Upaya Penyelundupan Ratusan Trenggiling di Medan Terbongkar, Ada Video Hasil Sitaan

 

 

Trenggiling terus menjadi sasaran empuk perdagangan. Terbukti, pada Senin malam (12/6/17), tim gabungan Western Fleet Quick Respone (WFQR) Pangkalan Utama TNI Lantamal Satu, dan Tim Libas Dispamal Mabes AL Jakarta, berhasil mengamankan ratusan trenggiling seberat satu ton di pergudangan 77 Titi Papan, Medan Belawan, Sumatera Utara (Sumut).

Saat penggerebekan, satwa dilindungi ini hidup dan mati, siap kemas dan rencana meluncur ke Malaysia, melalui jalur perairan Selat Malaka.

Laksamana Pertama Robert Walter Tapangan, Danlantamal I di Belawan, Selasa (13/6/17) mengatakan,   menggagalkan upaya penyelundupan ini, berkat ada informasi dari masyarakat.

Untuk menguatkan informasi ini, dia menugaskan tim intelijen menelusuri. Senin siang, mendapatkan titik terang. Setelah akurat, diputuskan penggerebekan di pergudangan Titi Papan, Medan Belawan.

Pasukan langsung menyergap, dan berhasil mengamankan setidaknya 225 trengiling. Selain mengamankan ratusan trenggiling seberat satu ton ini, pasukan juga mengamankan lima karung besar kulit trenggiling basah, empat karung besar kulit kering, dengan total sekitar 1.000 kg.

Robert bilang, pasukan sempat mendapatkan perlawanan. Sejumlah orang di dalam gudang, coba menutup pintu gudang, dan mencoba menghilangkan barang bukti. Namun pasukan TNI berhasil menggagalkan.

“Dari operasi ini dua pelaku di dalam gudang berhasil kita amankan beserta barang bukti trenggiling dan bagian tubuhnya, ” ucap Robert.

Dari pemeriksaan, satwa dilindungi ini diperoleh dari beberapa wilayah berbeda di Sumatera, antara lain Kota Binjai, Aceh dan Jambi.

 

Puluhan trenggiling bertumpuk dalam satu keranjang hingga banyak mati. Foto: Ayat S Karokaro

 

Dua pelaku disinyalir pekerja bisnis Ilegal ini, langsung dibawa ke komando untuk pengembangan kasus. Mereka adalah Sudirman (43), warga Medan, dan Ermanto (43), warga Langkat.

Robert menyatakan, dari pemeriksaan pelaku, setelah di Malaysia, trenggiling akan diolah jadi bahan sabu-sabu. Setelah berhasil, zat psikotropika ini akan beredar kembali di Indonesia. Dari keterangan tersangka, keseluruhan barang tangkapan ini bernilai sekitar Rp2,5 miliar.

Di POM AL Lantamal I Belawan, penyidik terus mendalami apa peran dan keterlibatan dua pelaku demi mengembangkan kasus dan mencari otak serta jaringan sindikat perdagangan satwa ini.

“Kita masih dalami kasus ini untuk membongkar jaringan lain yang belum tertangkap.”

Dia bilang, jaringan penyeludupan satwa bekerja cukup rapi. Mereka memiliki orang-orang yang bertugas sebagai informan, mencari tahu apakah saat menyeludupkan melalui jalur laut, ada operasi atau tidak. Hal ini, katanya, jadi kendala sendiri bagi mereka membongkar kasus ini.

Diapun menggandeng berbagai pihak di perairan Selat Malaka, untuk memberikan informasi apapun jika menemukan hal mencurigakan.

Pemasangan stiker bertuliskan nomor telephone pengaduan Lantamal I juga mereka lakukan di kapal nelayan. Harapannya, dapat membantu petugas mencegah penyeludupan satwa dilindungi.

 

Ada sekitar 1.000 kg sisik trenggiling berhasil diamankan. Foto: Ayat S Karokaro

 

 

Serahkan ke KLHK

Pada Selasa sore, ratusan trenggiling baik mati maupun hidup, diserahkan ke Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gakum LHK) Sumatera di Medan.

Sebelum dibawa, petugas Karantina Hewan dan Tumbuhan memeriksa kondisi satwa-satwa ini. Petugas memisahkan trenggiling hidup dan mati. Juga pemeriksaan kesehatan bagi yang hidup.

Petugas Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Sumut dibantu pasukan TNI AL menurunkan ratusan trenggiling dalam keranjang, dari truk milik TNI. Satwa-satwa ini dihitung ulang.

Ada yang menyedihkan, pada Senin malam hingga Selasa pagi, trenggiling hidup 199 dan mati 24, ketika diturunkan dari truk mati bertambah jadi 82. Petugas BKSDA Sumut juga menemukan ada sembilan trenggiling kritis, dan 24 lain mati tanpa ada sisik.

Trenggiling mati, diduga salah satu penyebab kekurangan cairan dan udara dalam kandang. Ditambah lagi keranjang padat ditumpuk, dan cuaca panas.

Seluruh barang bukti dibawa ke Markas Brigade Macan Tutul di Marendal, Deli Serdang, Sumut termasuk dua tersangka untuk penyidikan lebih lanjut. Rencananya, BBKSDA Sumut secepatnya merilis ratusan trenggiling ini ke alam.

 

Trenggiling sitaan yang masih hidup. Foto: Ayat S Karokaro

 

 

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , ,