Badan Usaha Milik Desa, Upaya Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Disekitar Gambut. Seperti Apa?

 

 

Program Desa Peduli Gambut (DPG) yang digagas Badan Restorasi Gambut (BRG) bukan hanya bertujuan membangun desa yang peduli akan lahan gambut. Tetapi juga, turut meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Bagaimana caranya?

“Caranya dengan mengembangkan Badan Usaha Milik (BUM) Desa. Kegiatan ini sesuai amanat UU No.6 Tahun 2014 yang menginginkan desa menjadi mandiri, partisipatif, transparan, dan akuntabel,” jelas DD Shineba, panitia pelaksana dari BRG pada Pelatihan Pengembangan Badan Usaha Milik Desa di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (25/09/17).

Shineba melanjutkan, dalam undang-undang tersebut dinyatakan pembangunan desa bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia serta menanggulangi kemiskinan, melalui pemenuhan kebutuhan dasar dan pembangunan sarana dan prasarana. “Hal yang tidak kalah penting adalah pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan, dengan mengedepankan kebersamaan dan kekeluargaan guna mewujudkan keadilan sosial.”

Dalam pelatihan yang berlangsung hingga Sabtu (30/9/17) itu, para peserta perwakilan dari 36 DPG di Sumatera; Riau, Jambi dan Sumatera Selatan, diajarkan cara mengembangkan BUM Desa demi mendukung restorasi gambut.

“Pelatihan ini dirancang untuk memberikan bekal yang lengkap kepada calon dan pengelola BUM Desa dari aspek regulasi, gagasan, studi kelayakan, hingga pembukuan sederhana. Termasuk, kemampuan membaca dan menganalisis laporan keuangan demi perbaikan kinerja.”

 

Baca: Luas Gambut yang Direstorasi di Sumatera Selatan Kemungkinan Berkurang. Mengapa?

 

Dengan kondisi tersebut, diharapkan keberadaan DPG turut menyelaraskan pembangunan desa, termasuk di dalamnya pemberdayaan ekonomi. Sebab, desa-desa yang berada di kawasan gambut memiliki potensi ekonomi yang baik, hanya saja memiliki keterbatasan dalam hal optimalisasi.

“Secara riil, hambatan utamanya adalah sumber daya manusia yang masih lemah dan model kordinasi yang belum dipahami, sebagai upaya bersama menyelesaikan masalah,” jelas Shineba.

 

Peta persebaran lahan gambut di Sumatera Selatan. Sumber: HaKI (Hutan Kita Institute)

 

Secara umum, ada empat tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini. Pertama, para peserta memahami urgensi BUM Desa dalam pembangunan desa dan revitalisasi ekonomi masyarakat dalam rangka restorasi gambut. Kedua, peserta memahami regulasi dan tata kelola BUM Desa. Ketiga, peserta mengerti potensi desa dan mampu mengembangkan gagasan usaha dan menyusun studi kelayakan BUM Desa. Keempat, peserta dapat menyusun kelembagaan BUM Desa.

“Desa Peduli Gambut ini diharapkan memiliki kemampuan mengidentifikasi potensi ekonominya untuk membangun BUM Desa,” terangnya.

 

Sebaran areal gambut yang menjadi target restorasi di Indonesia. Sumber: Badan Restorasi Gambut

 

Potensi

Dr. Yenrizal Tarmizi, Wakil Koordinator Tim Restorasi Gambut (TRG) Sumsel, usai membuka acara menyatakan, kegiatan ini berpeluang besar mengatasi persoalan kerusakan lahan gambut. “Pemaknaan gambut dalam beberapa tahun terakhir, umumnya untuk dijadikan perkebunan dan diambil hasil hutannya, sehingga gambut rusak. Padahal, potensi ekonomi di wilayah gambut sangat besar untuk dimanfaatkan. Seperti dari sektor perikanan atau produk hasil tanaman khas gambut sebut saja sagu, jelutung, rumput purun, hingga green diesel atau energi nabati,” katanya.

Menurut Yenrizal, DPG harus membuktikan bila memanfaatkan gambut itu akan membuat hidup masyarakat makmur dan lingkungan terjaga. Bukan sebaliknya, dirusak. Untuk Sumatera Selatan, menurutnyaa, saat ini ada 174 desa yang berada di sekitar lahan gambut, yang disebut Desa Peduli Api (DPA). Targetnya adalah selain masyarakatnya peduli gambut, lingkungan mereka juga terjaga. “Saya berharap, DPG di Sumatera Selatan yang saat ini berjumlah 15 unit dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain yang sudah ditargetkan,” katanya.

Selain Yenrizal, kegiatan ini juga menghadirkan Myrna Safitri, Deputi III BRG, yang menyampaikan berbagai program BRG, tujuan dan target utama DPG.

 

 

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,