- Sepasang lumba-lumba terdampar di aliran Sungai Kualuh, Desa Kualuh Beringin, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhan Batu Utara [Labura], Sumatera Utara
- Satu individu mati dan satu individu dilepaskan ke perairan laut Tanjung Balai
- Habitat lumba-lumba di laut meski bisa bertahan di sungai untuk waktu tidak lama
- Penyebab terdamparnya mamalia cerdas ini masih diselidiki, ada dugaan karena sistem sonarnya mengalami gangguan
Sepasang lumba-lumba yang terdampar di aliran Sungai Kualuh, menghebohkan warga Desa Kualuh Beringin, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhan Batu Utara [Labura], Sumatera Utara, Minggu [27/1/2019]. Mamalia ini sempat menjadi tontonan, karena beberapa kali melompat ke permukaan air.
Firma Damanik, warga setempat mengatakan, sehari terdampar lumba-lumba itu masih terlihat di sungai, namun hanya satu individu. Dia dan sejumlah pemuda coba mencari keberadaan satu individu lainnya dengan menelusuri aliran sungai, hasilnya nihil.
Dua hari pencarian, akhirnya diketahui lumba-lumba tersebut mati. Bangkainya mengapung di aliran sungai di Dusun Parlabian, Desa Kualuh Beringin, Kecamatan Kualuh Hulu, Labura. “Aparatur desa sudah memberitahukan BKSDA akan peristiwa ini. Andai saja bisa diselamatkan,” ungkap Firma kepada Mongabay, Selasa [29/1/2019].
Baca: Lumba-lumba Mati Terdampar di Pantai Seith
Kamis malam, petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam [BBKSDA] Sumatera Utara mengevakuasi lumba-lumba malang itu. Jumat pagi [01/2/2019], dilakukan nekropsis untuk memastikan penyebab kematiannya.
“Kami mengevakuasi individu yang masih hidup dan melakukan nekropsis yang sudah mati. Untuk yang hidup, telah dilepaskan ke perairan laut Tanjung Balai,” jelas Rusli Parel Butarbutar, Plh Kepala Seksi Wilayah 3 Kisaran BBKSDA Sumut.
Baca: Atraksi Lumba-lumba, Pertunjukan yang Kental Eksploitasi Ketimbang Edukasi
Menurut dia, lumba-lumba ini habitatnya di laut. Namun, memungkinkan berada di air tawar hanya tidak lama. “Pengangkutan telah dilakukan agar tidak menimbulkan masalah baru. Sebab, bisa saja manusia yang berada di sekitar terkena penyakit zoonosis, jika dibiarkan terlalu lama di sungai,” jelasnya.
Terkait kondisi satu individu yang masih hidup, kondisinya mengalami luka. Dikutip dari Tribun Medan, yang mewawancarai Dina, Staff Pelaksana Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Lautan Padang, Kementerian Kelautan Perikanan, disebutkan bahwa berdasarkan pemeriksaan awal ditemukan sejumlah luka yaitu di atas pelipis mata kanan, antara sirip punggung pertama atau main dorsal, dan ekor.
Baca juga: Waspada, Ada Penyakit Zoonosis di Sekitar Kita
Amenson Girsang, Kepala Seksi Perencanaan Perlindungan dan Pengawetan BBKSDA Sumut mengatakan, dipastikan sepasang lumba-lumba terdampar itu habitatnya di laut. “Ada dugaan, terdampar karena radar atau sonarnya yang mengalami gangguan. Lumba-lumba betina yang mati panjangnya sekitar dua meter. Dikubur di sekitar Kantor KPH Labura.”
Sebagai gambaran, di sekitar aliran sungai ada penambang pasir. Sementara di ujung muara banyak ditemukan buaya. “Kami terus identifikasi mengapa sepasang lumba-lumba ini begitu jauh masuk ke aliran sungai. Tim dokter dan para ahli terus memantau di lapangan,” tandasnya.