- Setiap tanggal 6 April diperingati sebagai Hari Nelayan. Untuk tahun ini hari nelayan diperingati untuk ke-59 kalinya.
- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada September 2018 pernah menyatakan kondisi perekonomian nelayan semakin membaik dengan klaim Nilai tukar nelayan (NTN) yang meningkat.
- KIARA mengakui ada dampak keberhasilan dari program KKP untuk peningkatan perekonomian nelayan, tetapi hal utama perubahan hidup nelayan karena kemauan dari nelayan untuk memperbaiki nasibnya.
- Sedangkan KNTI melihat selain keberhasilan pemerintah dalam sektor perikanan dan kelautan, tantangan terbesar saat ini adalah meningkatkan produksi (perikanan) dari sumber daya ikan yang melimpah untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat
Setiap tanggal 6 April diperingati sebagai Hari Nelayan. Untuk tahun ini hari nelayan diperingati untuk ke-59 kalinya. Hari Nelayan Nasional diperingati sebagai bentuk mengapresiasi jasa para nelayan Indonesia dalam upaya pemenuhan kebutuhan protein dan gizi bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki 17.499 pulau dari Sabang hingga Merauke. Luas total wilayah Indonesia adalah 7,81 juta km2 yang terdiri dari 2,01 juta km2 daratan, 3,25 juta km2 lautan, dan 2,55 juta km2 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Merupakan suatu Negara dengan luas perairan lebih besar dari pada luas daratan, maka dari itu Indonesia disebut sebagai Negara Maritim.
Tetapi bagaimanakah kondisi nelayan Indonesia? Apakah sudah semakin membaik?
baca : Hari Nelayan, Diperingati Tapi (Hampir) Dilupakan


Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada September 2018 pernah menyatakan kondisi perekonomian nelayan semakin membaik dengan klaim Nilai tukar nelayan (NTN) yang meningkat.
NTN pada Juni 2018 tumbuh sebesar 2,26 % dibandingkan bulan yang sama tahun 2017, yaitu dari 111,01 (Juni 2017) menjadi 113,52 (Juni 2018). Yang berarti dalam Juni tahun 2018 daya beli nelayan semakin membaik dibandingkan bulan yang sama tahun 2017.
Sementara Nilai tukar usaha nelayan (NTUN) pada Juni tahun 2018 tumbuh 3,25 % dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2017, yaitu dari 123,32 (Juni 2017) menjadi 127,33 (Juni 2018). Artinya dalam bulan Juni tahun 2018 usaha nelayan semakin membaik dibandingkan bulan yang sama tahun 2017 atau Bulan Mei 2018.
baca : Calon Pemimpin Indonesia Harus Berpihak pada Nelayan Kecil


Sebelum data itu diungkap ke publik, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berkali-kali selalu membanggakan kenaikan NTN dari waktu ke waktu, tepatnya sejak dia memimpin Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Dengan menyebut angka, Susi menyebut bahwa kenaikan NTN dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan program kerja KKP.
“Sekarang, nelayan semakin sejahtera. Itu ditunjukkan dengan kenaikan NTN yang terus menerus,” ucapnya.
baca juga : Sudahkah Nelayan Kecil Indonesia Capai Kesejahteraan?


Sedangkan, Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) Susan Herawati mengakui ada dampak keberhasilan dari program KKP seperti penanganan illegal, unreported and unregulated fishing (IUUF), moratorium kapal asing, dan dihentikannya alih muat (transshipment)terhadap perekonomian nelayan, tetapi hal utama perubahan hidup nelayan karena kemauan dari nelayan untuk memperbaiki nasibnya.
Susan melanjutkan Kenaikan NTN juga karena adanya program subsidi yang diberikan Pemerintah kepada nelayan secara langsung, memberikan dampak signifikan untuk kenaikan NTN. Tanpa subsidi, dia yakin nelayan akan mengalami nasib yang sama.
Akan tetapi, Susan melanjutkan, seperti disebutkan di atas, walau mengalami kenaikan NTN, masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Pemerintah. Di antara PR yang harus diselesaikan itu, adalah menuntaskan proses transisi alat tangkap, dan juga harus bisa menjamin fasilitas negara yang sudah diberikan kepada nelayan, bisa dimanfaatkan dengan benar
menarik dibaca : Kenaikan Nilai Tukar Nelayan Sejahterakan Nelayan Indonesia?


Sementara, Ketua Harian DPP Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia( KNTI) Marthin Hadiwinata mengatakan, menilai adanya keberhasilan empat tahun terakhir dari program KKP seperti perlindungan melindungi sumber daya yang baik. Pencurian ikan diberantas ditandai dengan 488 unit kapal pencuri ikan ditenggelamkan. Potensi ikan meningkat jauh dari sebelumnya 6,5 juta ton meningkat menjadi 12,5 juta ton. Bank Mikro Nelayan sebagai pendukung permodalan perikanan diberikan hingga program perlindungan sosial seperti asuransi perikanan.
“Tantangan besarnya adalah meningkatkan produksi (perikanan), memanfaatkan sumber daya ikan yang melimpah untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat,” ujarnya.
Stagnasi yang masih terjadi pada produksi perikanan nasional, menurut Marthin, bisa terjadi karena ketidakpastian dalam penyelesaian polemik perikanan, seperti dukungan Pemerintah dalam peralihan alat tangkap, bantuan kapal perikanan, akses permodalan hingga dukungan perlindungan dan pemberdayaan nelayan.

