Satu lumba-lumba ditemukan mati terdampar dengan beberapa luka, di Negeri Seith, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Jumat (14/12/18). Pengamatan Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Ambon dan diperkuat hasil diskusi tim lapangan, serta mengacu pada pengenalan jenis-jenis mamalia laut terdampar, jenis lumba-lumba yang mulai membengkak itu adalah risso (risso’s dolphin).
Baca juga : Lagi, Hiu Paus dan Penyu Terjerat Pukat di Flores Timur
Satwa laut cerdas ini sebelumnya ditemukan warga Seith, Kamis (13/12/18), masih hidup. Warga menghanyutkan ke laut. Keesokan hari, sekira pukul 07.38 waktu setempat, mamalia ini sudah dalam kondisi membengkak. Penemuan ini sempat menggemparkan warga desa itu.
Lumba-lumba betina memiliki berat kira-kira 200 kilogram ini mati tepat di perbatasan Pantai Soa Lebelehu dan Soa Haunatu. Informasi yang diterima Mongabay, perkiraan ukuran per ruas, moncong ke ujung akhir bibir 31 cm, ke lubang nafas 51 cm, bagian tengah mata 39 cm, permulaan sirip punggung 136 cm. Lalu, ujung atas sirip punggung 175 cm, lekukan pangkal ekor 2, 81 meter.
Baca juga : Seekor Hiu Paus Terjerat Jaring Nelayan di Flores Timur. Bagaimana Akhirnya?
Moncong ke permulaan sirip samping 62 cm, permulaan lubang kelamin 175 cm, tengah anus 180 cm, panjang sirip samping 50 cm, lebar sirip samping (paling lebar) 16 cm, lebar ekor 60 cm, tinggi sirip punggung 26 cm. Kemudian, lingkar badan (sejajar sirip samping) kira-kira 156 cm, lingkar badan (maksimum) kira-kira 164 cm dan lingkar badan (sejajar anus) 88 cm. Saat ditemukan, ada luka pada beberapa bagian tubuh lumba.
Mukhtar Amin Ahmad, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku, saat dihubungi Mongabay, Senin (16/12/18) mengatakan, setelah BKSDA bersama beberapa instansi terkait menganalisis hewan itu, mengacu pada buku pengenalan jenis-jenis mamalia laut terdampar, terbitan Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, jenis lumba-lumba itu risso’s dolphin.
Dalam rilis BKSDA, disebutkan, Kamis (13/12/18) sekitar pukul 21.00, ketika air pasang, penduduk di perbatasan Soa Lebelehu dan Soa Haunatu, Negeri Seith gempar dengan ikan besar di talud belakang Mesjid Nurul Yaqin. Warga menghanyutkan kembali ke laut.
Sebelumnya, seorang warga memposting melalui akun Facebook Tuarita Ewhy, yang terhubung dengan akun Julham Mochtar Sabit, Koordinator BKKPN Kupang Wilker TWP Laut Banda.
Mochtar lalu melanjutkan pesan Facebook itu kepada Loka PSPL Sorong Satker Ambon, pukul 00.17, namun informasi baru diakses pukul 04.08.
Safrudin Nurlily, tim Loka PSPL Sorong Satker Ambon, yang menerima informasi langsung pengecekan ke lokasi. Tiba di Negeri Seith, Nurlily dipandu warga berjalan ke dermaga melihat lumba-lumba.
“Ketika mencari Pantai Huanatu, Safrudin disarankan berjalan ke dermaga, menjaga kemungkinan ada ikan yang ditemukan hanyut di daerah itu. Dari atas dermaga, Nurlily melihat Hasyim Hatuwe sedang mengembalikan ikan yang berukuran agak besar itu ke laut,” katanya dalam rilis.
Nurlily lantas menghampiri Hasyim untuk menanyakannya. Warga lalu menceritakan, awalnya mengira hiu hingga mendekat untuk mengambil sirip. Setelah dekat, ternyata lumba-lumba, maka melepas ke laut.
Sarfudin dan Hasyim, lalu ke laut untuk memastikan mamalia terdampar itu. Mereka lalu menarik ke pantai di Soa Nukuitu. Saat ditemukan, lumba-lumba sudah mati.
“Koordinasi pun dilakukan antara Loka PSPL Sorong Satker Ambon dengan DKP Maluku, P2LD LIPI, BKIPM Waiheru Ambon, Stasiun PSDKP Ambon, WWF, Pramuka Kwarcab Ambon, Pejabat serta Perangkat Negeri Seith dan BKSDA Maluku” katanya.
Guna mengantisipasi dampak pencemaran, pihak terkait dibantu warga melakukan penanganan dengan cara mengubur lumba-lumba itu.
Keterangan foto utama: Proses evakuasi lumba-lumba menggunakan balok oleh warga Negeri Seith, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Foto : BKSDA Maluku