- Seekor hiu paus (Rhincodon typus) terdampar di pesisir anak sungai Konaweha, dalam hutan bakau di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Sabtu (2/1/2021) pukul 06.00
- Tim gabungan dari BKSDA Sultra, BPSPL Makassar wilker Kendari, DKP Sultra, Dinas Perikanan Kota Kendari, Ditpolair, Basarnas, SAR BRIMOP, Satwas PSDKP, Langkoe Diving Club, Konsel SCUBA Community, dan masyarakat setempat mengevakuasi hiu paus remaja berukuran panjang tiga meter itu ke Teluk Kendari yang berjarak lima km.
- Setelah berjuang selama 10 jam, hiu paus itu berhasil dievakuasi secara hati-hati melewati perairan dangkal dengan sedimen yang tebal ke Teluk Kendari
- Hiu paus itu diduga mengalami disorientasi dan masuk ke sungai di Teluk Kendari. Perairan Sulawesi merupakan habitat sekaligus jalur migrasi biota laut seperti Paus, Lumba-Lumba, Dugong, dan Hiu Paus.
Kabar seekor hiu paus (Rhincodon typus) terdampar dalam hutan bakau di pesisir anak sungai Konaweha, sontak menggemparkan warga Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), khususnya warga yang mendiami Jalan ZA Sugianto, Kelurahan Kambu, Kecamatan Kambu. Kondisi seekor hiu paus tersebut sangat lemas dan harus cepat dievakuasi.
Tim gabungan dari berbagai instansi terkait sempat kewalahan melakukan penyelamatan. Pasalnya lokasi mamalia laut penikmat plankton itu terdampar, merupakan perairan pasang surut dengan ratusan ton lumpur sedimen. Selain itu kondisi sungai mengalami pendangkalan akibat air yang sudah surut. Tim gabungan dibantu puluhan warga berjibaku dengan lumpur dan terus mendorong hiu paus ke Teluk Kendari.
Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sultra, Sakrianto, berdasarkan keterangan warga sekitar, menjelaskan hiu paus tutul ini diketahui berputar-putar di sungai dalam hutan bakau, sejak pukul 06.00 Wita, Sabtu (2/1/2021). Hiu paus berputar dari hulu ke hilir sungai hingga menabrak rumah-rumah panggung, kemudian dia mengikuti arus naik dan kemudian terdampar di belakang rumah warga.
“Warga sempat turun ramai-ramai mencoba menolong, tapi besar sekali. Kemudian mengabari kami dan turun di lokasi kejadian melakukan pertolongan,” kata Sakrianto.
baca : Kurang dari Dua Bulan, Empat Hiu Paus Terdampar di Jember
Dengan menggunakan peralatan seadanya, tim gabungan dari BKSDA Sultra, Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar wilayah kerja Kendari, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sultra, , Dinas Perikanan Kota Kendari, Ditpolair, Basarnas, SAR Brimob, Satwas PSDKP, Langkoe Diving Club, Konsel SCUBA Community, dan masyarakat setempat mencoba mendorong hiu paus ke Teluk Kendari yang jaraknya sekitar lima km. Namun sebelum itu mereka terus menyiram badan hiu paus agar selalu terkena air. Sakrianto menjelaskan panjang hiu paus sekitar 3 meter lebih dan lingkar badannya 1 meter lebih.
“Ada ditemukan luka hanya saja bukan karena hantaman kapal atau lainnya. Kemungkinan dikarenakan rumah panggung warga dan pohon bakau disini,” katanya.
Tim gabungan itu akhirnya berhasil melepasliarkan seekor Hiu Paus yang ditemukan terdampar di perairan Teluk Kendari pada Sabtu pukul 16.00 Wita. Kondisi sungai dan Teluk Kendari yang dipenuhi lumpur sedimen menjadi tantangan menyelamatkan hiu paus.
baca juga : Aksi Penyelamatan Lumba-lumba, Paus Pembunuh Kerdil dan Hiu Paus di Bali, Maluku, dan Pasuruan
Kepala BPSPL Makassar, Andry Indryasworo Sukmoputro, menjelaskan saat ditemukan oleh seorang warga, hiu paus dalam kondisi hidup dan sedang berusaha berenang keluar dari aliran sungai yang sudah mulai surut. BPSPL Makassar wilker Kendari yang menerima laporan kejadian tersebut langsung menurunkan tim respon cepat dan berkoordinasi dengan instansi dan stakeholder terkait.
“Proses pelepasliaran tersebut dilakukan dengan hati-hati, sambil memantau respon gerakan hiu paus itu sendiri. Saat terlihat mulai aktif, tim gabungan kemudian menggiring hiu paus ke bagian muara sungai yang lebih dalam. Proses pelepasliaran akhirnya berhasil,” katanya.
Belum diketahui secara pasti penyebab masuknya hiu paus ke aliran sungai di Teluk Kendari. Namun berdasarkan pengamatan pada penanganan sebelumnya yang telah dilakukan oleh BPSPL Makassar wilker Kendari, diduga hiu paus tersebut mengalami disorientasi sehingga secara tidak sengaja masuk ke dalam aliran muara sungai melalui pintu air di lokasi jembatan jalan lingkar Masjid Nur Alam, Kota Kendari.
“Perairan Sulawesi merupakan habitat sekaligus jalur migrasi biota laut seperti Paus, Lumba-Lumba, Dugong, dan Hiu Paus. Proses migrasi tersebut memungkinkan terjadinya kejadian terdampar. Dilihat dari ukurannya Hiu Paus ini tergolong masih berusia remaja (belum dewasa),” katanya.
perlu dibaca : Wisata Hiu Paus di Gorontalo Harus Utamakan Konservasi
Perairan Wawonii dan sekitarnya diduga merupakan jalur migrasi dari Hiu Paus. Hal ini didukung dengan tiga peristiwa penanganan Hiu Paus terdampar yang dilakukan oleh BPSPL Makassar di perairan Pulau Bokori dan sekitarnya, yaitu pada pada 18 Maret 2017, 5 Desember 2018, dan 5 Januari 2019 sehingga diduga dari bulan Desember – Maret Hiu Paus melewati atau berada di perairan tersebut.
“Proses penyelamatan seperti ini sudah beberapa kali kami lakukan dalam wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara,” jelasnya.
Sedangkan Plt. Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Dirjen PRL) KKP Tb. Haeru Rahayu menyampaikan apresiasinya kepada seluruh petugas dan masyarakat yang terlibat di lapangan, sehingga proses evakuasi dan pelepasliaran berjalan dengan baik.
“Perlu diketahui bahwa Hiu Paus termasuk jenis ikan yang dilindungi penuh secara nasional berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.18 Tahun 2013 tentang Penetapan Status Perlindungan Penuh Ikan Hiu Paus (Rhincodon typus)” tambahnya.