Sakit sampai Mulut Berbelatung, Harimau dari Sosopan Ini Tak Tertolong

 

Kala peroleh laporan harimau turun ke perkampungan di Sosopan, BKSDA lakukan pengecekan. Mereka halau harimau dengan meriam bambu. Ada lagi laporan harimau terlihat warga, kala cek lapangan BKSDA menemukan harimau sakit, tak berdaya. Evakuasi dan perawatan medis dilakukan, tetapi satwa naas tak tertolong. Tak ada luka di tubuh harimau, hanya kaki bengkak dan mulut berbelatung…

 

Seekor harimau jantan diperkirakan berusia tiga tahunan, ditemukan lemah tak berdaya di perkerbunan warga di Desa Haporas, Kecamatan Sosopan, Kabupaten Padang Lawas Sumatera Utara (Sumut), Senin (10/7/17).

Satwa terancam punah ini, menurut kesaksian warga desa sejak Sabtu (8//7/17) terlihat warga bersama harimau lain menampakkan diri di desa dan lalu lalang di perkebunan warga.

Khawatir ada korban jiwa, warga desa melaporkan kepada pasukan TNI yang bertugas di sekitar desa, termasuk petugas Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Wilayah III.

Gunawan Alza, Kepala Bidang Wilayah III Balai Besar Konservasi Sumberdyaa Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut), kepada Mongabay Selasa siang (11/7/17), menjelaskan, mendapat informasi dari warga desa mengenai harimau terlihat di perkebunan dekat desa. Dia langsung turun ke lokasi, Sabtu.

BKSDA menghalau harimau keluar dari wilayah manusia menggunakan meriam bambu. Warga melihat ada dua harimau. Setelah pengusiran, kedua harimau kembali ke hutan.

Pada Senin, mereka mendapat informasi warga ada harimau di perkebunan. Saat cek benar, tetapi ada keanehan, ketika didekati, harimau hanya diam. Setelah pengecekan lebih dalam, ternyata satwa terancam punah ini sakit, hanya tertidur lemah.

Setelah mengetahui harimau sakit, katanya, langsung mengevakuasi dengan jaring, dan membawa ke Suaka Barumun, untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Setelah beberapa jam menjalani perawatan tim dokter hewan di Barumun, kesehatan harimau terus menurun. Pada Selasa sekitar pukul 11.00 siang, tim medis menyatakan harimau ini mati.

Gunawan menyatakan, tim medis sudah berusaha maksimal menolong harimau jantan yang turun ke perkampungan ini. Saat ditemukan Senin di perkebunan dekat hutan, kondisi benar-benar parah.

Untuk mengetahui penyebab utama kematian harimau, BKSDA melakukan otopsi dan pengambilan sejumlah sampel tubuh dan darah. Sampel dibawa ke laboratorium untuk analisis penyebab satwa ini sakit dan mati.

Tubuh harimau, katanya, tak ada luka hanya kaki ada pembengkakan. Mereka terus dalam penyebab harimau kritis dan mati.

“Kalau yang luka tak ditemukan pada tubuh luar. Ini dugaan ada bagian dalam, hingga otopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematian,” katanya,. Usai otopsi, harimau langsung dikuburkan di Barumun.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah VI Kota Pinang, Darmawan, mengatakan,  untuk mengetahui penyebab kematian harimau, Senin malam dilakukan necropsy untuk melihat bagian dalam harimau. Tim medis juga mengambil beberapa sampel organ tubuh untuk cek laboratorium.

Saat necropsy, tak adanya kelainan pada organ dalam tubuh dan kondisi normal. Hanya lambung dan usus penuh bulu/rambut binatang, namun tak diketahui jenis binatangnya.

 

Kesimpulan sementara, penyebab kematian harimau sakit sudah agak lama sekitar satu-dua minggu terlihat dari muncul belatung di mulut.

“Kemungkinan ada faktor lain penyebab kematian ini, kita menunggu pemeriksaan laboratorium.”

Soal harimau keluar hutan, menurut Gunawan, keungkinan ada kaitan dengan hutan makin menipis. Dia bilang, lokasi temuan harimau itu  merupakan home range satwa itu tetapi sudah terjadi pembukaan lahan hingga habitat mereka rusak.

Guna mencegah konflik dengan manusia, BKSDA terus sosialisasi kepada masyarakat desa dekat hutan, agar tak membuka lahan yang bisa merusak habitat harimau.

Selain itu, BKSDA mengimbau agar tak membuat kandang ternak seperti kambing dan lembu, dekat dengan hutan. Kandang ternak dekat hutan, katanya, bisa memancing satwa turun dan berburu binatang peliharaan.

“Sosialisasi terus kami lakukan. Soal ancaman warga diterkam harimau juga kita sampaikan, salah satu jangan pergi ke kawasan hutan pada sore dan petang hari sendirian,” katanya.

BKSDA, katanya, akan pasang video pengintai guna mengetahui berapa harimau turun ke perkampungan di hutan Sosopan ini.  Selama ini, BKSDA selalu mendapatkan laporan warga melihat harimau.

Di Sosopan, sebelum ini juga pernah dilakukan penyelamatan anak harimau dari jerat pemburu.

 

 

 

 

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , ,