Begini Semangat Komang Sarira, Difabel Penjaga Alam Desa Sumberkima

Swastiatu, demikian kata yang terlontar pertamakali, saat saya berkenalan dengannya.  Dia tidaklah berbadan normal seperti kebanyakan orang. Anak terakhir dari 7 bersaudara dari pasangan Kadek Galung dan Nengah Rasti ini, terlahir dengan kondisi fisik yang tidak sempurna. Sang kuasa memberikan tangan dan kaki yang lebih kecil dari ukuran normalnya. Iya, Komang Sarira adalah seorang penyandang disabilitas.  Dia bertempat tinggal di Desa Sumberkima, sekitar kurang lebih 30 km timur Pelabuhan Gilimanuk, Bali.

Walaupun mempunyai kekurangan dari sisi fisik, tetapi apa yang telah dilakukan untuk kampung halamannya, membuatnya sangat dihormati oleh orang-orang desa sumber kima.  Lulusan Fakultas Sastra Inggris Universitas Udayana ini memulai hal yang sebelumnya tidak dilakukan oleh penduduk kampungnya. Komang Sarira, atau biasa dipanggil Bli Ari ini, mengembangkan Desa Sumberkima menjadi desa tujuan wisata, yang mengutamakan pelestarian lingkungan.

 

 

Sebagai mantan atlit paralimpyc provinsi Bali, Komang Sarira pun kini aktif di NPC (National paralympic committee), organisasi untuk olahraga prestasi untuk kaum difabel . Komang sarira tekun melatih dan mencari bibit baru atlet – atlet paralympic, dengan tujuan mengangkat derajat orang-orang penyandang difabilitas. Dia pun melakukan banyak pendampingan bagi orang –orang yang mengalami cacat baru, karena kecelakaan ataupun penyakit. Dan sekarang Bli Ari bekerja sebagai PNS.

Pada awalnya, Bli Ari ini memang hanya melihat bahwa di desanya, masyarakatnya mempunyai penghasilan yang tidak sama. “ Ketimpangan ekonomi di sini sangat tajam dan hati saya tergerak berbuat sesuatu untuk mereka yang desa saya ini,” kataya. Setidaknya  itu yang dikatakan kepada saya, ketika saya menanyakan awal kenapa dia melakukan semua ini.

Bersama istrinya Luh Suladri, dia mendatangkan guru tari untuk melatih anak-anak di desanya, untuk kemudian diajaknya pentas ke hotel-hotel yang memang banyak terdapat di sana.  Tetapi lama kelamaan,  Bli Ari melihat ada sesuatu yang bisa dioptimalkan di desanya.

 

Meski penyandang difabel, Komang Sarira merupakan sosok penggerak di Desa Sumberkima, Bali untuk menjadi desa ekowisata dan menjaga kelestarian lingkungannya. Foto : Wisuda

 

Walaupun penyandang difabilitas, tetapi berkat ketekunannya, Bli Ari juga memiliki licence diving. Hobinya akan alam, mengantarkannya membulatkan tekad untuk bisa menyelam. Keindahan laut selalu membuatnya kagum akan ciptaan Sang Hyang Widhi.

Apalagi di dalam Hindu, agama yang dianutnya mengajarkan tentang Tri Hita Karana, yaitu tiga hal yang bisa yang bisa menyebabkan manusia bahagia. Yaitu, hubungan manusia dengan Yang di atas, hubungan manusia dengan alam sekitar, dan hubungan antara manusia dengan sesamanya. Hal itu semakin menguatkannya untuk lebih menjaga alamnya.

Komang sarira, adalah salah satu orang yang  memprakarsai pengembangan wisata di desanya yang berbasis ramah lingkungan. Hampir setiap waktu tertentu dia mengajak penduduk desa untuk mengadakan bersih pantai dan pulau.

 

Komang Sarira (dua dari kiri) bersama warga Desa Sumberkima, Bali, rutin membersihkan pantai di desanya untuk mendukung menjadi ekowisata dan tempat wisata. Foto : Wisuda

 

Dan hasil jerih payahnya itu mulai terlihat sekarang. Ekowisata mulai bertumbuh di Desa Sumberkima. Dermaga sederhana yang didirikannya bersama penduduk desa, untuk mengantarkan para turis menikmati indahnya laut sumberkima pun, mulai ramai didatangi wisatawan lokal dan manca negara.

Tak lupa, Komang Sarira juga, secara rutin mengajak sesama penyandang disabilitas, untuk  lebih mengerti alam, dengan mengajak mereka trekking keliling hutan dan mangrove, dan ber-snorkling ataupun menyelam. Dengan begitu, komang berharap desanya akan lebih maju, dan sekaligus terjaga alamnya.

Tidak perlu menjadi sempurna untuk melakukan hal yang besar dan berguna bagi masyarakat dan alam bukan?

 

Komang Sarira sedang menyelam di perairan Desa Sumberkima, sekitar kurang lebih 30 km timur Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Dia jadi motor penggerak kelestarian alam dan ekowisata di desanya tersebut. Foto : Wisuda
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , ,