- Desa Ubud, Gianyar, Bali, memiliki sebuah bukit kecil yang dipopulerkan sebagai bukit cinta, bukit Gunung Lebah, atau Campuhan Ridge Walk.
- Areal bukit cinta Ubud bisa digunakan untuk wisata dan olahraga seperti jalan kaki dan jogging.
- Ada area kawasan suci bukit Pura Gunung Lebah di tepi campuhan sungai. Salah satu jejak sejarah Ubud. Ketika seseorang merasakan tempat ini mengobatinya, bahasa Bali-nya ubad artinya obat.
***
Desa internasional Ubud, Gianyar, Bali, memiliki sebuah bukit kecil yang dipopulerkan sebagai bukit cinta, bukit Gunung Lebah, atau Campuhan Ridge Walk. Banyak nama, karena dibiarkan terbuka sebagai ruang hijau.
Ilalang adalah permadani hijau di bukit ini. Pengunjung berpegangan tangan atau jalan bersama di jalan setapak membelah ladang ilalang di kanan kirinya. Beberapa jalan setapak tanah muncul di sela-sela ladang menunjukkan banyak yang menyusuri tebing sungai dari bukit ini.
Band Slank pernah menciptakan Tepi Campuhan, salah satu lagu balad dari band rock legendaris ini. Sepasang anjing, pemandangan hijau, burung, dan sungai. Tiga hal yang nampak di Bukit Campuhan.
“Sepasang campung menginjakkan kakinya di kali. Tepi campuhan aku sendiri menahan hening redup senja ini.. tepi campuhan aku menyepi menahan dingin kabut senja ini. Di sini aku sendiri. Di sini ku nikmati sepi..”
Demikian Slank merefleksikan pengalamannya di Campuhan. Kabut dan dingin sudah tak nampak, karena Ubud makin rapat bangunan. Jika Tepi Campuhan dirilis saat album Piss pada 1993, Ubud pasti masih dingin saat bebukitan masih lebat, belum ada kemacetan, ditambah aliran deras sejumlah sungai besar yang membelah desa ini.
baca : Mencari Lokasi Julia Roberts Mengobati Patah Hati

Jalan setapak Bukit Campuhan ini kini lebih disukai sebagai spot olahraga. Jalan kaki atau jogging di rute sekitar 2 kilometer. Jika bolak balik, lumayan menguras keringat dengan pemandangan dua sungai dan lereng bukit. Lanskap indah ini dimanfaatkan oleh sejumlah restoran dan hotel yang sengaja membangun di lereng bukit. Beberapa hotel bertarif mahal seperti Tjampuhan dan Royal Pita Maha mendapat panorama keindahan sungai dan bukit ini.
Jalur masuk ke Bukit Campuhan agak tersembunyi, melalui jalan masuk hotel dan restoran, salah satunya Hotel Warwick Ibah. Plang nama hotel ini juga sebagai petunjuk dari Jalan Raya Ubud. Parkir kendaraan ada di pintu masuk, sekitar bangunan sekolah.
Setelah area parkir ada sebuah pura besar, Pura Gunung Lebah yang berada di campuhan sungai. Pura ini terlihat dari jalan raya pusat Ubud, terlihat sangat megah di tengah rerimbunan pohon dan dua sungai. Campuhan adalah istilah lokal di Bali untuk pertemuan muara sungai, atau pertemuan sungai dan laut. Salah satu kawasan suci, sering jadi lokasi upacara agama seperti Melasti atau penyucian alam.
baca juga : Asyiknya Kemah Manja di Bali Jungle Camping Padangan

Di sekitar pura ini, jika menengok kanan dan kiri adalah gemuruh air sungai yang bergejolak saat musim hujan. Kedua sungai tertutup sempadannya oleh tanaman, pohon, dan rumput. Batu-batu besar dihantam air sungai yang melaju tak ragu.
Untungnya ada sebuah papan petunjuk sebuah restoran yang membantu arah menuju jalan setapak bukit Campuhan. Menyebutkan jarak 2 km menuju restorannya di atas bukit. Jalan setapak mulai sedikit menanjak setelah melewati pura.
Jalan setapak ini melalui sisi Timur pura, belasan warga lalu lalang, jalan setapak jadi dua arus, datang dan balik. Sebagian besar berpakaian olahraga, terutama warga lokal dan ekspatriat. Sebagian lagi sebagai turis. Ladang hijau nampak setelah pura terlewati. Alang-alang tumbuh subur, meninggi menutupi tubuh manusia.
Barisan orang makin banyak di area tertinggi bukit. Di sinilah hot spot mengambil foto karena hamparan bukit terlihat, beberapa pohon palem terlihat dominan di atas hamparan alang-alang. Sepasang bule bersiap menerbangkan kameranya untuk merekam lanskap dengan sudut mata burung (birdseye). Sebagai model adalah seorang ibu menggendong bayi yang akan melambai ke arah kamera drone.
Jalan setapak dibuat natural dengan beton kotak diselingi rerumputan. Agar tak mudah licin saat ditumbuhi lumut. Kadang berkelok lalu turun naik mengikuti kontur tanah. Track jalan santai yang masih bisa dilalui anak-anak sambil bersenda gurau.
menarik dibaca : Di Bukit Asah, Berkemah jadi Begitu Mudah dan Indah

Di ujung jalan setapak, pemukiman mulai nampak. Kawasan ini bernama Bangkiang Sidem, dalam bahasa Bali, artinya pinggang semut hitam. Pengunjung masih memanfaatkan jalan pemukiman untuk olahraga. Jalan ini juga jadi pintu masuk warga dari arah Utara. Mereka parkir kendaraan di sekitar pemukiman.
Di sini juga terpasang papan pemberitahuan seperti ketika masuk dari arah Selatan. Peringatan dilarang berbuat asusila atau mesum, menggunakan narkoba dan atau miras, membuang puntung rokok sembarangan untuk mencegah kebakaran, membuang sampah sembarangan, dan membuat keonaran yang menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat. Bagi mereka yang melanggar aturan ini akan dikenai sanksi adat berupa Pangaskara Danda (Upacara), Arta Danda (Denda), atau Jiwa Danda.
Sanksi yang berat, karena kawasan ini masih area kawasan suci bukit Pura Gunung Lebah yang berdiri indah di campuhan sungai. Salah satu jejak sejarah Ubud. Ketika seseorang merasakan tempat ini mengobatinya, bahasa Bali-nya ubad artinya obat. Tak sedikit yang merasa disembuhkan jiwanya di Ubud, terutama ketika desa ini masih belum sepadat dan semacet kini.
baca : Merehatkan Mata dan Jiwa di Desa Sidemen

Karena ini Ubud, sebidang tanah sangat bernilai, tiap rumah gesit membangun restoran, penginapan, atau toko barang kerajinan di bagian depan. Jalan setapak berganti dengan undagan, agar kendaraan tak bisa masuk ke area jalan setapak bukit.
“Sudah tembus ke jalan raya,” seru seorang ibu yang membangun restoran di area ini. Warga di atas bukit sudah terakses ke desa tetangga Ubud seperti Tegalalang.
Ubud masa lalu terekam di sejumlah lukisan dengan objek kecil, khas Keliki. Sungai yang besar dengan banyak pohon. Pasar tradisional dan hewan ternak, dan keseharian warga di masa-masa awal Bali menarik kunjungan warga asing terutama seniman ini.