- Di Desa Pangkalan Batang, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, sekumpulan primata berwarna hitam terlihat di perkebunan karet milik warga. Lutung ini merupakan lutung perak yang menyerupai lutung Jawa.
- Lutung yang dikenal dengan lutung hitam itu tersebar di Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, dan juga Pulau Jawa. Tetapi dalam perkembangan terakhir baik dari aspek morfologi dan genetik, ternyata kedua jenis primata ini merupakan penggalan spesies yang berbeda.
- Lutung perak dalam bahasa inggris disebut Silvered leaf monkey atau Silvered langur ini hidupnya berkelompok yang terorganisasi dengan baik. Besarnya kelompok itu bergantung pada persediaan makanan yang ada di wilayah yang ditinggali.
- Berbeda dengan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) keberadaan lutung ini bagi petani tidak membahayakan. Karena lutung ini ketika di atas pohon mereka relatif tenang, kalem, dan tidak bikin ribut.
Sekumpulan primata berwarna hitam terlihat di perkebunan karet milik warga di Desa Pangkalan Batang, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Hewan ini menyerupai lutung Jawa (Trachypithecus auratus) yang biasa ditemukan di Pulau Jawa, baik itu bagian timur, tengah ataupun barat. Akan tetapi, jenis satwa yang dikenal dengan budeng ini juga bisa dijumpai di pulau-pulau lain seperti Pulau Lombok, Bali.
Iwan Kurniawan, Project Manager Javan Langur Centre The Aspinall Foundation Indonesia Program mengatakan, lutung yang berada di pesisir timur Pulau Sumatera tersebut merupakan jenis lutung perak. Diceritakannya, sekitar tahun 1980-1990-an lutung yang dikenal dengan lutung hitam, itu tersebar di Pulau Sumatra, Pulau Kalimantan, dan juga Pulau Jawa.
Tetapi dalam perkembangan terakhir baik dari aspek morfologi dan genetik, ternyata kedua jenis primata ini merupakan penggalan spesies yang berbeda. Bagi orang awam yang melihatnya sekilas memang sama. Tapi jika ditelisik lebih dalam, lutung yang berada di Pulau Sumatra itu bentuk rambut di kepalanya cenderung meruncing ke atas.
baca : Aksi Profauna Kampanyekan Penyelamatan Lutung Jawa
Perbedaan lainnya yang menonjol adalah di atas bibir bagian atas itu ada semacam rambut yang warnanya keputihan mengikuti garis bibirnya yang atas, merupakan sejenis lutung yang mempunyai ukuran tubuh sedang, panjangnya sekitar 58 cm. Seperti jenis lutung yang lain, ekor lutung ini berukuran kurang lebih 75 cm.
Akhirnya, kata Iwan, dari aspek deoxyribonucleic acid (DNA) pun ini adalah jauh dengan lutung yang ada di Jawa. Nama latin lutung yang dikenal juga dengan lutung perak ini yaitu Trachypithecus cristatus, atau dikenal juga dengan lutung Sumatera. Karena ilmu taksonomi itu terus berkembang, sehingga lutung ini setiap pulau terlihat perbedaannya.
“Fase dari bayi sampai besarnya pun sekilas hampir sama, tapi kalau saya bisa membedakan. Dari bayinya pun bisa. Karena ini kan memang tidak umum, jarang diteliti oleh orang sehingga banyak yang beranggapan sama. Jangankan orang awam, peneliti-peneliti saja kadang tidak bisa membedakan,” kata Iwan saat dihubungi Jumat (19/03/2021). Lutung merupakan salah satu spesies primata yang tergolong endemik di Indonesia.
baca juga : Lutung Jawa Terus Terancam Perburuan dan Perdagangan
Tidak Membahayakan
Lutung perak dalam bahasa Inggris disebut Silvered leaf monkey atau Silvered langur ini hidupnya berkelompok yang terorganisasi dengan baik. Besarnya kelompok itu bergantung pada persediaan makanan yang ada di wilayah yang ditinggali. Sebagai makanan pokok lutung menyukai dedaunan.
Primata ini mempunyai perilaku yang lengkap dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan anggota kelompoknya. Perilaku itu terus berkembang yang disebabkan oleh statusnya yang termasuk hewan sosial.
Muhibah, seorang petani karet setempat mengaku sering kali menjumpai lutung ketika ia sedang menyadap getah karet di lahannya. Dalam satu kelompok yang dilihat itu jumlahnya beragam antara 20-30 ekor. Di lahan 1 hektare yang digarapnya itu lutung datang tidak setiap hari, paling tidak seminggu sekali baru muncul kembali.
perlu dibaca : Lutung Beruban di Hutan Wehea, Perlu Riset Mendalam untuk Mengetahuinya
Dia bilang waktu-waktu tertentu ketika lutung-lutung ini muncul, bisa pagi sekitar jam 10.00 WIB, atau kadang juga sore hari sekitar jam 17.00 WIB, “Sebenarnya karakter dia ini tidak selalu disini, awalnya itu keliling dulu entah kemana. Terus beberapa hari lagi baru muncul. Mereka tidak berhenti di satu tempat, melainkan berpindah-pindah,” ujarnya, Sabtu (27/02/2021).
Pria kelahiran 1963 ini melanjutkan, ketika datang satwa yang memiliki ukuran sedang dengan panjang kepala dan tubuh antara 46-75 cm ini gerombolan. Satwa ekor panjang ini hidupnya tidak bisa sendiri. Kendati primata ini merupakan endemik Pulau Jawa Muhibah mengaku melihat lutung ini sejak dari kecil. Bahkan dari cerita turun-temurun sejak dulu kala lutung sudah ada di daerahnya.
Berbeda dengan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), cakap laki-laki berkulit sawo matang tersebut, keberadaan lutung ini bagi petani tidak membahayakan. Karena lutung ini ketika di atas pohon mereka relatif tenang, kalem, dan tidak bikin ribut.
Sedangkan monyet ekor panjang itu sifatnya agresif dan bising. Ketika bertandang, dari atas pohon mereka kemudian turun merusak tanaman-tanaman seperti jagung (Zea mays), nanas (Ananas comosus), atau jenis tanaman sayur-sayuran yang ada diantara tegakan pohon karet. “Kadang-kadang pohon pinang itu dimakan pucuknya langsung mati. Parahnya lagi kebatokan tempat untuk menampung getah karet dibuang,” kesahnya.
baca juga : Sedihnya, Lima Anak Lutung Jawa Sitaan Itu Mati
Kurangnya Edukasi
Ika Yuni Agustin (36), pemerhati satwa liar dan juga mahasiswa Pascasarjana Biologi Universitas Brawijaya (UB) Malang menjelaskan, berdasarkan pengalaman saat penelitian tentang perilaku lutung Jawa di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), dia tidak pernah melihat primata ini berprilaku agresif menyerang manusia. Meski habitatnya saat ini semakin dekat dengan aktifitas warga.
Selama penelitian, berdasarkan cerita warga setempat hanya ada 1-2 orang yang pucuk tanaman cabainya dimakan satwa yang dikenal juga dengan budeng ini, itupun tidak banyak dan tidak sering. Sehingga ia menyimpulkan untuk lutung jawa ini bukan termasuk liar yang berbahaya atau merugikan. Sementara itu, persepsi masyarakat ada yang tidak tahu jika lutung Jawa merupakan primata yang dilindungi.
Bahkan warga ada yang tidak bisa membedakan antara lutung Jawa dengan monyet ekor panjang, mereka menganggapnya sama. “Kata orang-orang tua setempat, lutung Jawa sudah banyak yang diburu dan habitatnya sudah pada jadi ladang atau pemukiman,” beber perempuan yang pernah pengamatan kurang lebih selama satu tahun ini, Jum’at (19/03/2021).
Mendapati hal itu dia kemudian tertarik melakukan edukasi dengan membuat video pendek membahas tentang lutung Jawa dengan menggunakan bahasa lokal, lalu hasilnya dikenalkan kepada anak-anak sekolah dasar setempat.