Pernahkah sebelumnya kalian mendengar Taka Bonerate? Yup, salah satu dari 7 Taman Nasional Laut yang dimiliki negeri kita tercinta. Berada di ujung semenanjung Pulau Sulawesi, tepatnya di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Taman Nasional yang terkenal dengan keindahan gugusan atol ketiga terbesar di dunia ini mampu membius siapapun yang berkunjung ke sana.
Secara harfiah nama Taka Bonerate diambil dari bahasa Bugis yang memiliki arti hamparan karang di atas pasir. Yang sudah berkunjung dan melihat langsung, pasti tidak akan merasa heran mengapa dinamakan seperti itu.
Berkunjung ke surga tersembunyi ini sekarang tidaklah sesulit beberapa tahun yang lalu. Dari tempat asal, kita bisa memulai perjalanan dengan pesawat menuju ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar. Dari Makassar, kita akan menuju ke Pulau Selayar. Bisa memilih perjalanan udara ataupun darat, kemudian dilanjutkan penyeberangan laut.
baca : Beginilah Surga Di Takabonerate
Untuk perjalanan udara melalui Bandar Udara Sultan Hasanuddin menuju Bandar Udara H. Aroeppala dapat ditempuh dalam waktu 35-45 menit, saat ini sudah tersedia tiga maskapai penerbangan yang melakukan penerbangan setiap harinya.
Untuk jalur darat dengan total waktu yg diempuh selama 8-9 jam dengan bus menuju Pelabuhan Bira, Bulukumba selama 5 jam dan menyeberang dengan menggunakan kapal feri menuju pelabuhan Pamatata, Kepulauan Selayar)selama 2 jam dan kembali melanjutkan perjalanan darat menuju terminal bus kota Benteng selama kurang lebih 2 jam.
Setibanya di Pulau Selayar, kita bisa berkunjung ke kantor Balai Taman Nasional (TN) Taka Bonerate untuk mencari informasi terkait kapal laut yang akan ditumpangi ke Kawasan sekaligus mengisi dan membayar Simaksi (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi).
Karena belum ada kapal reguler yang berangkat tiap harinya. Alternatif untuk jalur penyeberangan ada dua melalui Pelabuhan Rauf Rahman Benteng selama 8-9 jam atau melalui perjalanan darat selama 1 jam lebih menuju Pelabuhan Pattumbukang dan menyeberang selama 5 jam menuju kawasan.
Sembari menunggu jadwal pemberangkatan, tidak ada salahnya untuk mencicipi kuliner khas Pulau Selayar terlebih dahulu. Makan siang dengan Nasi santan dan ikan bakar tak boleh dilewatkan begitu saja. Aroma dan rasa gurih nasi santan beradu dengan segarnya berbagai jenis ikan yang dibakar dengan sabuk kelapa plus cobek-cobek (sambal) khas dengan belimbing wuluh yang menggoda selera.
Nah berikut Ada beberapa Pulau di kawasan yang wajib dikunjungi :
1. Pesona Pulau Jinato
Pulau Jinato memang bukan primadona di kawanan TN. Taka Bonerate namun pesonanya tak kalah dengan pulau-pulau lain. Dihuni oleh suku Bugis, pulau ini menyuguhkan keramahan penduduknya. Itulah kenapa tersedia homestay untuk wisatawan di rumah-rumah penduduk.
Terlebih sudah dibentuk Model Desa Konservasi (MDK) disini, sehingga beberapa penduduk sudah dilatih menerima dan menjadi pemandu bagi tamu yang datang. Kearifan lokal yang masih terjaga, pembuatan perahu, proses pembuatan minyak kelapa dan masih banyak lagi.
