Duh…Harimau Ini Luka-luka Kena Jerat, Begini Rekaman Video dan Foto Evakuasi

 

Nasib naas harimau Sumatera ini karena kaki terjerat pemburu di perkebunan kayu perusahaan di Desa Dolok Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan, Simalungun, Sumatera Utara, Jumat sore (5/5/17) sekitar pukul 13.42.

Warga sekitar desa tengah di kebun, melihat harimau terkena jerat. Warga langsung melaporkan kepada pegawai Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Aek Nauli. Laporan diteruskan ke Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Wilayah II, Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA Sumut).

Seno Pramudito, Kepala Bidang KSDA Wilayah II BBKSDA Sumut, Sabtu (6/5/17) mengatakan, dalam laporan, disebutkan Jun Sinaga melihat harimau terjerat di Desa Dolok Parmonongan. Lokasi tepatnya di hutan tanaman industri (HTI) milik PT. Toba Pulp Lestari (TPL).

“Saya dan anggota langsung turun ke lokasi. Kita meghubungi tim medis dari Taman Hewan Siantar, sambil membawa kandang besi sementara untuk evakuasi, ” katanya.

Saat tiba, harimau tampak terjerat dan meraung-raung. Ia tak dapat bergerak bebas, karena jerat kaki tersangkut pohon. Kondisi topografi miring.

Posisi kaki kiri terikat jerat dan tersangkut pohon dengan kepala diatas. Harimau jantan ini diperkirakan berusia sekitar tujuh tahun, degan tinggi sekitar satu meter, panjang 1,5 meter, dan berat kurang lebih 150 kilogram.

Melihat kondisi menyedihkan ini, tim evakuasi BKSDA dibantu masyarakat desa dan aparat kepolisian, langsung bertindak cepat.

Dokter hewan dari Taman Hewan Siantar langsung membius pakai alat bantu. Setelah kondisi sang raja rimba ini tak sadarkan diri, tim evakuasi secepatnya membuka jerat yang mengenai kaki kirinya.

Dari pemeriksaan awal, harimau mengalami luka bekas jeratan pada kaki depan kiri. Kaki kanan luka diduga jeratan juga diduga harimau berupaya melepaskan diri. Satwa ini langsung diangkut beramai-ramai ke kerangkeng besi di mobil pick-up Taman Hewan Pematangsiantar.

 

 

“Malam hari kita sampai di Pematangsiantar. Selanjutnya harimau ditangani, diberi obat. Hingga Jumat sore, satwa masih di Pematangsiantar menunggu tindakan selanjutnya, ” ucap Seno.

Di hutan tempat temuan harimau itu, beberapa tahun terakhir sering ada jejak diduga harimau dan warga desa sering melaporkan pada petugas.

Mencegah hal tak diinginkan, BKSDA terus melakukan penyadartahuan kepada masyarakat sekitar hutan, agar tak memburu atau menjerat harimau. Selain satwa ini terancam punah, juga diindungi UU.

Dari penyidikan awal, dan data, pemburu memasang jerat untuk babi dan rusa hutan. Sialnya, sekitar jerat babi ada harimau. Wilayah itu, katanya, memang home range harimau Sumatera.

Selain patroli dan penyadartahuan, juga operasi kawasan dan mencari jerat pemburu.

Menurut Seno, langkah utama dengan mengobati luka di kaki kiri dan kanan. Harapannya, satwa ini bisa segera sembuh agar bisa rilis ke alam.

Sembari menunggu kondisi kaki sembuh, katanya, ada kemungkinan harimau dititipkan di Suaka Margasatwa Barumun. Disana, BBKSDA punya tempat rehabilitasi dan habituasi satwa seperti harimau.

Harimau ini, bisa disatukan dengan Gadis, harimau betina, yang sudah terlebih dahulu disana. Gadis juga harimau dari evakuasi di hutan Simalungun. Gadis kurang beruntung, karena kaki terkena jeratan terpaksa diamputasi.

Dia berharap, satwa ini bisa menjadi pasangan serasi. Soal  kedua satwa rilis bersamaan, dia, belum dapat memastikan karena kondisi mereka berbeda.

 

Harimau yang terkena jeratan sesaat setelah evakuasi.

 

 

 

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,