“Kodok Setan” Ini Pernah Hidup di Muka Bumi

 

 

Kita mungkin tak pernah membayangkan bila di zaman purba, ada spesies kodok yang mampu memangsa dinosaurus, satwa yang memiliki ukuran dan bobot tubuh besar. Sulit dimengerti memang, karena yang kita tahu, kodok moderen yang tubuhnya paling besar hanya seukuran setelapak tangan manusia.

Baru baru ini, tim peneliti dari berbagai negara melaporkan sebuah penelitian yang mengejutkan. Ini terkait jenis kodok yang sudah punah, yang dikenal sebagai devil frog atau “kodok setan”. Hasil penelitian ini sebagaimana dipaparkan di Nature.com.

Para peneliti dari Australia, Amerika Serikat, dan Inggris menyatakan, dahulu kodok purba yang mereka teliti adalah pemangsa dinosaurus. Seperti halnya hewan purba lainnya, kodok purba ini ukurannya lebih besar dan lebih mengerikan dibanding dengan kodok saat ini.

Para peneliti dari University of Adelaide (Australia), California State Polytechnic University (AS), dan University College London (Inggris) itu, menemukan kodok pemangsa dinosaurus di Madagaskar yang hidup sekitar 70 juta tahun lalu. Mereka menamakannya Beelzebufo ampinga.

Untuk sampai pada tahap kesimpulan kekuatan ‘kodok setan’ tersebut, tim peneliti mengukur gigitan keturunan kerabat Beelzebufo ampinga yang masih hidup. Salah satunya adalah kodok bertanduk di Amerika Selatan.

 

Kodok bertanduk Cranwell ini gigitannya diukur untuk dibandingkan dengan kekuatan gigitannya Beelzebufo. Kredit foto: K. Lappin et al/Scientific Reports via Live Science

 

Dikutip dari laman Live Science, para peneliti itu melakukan pengukuran pertama kekuatan gigitan katak bertanduk Cranwell yang dijuluki “Pac-Man” tersebut. Kemudian, para peneliti meningkatkan risetnya untuk menentukan kekuatan gigitan kodok dalam kekerabat yang telah punah tersebut.

Dalam pengujian pada kodok bertanduk Cranwell, delapan kodok yang berukuran antara 4 cm-9,6 cm, dengan kepala berdiameter 1,5 cm-3,2 cm, dan lebar sekitar 2,2 cm-4,6 cm, diuji kekuatan gigitannya.

Kebanyakan kodok memiliki rahang yang relatif lemah dan memakan mangsa kecil sehingga mereka terlebih dahulu menundukkan lidah lengketnya. Tapi, kodok bertanduk poli Amerika Selatan dari Genus Ceratophrys ini memiliki gigitan yang sangat kuat. Sangat memungkinkan untuk merebut dan menahan mangsa sebesar kodok itu sendiri.

“Tidak seperti kodok kebanyakan yang punya rahang lemah dan umumnya mengonsumsi mangsa kecil, kodok bertanduk ini menyergap hewan yang sama besarnya. Kodok ini memangsa ular, hewan pengerat lainnya,” jelas salah satu penulis studi, Marc Jones.

 

Bentuk gigi Kodok Cranwell yang dijuluki “Pac-Man”. Kredit foto: Scientific Reports via Daily Mail

 

Dengan pengukuran itu, peneliti bisa memperkirakan bagaimana kekuatan rahang kodok yang telah punah tersebut. Tim peneliti pun menggunakan alat khusus yang terdiri dari dua plat logam yang dilapisi dalam kulit.

Menggunakan basis rasio kekuatan gigitan, ukuran kepala dan tubuh, tim peneliti kemudian memperkirakan kodok bertanduk dengan ukuran lebar kepala 10 sentimeter berkekuatan gigit mencapai 500 N, yang benar-benar bisa menelan hewan dengan ukuran kepala yang sama.

Selanjutnya, tim memperkirakan kekuatan katak Beelzebufo ampinga ini, yang asilnya, katak punah ini diperkirakan memiliki panjang sekitar 41 sentimeter dengan bobot seberat 4,5 kilogram. Dengan ukuran itu, kekuatan gigitannya mencapai 2200 N, setara dengan gigitan serigala.

“Dikombinasikan dengan ukurannya yang sangat besar, kekuatan gigitan Beelzebufo, bisa membuat binatang tersebut memangsa dinosaurus muda,” tambahnya.

Perhitungan dalam studi tersebut berhasil memperkirakan bahwa pada ukuran sebesar bola pantai, gigitan “kodok setan” ini akan sama kuatnya dengan serigala atau singa betina dewasa, atau harimau. Hal ini membuat Beelzebufo mampu memangsa buaya atau dinosaurus kecil yang berbagi habitat dengannya – terutama jika kebiasaan berburunya serupa dengan kodok “Pac-Man”. (Berbagai sumber)

 

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,