 

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R. Donovan Jr, menyatakan ketertarikannya melakukan investasi energi di Sumatera Selatan (Sumsel). Terhadap rencana ini, para pegiat lingkungan hidup di Bumi Sriwijaya, berharap investasi difokuskan pada energi bersih dan berkelanjutan.

“Kita berharap, investasi tersebut bukan energi kotor yang memberikan dampak negatif bagi lingkungan hidup, seperti batubara,” kata Adio Syafri dari Hutan Kita Institute (HaKI), Jumat (07/04/2017).

Potensi energi di Sumatera Selatan, kata Adio, bukan sebatas batubara dan migas. “Potensi panas matahari, air, dan panas bumi di Sumsel cukup tinggi,” katanya.

Jika pemerintah Amerika Serikat berkomitmen terhadap pelestarian lingkungan hidup, sebaiknya investasi dilakukan pada energi bersih dan berkelanjutan. “Bukan bersumber dari energi kotor yang berdampak buruk bagi perubahan iklim global,” ujarnya.

Dijelaskan Adio, konsesi penambangan batubara di Sumsel luasannya mencapai 2,7 juta hektare. “Bayangkan betapa luasnya jika dibandingkan dengan luas Sumsel sekitar 8,9 juta hektare.”

Potensi batubara di Sumatera Selatan cukup menarik perhatian para pebisnis energi kotor. Sebab, sekitar 16,96 miliar ton atau 60 persen cadangan batubara nasional dengan kalori 4800-5400 Kcal/kg ada di sini.

“Dari luasan konsesi tersebut, sekitar 801.160 hektare berada di kawasan hutan, yakni 6.293 hektare berada di hutan konservasi dan 67.298 hektare di hutan lindung. Sisanya, 727.569 hektare ada di hutan produksi.”

Pernyataan senada disampaikan Zulfan dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sumatera Selatan. Sebaiknya investasi energi itu bukan pada batubara, sebab selain menyebabkan kerusakan hutan dan sungai, juga mengancam keberadaan masyarakat adat.

“Aktivitas batubara, selain membuat kerusakan lingkungan, juga mengubah perilaku masyarakat menjadi tidak baik. Nilai-nilai luhur masyarakat lokal dan adat mulai terkikis dengan seiring masuknya pertambangan,” jelasnya.

Sebelumnya, seperti disampaikan kepada sejumlah wartawan di Palembang yang dikutip dari Antara Sumsel.com, Joseph R. Donovan Jr, menyampaikan ketertarikan untuk investasi energi di Sumatera Selatan.

Selain melihat potensi energ yang ada, alasan itu dikarenakan juga Pemerintah Sumatera Selatan akan mengembangkan kawasan ekonomi khusus (KEK) dan pelabuhan Tanjung Api Api. “Dalam mengembangkan potensi yang ada kami akan memberdayakan perusahaan Amerika Serikat di Indonesia untuk berinvestasi,” katanya.

 

Biji nyamplung, mampu menghasilkan bioenergi dengan produktivitas tanam hampir tiga kali lebih tinggi dari sawit per hektare. Foto: Tommy Apriando

 

Lingkungan

Pada Rabu (05/04/2017), Donovan didampingi Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin memberikan kuliah umum kepada mahasiswa Universitas Sriwijaya, di Gedung Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya, Palembang.

Dalam kesempatan itu, Donovan mengajak seluruh mahasiswa untuk selalu menjaga dan merawat lingkungan. “Dengan selalu diingatkan dan disosialiasikan akan lebih mudah untuk menjaga lingkungan. Rasa peduli harus selalu tumbuh pada setiap orang, mulai dari hal kecil hingga besar.”

Donovan juga bertemu Walikota Palembang Harnojoyo. Dia mengapresiasi gerakan gotong royong Pemerintah Palembang membersihkan sungai dan parit dari sampah, setiap pekan. Gotong royong, bukan hanya menghidupkan kembali budaya luhur bangsa Indonesia, juga dapat membentuk perilaku masyarakat untuk peduli lingkungan.

“Saya lihat banyak keuntungan yang didapatkan Palembang, selain penghematan anggaran, juga dapat mengubah perilaku masyarakat yang semakin tergerus kemajuan teknologi,” tuturnya.

 

 

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,