- Seekor Paus Pilot Sirip Pendek (Globicephala macrorhynchus) ditemukan nelayan di pesisir pantai desa persiapan Waturia kecamatan Magepanda kabupaten Sikka, NTT, Jumat (13/9/2019). Paus itu dua kali dilepas ke laut, namun tetap kembali ke pantai.
- Paus itu kemudian diamankan sementara di keramba apung milik milik perusahaan budidaya ikan. Sayangnya, selang sehari kemudian paus yang masih kecil ini ditemukan mati.
- Paus mati diduga diserang ikan yang lebih besar dan terdampar ke pantai karena di bagian perutnya ditemukan dua buah luka bekas gigitan.
- Beberapa kasus terdamparnya paus dan lumba-lumba di perairan utara pulau Flores umumnya akibat terpisah dari gerombolan dan terjebak di perairan dangkal.
Pagi sekitar pukul 08.10 WITA, perairan di pantai desa persiapan Waturia kecamatan Magepanda, kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), tampak tenang. Hari itu, Jumat (13/9/2019), Satral dan Sandi, dua nelayan setempat sedang membersihkan kapal ikan mereka di pesisir pantai.
Keduanya kaget ketika melihat seekor ikan yang diduga lumba-lumba terdampar di pesisir pantai tak jauh dari perahunya. Ikan berukuran kecil itu kemudian dibawa dengan perahu ke tengah laut sebanyak dua kali untuk dilepas.
“Kami coba lepas ke laut karena termasuk ikan yang dilindungi. Namun ikan tersebut tetap kembali ke pesisir pantai,” kata Sandi, nelayan desa persiapan Waturia, Selasa (17/9/2019).
Ikan tersebut akhirnya di bawa ke rumah dan diletakan di cool box. Sandi pun melaporkan penemuan ikan ini ke Pangkalan AL (Lanal) Maumere yang meneruskannya ke Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Sikka, serta BBKSDA NTT dan PSDKP Maumere.
baca : Empatpuluh Lima Ekor Paus Pilot Whale Mati Terdampar di NTT
Mati di Keramba
Kepala Seksi Konservasi Wilayah IV Maumere BKSDA NTT, Pieter R. E. Didok kepada Mongabay Indonesia, Selasa (17/9/2019) mengatakan setelah mendapatkan informasi, pihaknya langsung menerjukan anggota ke lokasi untuk melakukan penyelamatan Paus Pilot Sirip Pendek yang sebelumnya oleh nelayan yang menemukannya diduga seekor lumba-lumba.
“Dua kali dilepas ke laut namun, paus itu selalu kembali ke pantai. Akhirnya disepakati ditampung sementara di keramba milik UD. Pulau Mas untuk memulihkan kondisi paus ini,” tuturnya.
Mamalia laut malang itu rencananya dilepaskan kembali ke laut pada Minggu (15/9/2019). Namun pada Sabtu (14/9/2019) pihaknya mendapat laporan bahwa paus tersebut sudan mati. Petugas BBKSDA NTT kemudian menuju lokasi untuk memastikan laporan tersebut.
“Setelah tiba di lokasi paus tersebut ditemukan dalam keadaaan sudah mati. Selanjutnya paus tersebut dibawa ke kantor seksi untuk diidentifikasi,” jelas Pieter.
Hasil identifikasi dan pengukuran di kantor BKSDA menunjukkan satwa itu adalah Paus Pilot Sirip Pendek, dengan panjang 96 cm, lingkaran badan 56 cm, panjang sirip atas 14 cm, panjang sirip dorsal 17 cm, lebar ekor 21 cm, panjang ekor 21 cm.
“Terdapat dua buah luka pada bagian perut bawah, diperkirakan digigit oleh ikan besar,” jelas Pieter.
baca juga : Sedih! Dari 32 Paus Pilot yang Terdampar di Pantai Probolinggo, 10 Individu Mati
Selanjutnya dilakukan pembuatan berita acara, pengambilan dokumentasi dan kemudian paus itu dikuburkan di halaman kantor BBKSDA Maumere.
Paus jenis ini merupakan satwa dilindungi sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
Terlepas dari Kelompok
Dewan Pembina Walhi NTT, Carolus Winfridus Keupung mengatakan masyarakat nelayan menyadari pentingnya menyelamatkan satwa laut yang dilindungi. Tetapi masih ada segelintir orang di kabupaten Sikka yang masih menangkap satwa laut yang dilindungi untuk dikonsumsi, seperti Penyu dan Hiu Paus.
“Sosialisasi dan penyadaran kepada masyarakat memang harus gencar dan sering dilakukan baik oleh Dinas Kelautan dan Perikanan dan BKSDA NTT,” harapnya.
perlu dibaca : Warga Coba Selamatkan Paus Pilot yang Terdampar di Pesisir Donggala. Bagaimana Akhirnya?
Sedangkan Rektor Universitas Nusa Nipa (Unipa) Maumere Angelinus Vincentius kepada Mongabay Indonesia, menjelaskan, perairan Kabupaten Sikka sebenarnya merupakan laut dalam (Laut Flores dan Laut Sawu), yang menjadi habitat ikan paus.
Ahli kelautan dan perikanan ini mengatakan paus hidupnya berkelompok. Tetapi terkadang ada individu terlepas dari kelompoknya karena mengejar mangsa yang berenang ke arah pantai, kemudian paus itu tersesat (dislokasi) untuk kembali ke laut sehingga terdampar.
“Dari beberapa kejadian terdamparnya mamalia (paus), umumnya di tempat dengan kedalaman yang landai ke arah pantai berpasir, zona neritik sampai litoral,” tambahnya.