Tidak hanya itu, pesona keindahan matahari terbit dan terbenam bikin kita gagal move on. Hamparan pasir putih di Bunging Jinato. Belum lagi pesona bawah lautnya dengan dua titik selam andalan yaitu Jinato Wall Paradise dan Jinato The River. Tak jauh dari pos Jagawana ada Taman Transplantasi Karang yang dikelola masyarakat dan Balai TN. Taka Bonerate.
baca juga : Beginilah Nasib Kima Di Takabonerate
2. Pulau Lantigiang Si Pulau Eksotik
Dengan waktu tempuh 20 menit dari Pulau Jinato, kita bisa menyambangi Pulau eksotik… Lantigian. Pulau kecil tak berpenghuni di utara Pulau Jinato ini menyuguhkan keindahan pasir putih bak tepung yang menyilaukan mata.
Air laut yang sangat jernih bak kolam cermin. Kita bisa berenang bebas dan snorkling disini. Menunggu matahari terbenam, berkemah untuk menikmati taburan bintang di langit dan tentu saja menikmati indahnya matahari terbit menjelang pagi.
3. Budaya Lolo Bajo Pulau Rajuni
Selain dikenal sebagai pusat kerajaan/pemerintahan kawasan Taka Bonerate pada masa lampau, Pulau Rajuni juga dikenal dengan Budaya Lolo Bajo. Terdapat beberapa tradisi unik yang masih sangat lestari di pulau ini. Salah satunya yaitu prosesi pernikahan unik Lolo Bajo.
Pada saat setelah lamaran dan lamaran tersebut diterima maka dilakukan proses menaikkan bendera/panji-panji keturunan Lolo Bajo yang biasa disebut Ulla-ulla. Prosesi ini dilaksanakan bersama dengan atraksi gendang dan pencak silat serta mengenakan bambu anyaman atau disebut Wala Suji.
Ulla-ulla berupa bendera berbentuk orang yang di atasnya terdapat bendera yang berwarna kuning keemasan kain tersebut terbuat dari kain sutera. Menurut kepercayaan masyarakat Bajo bahwa kain tersebut diturunkan langsung dari langit, karena pada zaman itu belum ada pembuat tenun sehalus kain tersebut.
Ulla-ulla tersebut, dibawa oleh salah satu anak dari Batara Guru (manusia pertama di Sulsel) dan kemudian menetap di Pulau Rajuni. Saat ini Ulla-ulla tersebut telah dibagi dua yaitu bendera yang berbentuk orang dipegang oleh bangsawan laki-laki yang tinggal di Rajuni Besar, sedang bendera kuning keemasan dipegang oleh bangsawan perempuan yang tinggal di Rajuni Kecil.
Sama halnya dengan di Pulau Jinato, di Rajuni juga sudah dibentuk MDK jadi tak perlu khawatir untuk penginapan disana ada beberapa homestay yang dikelola oleh masyarakat yang tentu saja merangkap sebagai pemandu lokal.
4. Sang Primadona , Pulau Tinabo
Pulatu Tinabo merupakan primadona yang menjadi ikon TN Taka Bonerate. Surga tersembunyi yang menawarkan keindahan alam yang luar biasa. Pulau yang hanya dihuni Rangers (Jagawana) TN. Taka Bonerate ini memiliki beberapa guest house untuk pengunjung. Dan beberapa tenda untuk yang ingin merasakan sensasi berkemah di sekitar Pulau.
Menjelang pagi, kita disuguhi keindahan matahari terbit. Atraksi puluhan anakan hiu jenis Black Tip yang berenang bebas di pantai tepat di depan guest house . Berenang dan snorkeling menikmati indahnya karang dan berbagai jenis biota laut di sekitar dermaga.
Bagi pecinta olahraga selam di pulau ini menjadi salah satu surganya. Terdapat beberapa titik penyelaman yang patut dicoba sensasinya. Seperti Sumur Ikan, Hantu Ceria, Ibel Orange, Taman Kima, dll. Jangan lupa mengunjungi Bunging Tinabo dan Pulau Gosong .
Nah, saran saya jika anda pecinta pantai dan bawah laut, jangan ke Taka Bonerate karena pasti tidak mau pulang…
***
Asri*, Staf Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Balai TN Taka Bonerate. Tulisan ini merupakan opini pribadi.