Panda Hu Chun dan Cia Tao Datang, Berharap Berkembangbiak di Taman Safari

 

Setelah proses cukup panjang sejak 2008, akhirnya Tiongkok meminjamkan dua panda raksasa (giant pandas) mereka kepada Indonesia. Si betina, Hu Chun dan panda jantan Cai Tao, tiba di Bandara Soakarno Hatta, Jakarta, Indonesia, Kamis (28/9/17) pukul  08:50.

Selama satu bulan, keduanya akan menjalani karantina di Taman Safari Indonesia, Ciasarua, Bogor, sebelum dibuka untuk umum. Masa ini sangat penting untuk beradaptasi dengan lingkungan, memperhatikan kesehatan dan kerentanan penyakit.

Baca juga: Cai Tao dan Hu Chun, Sepasang Panda Ini Segera Datang ke Indonesia

Kedua panda berusia tujuh tahun ini menempuh perjalanan udara selama 6 jam 45 menit dari Bandara Chengdu menuju Jakarta. Keduanya dalam kondisi sehat dan mengantongi health certificate RCGP. Kendati demikian, kesehatan sepasang panda ini akan dipantau lebih insentif dalam karantina.

”Kita harus juga ada rumah sakit dan air minum bersih, juga ada tempat peristirahatan. Yang jelas makanannya harus diatur ada bambu. Makan panda 99% bambu, 1%-nya sayur dan buah-buahan,” kata Jansen Manansang, Direktur Utama Taman Safari Indonesia usai penyambutan kedatangan panda, Kamis (28/9/17).

Setiap hari, panda raksasa dewasa memerlukan 17 kilogram atau 10-14 kilogram batang bambu. Untuk mengamankan ketersediaan makanan, TSI sudah menyiapkan 10 hektar ditanami 63 jenis bambu, 29 paling disukai, 10 jenis ada di Indonesia.

”Jika lingkungan, makanan dan nutrisi cocok dan baik, pasti breeding juga mendukung,” katanya.

Satwa yang memiliki bobot lebih 100 kg ini akan memiliki rumah di ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut dengan suhi harian 15-24 derajat celcius. Bahkan, panda di alam bebas di habitat asli mampu hidup sampai 39 derajat celcius. Tempat tinggal mereka berdua dinamakan Rumah Panda Indonesia.

Rancangan arsitektur bergaya oriental diharapkan mampu membuat ‘istana’ seluas 4.800 meter persegi ini layak rumah. Ia terbagi atas empat habitat, dua di dalam ruangan dan dua luar ruangan.

Lanskap pegunungan yang selalu diselimuti kabut dan hutan lebat pun menambah pesona ekosistem untuk panda.

Habitat ini, katanya, dilengkapi area khusus edukasi, perawatan kesehatan hewan dan penelitian medis, begitu juga persiapan makanan dan pengolahan bambu.

Mulyanto, Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani mengatakan, akan mengamati dan memantau berkala kondisi kesehatan kedua panda dan pengembangbiakkan di Indonesia.

”Ini hewan eksotik, hewan langka. Dalam masa karantina kita insentif menjaga kesehatan, mempelajari masalah penyakit apa saja yang kemungkinan terbawa atau mungkin ketularan dengan penyakit di Indonesia,” katanya.

Masa karantina nanti, sepasang panda ini akan pengecekan ulang soal penyakit, dari cek air seni, jantung, darah, gigi dan feses. Pandapun akan dilakukan condition training  untuk duduk, makan dan membuka mulut kala makan.

Satwa ini terhitung spesifik, mirip beruang di Indonesia,  namun herbivora. Adapun, kerentanan penyakit yang kemungkinan terjangkit seperti bakteri salmonella spesies, rabies, sirosis hati dan TBC. Meski demikian, kerentanan ini masih tahap eksplorasi dan pengawasan.

 

Tempat panda bermain. Foto: Taman Safari Indonesia/ Mongabay Indonesia

 

Pengembangbiakan

Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengatakan, kesempatanbreeding loan merupakan bukti kepercayaan internasional terutama Tiongkok terhadap upaya pengelolaan konsevasi eksitu Indonesia.  “Indonesia telah menerapkan standar pengelolaan dan pemeliharaan satwa dillindungi di lembaga konservasi secara baik,” katanya kala menyambut panda.

Sun Weide, Kuasa Usaha Sementara dan Minister Counsellor Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia mengatakan, kedatangan panda untuk membangun jembatan baru dalam memfasilitasi pertukaran antara kedua negara sahabat.

”Memberikan intensif baru kepada kerjasama Tiongkok-Indonesia di bidang people-to-people exchange,” katanya.

Meskipun pinjam buat pengembangbiakan ini, diinisiasi sejak 2008, tetapi nota kesepahaman ditandatangani 1 Agustus 2016 antara Pemerintah Indonesia dan Tiongkok. Juga nota kerjasama business to business antara PT. Taman Safari Indonesia dengan China Wildlife Conservation Association (CWCA).

”Usia mereka tujuh tahun, sekarang ini istilahnya sedang pacaran panda, kita berharap satu tahun ke depan mereka sudah bisa kawin dan punya anak,” ucap Siti.

Panda betina memiliki kesuburan optimal dalam setahun hanya dua hari. Untuk itu, katanya, perlu teknologi pengembangbiakan yang canggih. Masa perkawinan panda raksasa ini berkisar antara Februari hingga Mei, sedangkan kelahiran Juni hingga Oktober.

Tanda-tanda musim kawin, nafsu makan panda menurun, perubahan warna dan besar vulva, senang bermain air dan mau bersebelahan bersama jantan.

Siti berharap, dalam tiga tahun sudah berkembangbiak. ”Nanti setelah anak lahir usia 2-3 tahun, harus kembali.”

Pemulangan anak-anak panda ini untuk menghindari perkawinan sedarah yang berpotensi merusak genetik dan menyebabkan cacat.

 

Panda di Bandara Soekarno-Hatta, baru tiba dari Tiongkok. Foto: Lusia Arumingtyas/ Mongabay Indonesia

 

Menurut Jansen, akan melakukan persiapan dalam memperhitungkan waktu yang tepat untuk kawin. TSI akan memeriksa darah dan kontrol air kencing setiap bulan guna memastikan masa perkawinan.

”Apa yang dilakukan Taman Safari Indonesia ini jadi dasar membantu konservasi panda dari China.”

Wiratno, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK menyebutkan, kala masa kawin akan dilakukan penutupan kandang hingga tak jadi tontonan.

Panda, katanya, sangat sensitif. ”Kami monitoring dan proses pembelajaran harus kita ikuti. Reporting dari saat ini kita sudah pantau bersama.”

Berdasarkan International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), satwa ini tercatat dalam zona merah. Berkat usaha Tiongkok merehabilitasi, pada 2016 satwa ini masuk spesies rentan (vulnerable) dari sebelumnya terancam (endangered).

Kini, habitat panda raksasa di alam bebas pada 2017 tercatat sekitar 1.800. Pada 1962,  keluar larangan perburuan oleh Pemerintah Tiongkok, mulai program konservasi 1992.

 

Istana Panda di Taman Safari Indonesia. Foto: Taman Safari Indonesia/ Mongabay Indonesia

 

 

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,