- CIWEM telah mengumumkan pemenang kompetisi foto lingkungan hidup tahun 2019 pada minggu ini
- Foto-foto terbaik pemenang kompetisi ini menggambarkan dampak mengerikan yang ditimbulkan manusia pada bumi.
- Di sisi yang lain menggambarkan kemampuan manusia untuk bertahan dan berinovasi sebagai gambaran menjawab tantangan untuk hidup lebih berkelanjutan.
Chartered Institution of Water and Environmental Management (CIWEM) telah mengumumkan pemenang kompetisi foto lingkungan hidup tahun 2019 bersamaan dengan berlangsungnya KTT Aksi Iklim PBB di New York, minggu ini.
Foto-foto terbaik pemenang kompetisi ini menggambarkan dampak mengerikan yang ditimbulkan manusia pada bumi. Di sisi yang lain menggambarkan kemampuan manusia untuk bertahan dan berinovasi sebagai gambaran menjawab tantangan untuk hidup lebih berkelanjutan.
Kompetisi foto bertujuan untuk mendesak pemenuhan aksi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB dengan menggambarkan keterhubungan pembangunan dengan pemberantasan kemiskinan dan aksi penanganan perubahan iklim dari semua sektor masyarakat.
“Perubahan iklim adalah masalah yang menentukan waktu kita dan sekarang saatnya untuk bertindak. Kompetisi ini menampilkan kenyataan bagaimana orang-orang dipengaruhi oleh iklim di seluruh dunia dan bertujuan untuk menyebarkan pesan penting ke seluruh dunia untuk menginspirasi perubahan besar,” Kepala Eksekutif CIWEM, Terry Fuller dalam websitenya.
baca : Inilah Foto-foto Wildlife Terbaik 2017 dari Seluruh Dunia

Pemenang kategori Fotografer Lingkungan 2019: SL Shanth Kumar.
Gelombang besar menghantam perumahan, dan melemparkan seorang nelayan keluar dari rumahnya di Bandra, Mumbai, India. Untungnya nelayan itu selamat ditolong sesama nelayan sebelum terbawa arus kuat ke laut.
Kota Mumbai berisiko terkena banjir sebagai dampak perubahan iklim. Suhu tanah dan laut kota telah meningkat, menyebabkan dampak yang sesuai pada permukaan laut.

Pemenang kategori perubahan lingkungan : Sean Gallagher
Pohon yang tumbang di pantai saat ombak menerjang pesisir laguna Funafuti di Tuvalu. Erosi tanah semakin menjadi masalah di negara-negara Pasifik Selatan saat saat permukaan laut naik. Naiknya permukaan laut mengancam bakal merencam pulau-pulau kecil di kawasan Pasifik Selatan.

Pemenang kategori Kota Berkelanjutan : Eliud Gil Samaniego
Pada 1 Januari 2018 Mexicali di Baja California, Meksiko merupakan salah satu kota paling tercemar di dunia karena perubahan iklim, lokasi geografis, industri, dan polusi asap kendaraan.

Pemenang kategori Air, kesetaraan, dan keberlanjutan : Dharshie Wissah
Seorang bocah minum air kotor karena kelangkaan air bersih akibat deforestasi di Kakamega, Kenya. Kekurangan air bersih meningkatkan risiko penyakit diare seperti kolera, demam tifoid dan penyakit tropis lainnya

Pemenang kategori Aksi Iklim dan Energi : J Henry Fair
Hutan Hambach di Niederzier, Jerman berusia hampir 12.000 tahun ketika dibuka dan digali untuk mendapatkan batubara dibawahnya oleh sebuah perusahaan listrik. Hutan kuno itu sekarang hanya tersisa 10% saja

Pemenang kategori Fotografer Muda Lingkungan 2019 : Neville Ngomane
Seekor badak sedang dipotong culanya untuk melindungi dari perburuan di Limpopo, Afrika Selatan. Dengan tingkat perburuan yang parah saat ini, para ahli merekomendasikan badak dipotong culanya setiap 12-24 bulan sebagai cara efektif mencegah dari pemburu.

Pembersihan sampah di sungai Bosphorus, Istanbul, Turki sebagai bagian dari proyek Zero Waste Blue

Seorang wanita tertidur karena kelelahan di tepi sungai yang kotor di kota Dhaka, Bangladesh

Seorang nelayan sedang menjahit jaring di kota Phu Yen, Vietnam. Seiring dengan menurunnya cadangan ikan di lautan, metode penangkapan menjadi semakin ekstrem. Penangkapan ikan yang merusak dengan jaring lubang kecil merusak lingkungan laut