- Niagara bukanlah air terjun terbesar ataupun tertinggi di dunia.
- Air terjun terbesar dan tertinggi di dunia, terletak di tempat yang tak semua dari kita bisa mengunjunginya. Letaknya ribuan meter di bawah Samudra Atlantik utara.
- Air terjun ini terletak di Selat Denmark yang berada di antara Islandia dan Greenland. Volume airnya mencapai 53 juta meter kubik per detik. Atau, hampir 2.000 kali volume air di Niagara saat puncaknya.
- Air terjun ini memiliki tinggi 3.500 meter, atau 3.5 kali tinggi air terjun Angel Falls [Venezuela] yang memiliki tinggi 979 meter. Atau, 30 kali tinggi air terjun tertinggi di Indonesia yakni Sipiso-piso [120 m].
Sulit untuk membayangkan ukuran dan kekuatan air terjun paling mengesankan di dunia ini. Enam juta kaki kubik air mengalir tiap menit di air terjun Niagara, air terjun paling populer di dunia yang terletak di perbatasan AS dan Kanada. Jumlah yang cukup untuk mengisi lebih dari enam puluh kolam renang ukuran Olimpiade. Jumlah itu juga cukup untuk menghasilkan 4.000.000 kilowatt listrik, cukup untuk memberi daya sebuah kota ukuran sedang.
Namun, Niagara bukanlah yang terbesar, ataupun tertinggi. Siapa sangka, air terjun terbesar dan tertinggi di dunia, terletak di tempat yang tak semua dari kita bisa mengunjunginya. Letaknya ribuan meter di bawah Samudra Atlantik Utara.
Baca: Inikah Tanaman-tanaman yang Diprediksi Bisa Tumbuh di Planet Mars?

Air terjun ini, sebagaimana dilansir dari Live Science, terletak di Selat Denmark yang berada di antara Islandia dan Greenland yang memiliki aliran volume mencapai 53 juta meter kubik per detik. Atau, hampir 2.000 kali volume air di Niagara saat puncaknya!
Air terjun ini memiliki tinggi 3.500 meter, atau 3.5 kali tinggi air terjun Angel Falls [Venezuela] yang memiliki tinggi 979 meter. Atau, 30 kali tinggi air terjun tertinggi di Indonesia yakni Sipiso-piso [120 m].
Baca juga: Rahasia Tardigrada Sebagai Hewan Terkuat di Dunia Terungkap

Para ilmuwan telah menemukan serangkaian katarak [air terjun bawah laut] yang sangat besar di bawah lautan dunia, sebagian besar disebabkan adanya perbedaan suhu.
Air bersuhu dingin lebih padat daripada air hangat [molekulnya lebih sedikit memantul, membutuhkan lebih sedikit ruang], sehingga cenderung tenggelam. Ketika air dingin dituangkan ke dalam air yang sedikit lebih hangat, maka airnya akan terjun lurus ke bawah, seperti air terjun, meskipun sedikit lebih lambat, jauh lebih tenang dan hampir tidak terlihat, karena semuanya terjadi di bawah air.

Keberadaan air terjun di bawah laut ini didukung oleh empat faktor, yakni sungai, jurang laut, air dingin, dan air hangat. Sungai dan jurang laut itu membawa air dengan suhu lebih dingin ke wilayah perairan lebih hangat, sehingga air dingin akan meluncur terpisah dari air hangat sebagaimana air terjun jatuh di udara.
Air terjun di Selat Denmark tersebut terjadi karena air Arktik dari Laut Greenland turun drastis ke kedalaman Laut Irminger yang airnya sedikit lebih hangat.

Keberadaan air terjun bawah laut tak luput dari ancaman. Sebuah studi Universitas Barcelona tahun 2008 tentang air terjun bawah laut di Gulf of Lion di kawasan Mediterania menemukan, bahwa pemanasan global memperlambat terbentuknya air terjun bawah laut.
Itu berita buruk bagi spesies yang bergantung pada air terjun yang berfungsi untuk mengedarkan air dengan berbagai salinitas dan suhu dan untuk industri manusia. Sebut saja perikanan laut dalam yang bergantung pada spesies tersebut. [Berbagai sumber]