Langit Gebe, hari itu begitu cerah. Cuaca panas. Angin laut bertiup dari arah Pulau Gag, Raja Ampat, bikin gerah. Meskipun begitu, cuaca panas seakan lenyap begitu saja kala menyusuri dan menyaksikan keindahan pasir putih dan air laut nan biru. Tampak beberapa keluarga juga menikmati pantai tak jauh dari Kampung Sanafi dan Umera ini.
Baca juga: Kala Perusahaan Tambang Silih Berganti Eksploitasi Pulau Gebe (Bagian 1)
Di Pantai Sanafi, sebagian warga memancing ikan, ada juga yang bersantai di bawah pepohonan rindang.
”Beginilah kebiasaan warga. Jika ada waktu senggang terutama Minggu, mereka ke pantai, sambil membawa pancing dan bahan makanan seperti pisang dan singkong untuk dibakar lalu makan dengan ikan,” kata Haidar Hi Husen, warga Sanafi.
Keindahan alam, pantai dan laut tak hanya di sekitar Desa Sanafi. Di Desa Umera, tepatnya di ujung selatan Pulau Gebe juga memiliki pemandangan alam pantai dan bawah laut yang memukau.
Di Umera, salah satu desa di ujung selatan Gebe, misal, selain memiliki potensi wsata alam pantai menarik, juga kekayaan bawah laut yang masih asli dengan beragam pesona. Kawasan ini, belum tergali baik.
Baca juga: Hutan Sagu di Pulau Gebe Terancam Tambang (Bagian 3)
Beberapa penyelam di laut Tanjung Umera bilang, kalau daerah ini terumbu karang cukup indah. Ia juga tempat bermain lumba-lumba.
”Kami sudah beberapa kali menyelam, alam bawah laut cukup indah,” kata Nurhalis, penyelam asal Tidore yang sudah beberapa kali menyelam di Tanjung Umera ini.
Di Pulau Fofao, depan Gebe juga memiliki potensi wisata dan pemandangan tak kalah menarik. Di pulau ini ada hutan mangrove padat dengan terumbu karang dan ikan ikan karang masih banyak. Tak ayal, warga pun jadikan sekitar pulau ini destinasi memancing.
“Pulau Fofao ini spot memancing,” kata Abdullah Masuara, petugas Bea Cukai Ternate yang bertugas di Gebe.
Menurut dia, Fofao paling menarik sebagai tempat wisata terutama yang hobi memancing. Sedang di sepanjang pantai utara ke selatan Gebe, ketika air laut surut bisa lihat terumbu karang menghampar di tepi pantai. “Ini kenikmatan yang tak terkira.”
Di pulau ini, juga bisa menyaksikan hamparan pasir putih dengan lautan yang bersih. “Ini sebenarnya gambaran sebagian tempat di Gebe belum ada eksploitasi. Pemandangan alam memesona ini bisa dinikmati siapa saja yang mengunjungi Gebe,” kata Faisal S, pemuda Desa Sanaf Kacepi.
Pulau ini tak jauh dari Raja Ampat, Kepulauan Papua. Hanya perlu 2,5 jam dengan speedboat dari Gebe. Ia dekat dengan Pulau Wayak, yang terkenal di Raja Ampat.
Bicara kondisi alam dan bawah laut juga tak berbeda jauh. Ada sebagian orang menyebut Raja Ampat adalah sepotong surga yang diciptakan Tuhan dan jatuh ke bumi. Begitu pula Pulau Gebe, biasa orang menyebut, Gebe adalah sepotong surga yang hanyut dari Raja Ampat.
Keindahan alam ini, katanya, kalau dikembangkan bisa jadi sumber pendapatan masyarakat dan daerah. “Harapan kita semua pihak bisa berpikir mengembangkan pariwisata Pulau Gebe,” kata Nurhayati Rais, tokoh perempuan Gebe.
Dia bilang, pengembangan pariwisata perlu segera, apalagi Gebe sudah memiliki sarana pendukung lumayan dari peninggalan perusahaan tambang negara, PT Aneka Tambang (Antam) ketika angkat kaki dari Gebe.
Ada lapangan terbang, pelabuhan laut, lapangan golf, perumahan mewah milik petinggi Antam dan sarana lain.
Menurut dia, potensi ini harus didorong agar pendapatan warga meningkat. Dengan begitu, katanya, warga tak mengharapkan tambang sebagai sumber pendapatan. Apalagi aset-aset itu, katanya, telah diserahkan Antam kepada Pemerintah Gebe.
Beberapa tempat yang memiliki potensi wisata perlu dikembangkan terutama pemandangan alam dan keindahan bawah laut.
Pulau Gebe, salah satu pulau kecil, di antara Pulau Halmahera dan Papua. Saat ini, di Pulau Gebe ada sembilam IUP. Dari Izin ini nyaris menguasai habis lahan di pulau ini.
Muhlis, Sekdes Umera berharap, besar ke pemerintah segera mengambil langkah mengembangkan potensi selain tambang.
Bagi dia, potensi pariwisata cukup menjanjikan mulai dari pemandangan pantai bawah laut dan lain-lain. “Potensi wisata banyak tetapi belum disentuh pemerintah.”
Syarif Nurdin, Kepala Dinas Pariwisata Halmahera Tengah mengatakan, saat ini pemerintah daerah fokus pengembangan potensi wisata di Weda dan sebagian Patani.
Dia bilang, ada beberapa zona prioritas pengembangan, tetapi belum masuk Gebe. Padahal, dia menyadari kalau Gebe bisa satu rangkaian dengan Raja Ampat. “Pengembangan destinasi wisata perlu dukungan dana. Sangat tergantung anggaran pemerintah,” katanya.
Anggaran untuk wisata 2018 ini, katanya, baru ada dana alokasi khusus (DAK) Rp2,3 miliar dengan rencana bangun dua tempat wisata di Weda.
“Mungkin 2019 baru rencanakan pengelolaan potensi wisata Gebe,” katanya, seraya bilang, Gebe sudah banyak fasilitas hingga lebih mudah menata.
Jadi, bagaimana masa depan Gebe? (Selesai)
Keterangan foto utama: Mencari kerang. Anak anak Gebe sibuk mencari kerang di antara terumbu karang di Desa Sanaf Kacepi. Foto: Mahmud Ichi/ Mongabay Indonesia