- Dunia ilmu pengetahuan baru saja memulai proses untuk menemukan dan mendokumentasikan semua spesies di Bumi; dan diperkirakan, baru 20% yang telah ditemukan dan tercatat.
- Tahun ini, Mongabay menyusun laporan penemuan spesies yang baru dideskripsikan dari hampir setiap benua, termasuk semut Ekuador yang namanya melanggar penamaan dari biner gender, sigung akrobatik Amerika Utara, “tembakau pembunuh” Australia, kelelawar berbulu oranye dari Afrika Barat, burung hantu kecil dari Brasil, dan banyak lagi.
- Meskipun suatu spesies mungkin baru dibahas secara ilmiah, bukan berarti sebelumnya tidak pernah ditemukan dan diberi nama oleh komunitas lokal dan adat.
Dengan manusia mengirim kendaraan dan alat untuk menjelajahi Mars dan matahari, orang-orang mungkin berpikir bahwa kita telah selesai menjelajahi seluruh isi planet kita sendiri. Tetapi, para ilmuwan mengatakan bahwa kita saja baru mulai menemukan dan mengidentifikasi kekayaan hayati di Bumi ini.
“Saya pikir, kebanyakan orang percaya bahwa kita sudah tahu sebagian besar spesies di Bumi, tetapi mungkin dengan skenario terbaik, kita baru mengeksplorasi 20% dari seluruh spesies,” Mario Moura, profesor di Federal University of Paraíba di Brasil, mengatakan kepada Mongabay dalam sebuah wawancara, Maret 2021.
Moura adalah peneliti dari studi yang memetakan tempat-tempat di dunia yang kemungkinan memiliki jumlah spesies tertinggi, yang belum diketahui sains. Dan ternyata, masih banyak lagi.
Tahun ini, Mongabay melaporkan spesies yang baru dideskripsikan dari hampir setiap benua, termasuk kelelawar berbulu oranye dari Afrika Barat, burung hantu kecil dari Brasil, sigung akrobatik Amerika Utara, ular dari Himalaya [berdasarkan penemuan di Instagram], spesies paus baru di Teluk Meksiko, spesies semut Ekuador yang bertolak belakang dengan biner gender dan “tembakau pembunuh” Australia.
“Setiap tahun, saat para ilmuwan menjelajahi ekosistem dunia, mencari herbarium dan jamur, mengurutkan DNA organisme, dan juga menelusuri media sosial, mereka menemukan spesies tanaman dan jamur yang belum dideskripsikan secara ilmiah,” menurut laporan State of the World’s Plants and Fungi 2020 yang dirilis oleh Royal Botanic Gardens, Kew.
Namun, meskipun suatu spesies mungkin baru dalam dunia sains, bukan berarti spesies tersebut belum ditemukan atau diberi nama oleh manusia.
“Banyak spesies yang baru dalam sains sudah dikenal dan digunakan oleh orang-orang di daerah asalnya, orang-orang yang telah menjadi penjaga utama mereka dan seringkali memiliki pengetahuan lokal yang tak tertandingi,” tulis Alexandre Antonelli, Direktur Sains di RBG Kew.
Berikut beberapa “spesies baru dalam sains” yang dilaporkan Mongabay tahun 2021:
Kelelawar ‘Spektakuler’ berbulu oranye yang dideskripsikan dari gunung Afrika Barat
Sekelompok peneliti menemukan spesies kelelawar berbulu oranye di gua-gua dan terowongan pertambangan Pegunungan Nimba di Guinea, Afrika Barat. Spesies yang baru dideskripsikan ini diberi nama Myotis nimbaensis, diambil untuk menghormati pegunungan asalnya, yang digambarkan sebagai “kepulauan langit Afrika,” dengan puncaknya 1.600-1.750 meter.
Kelelawar ini diyakini berstatus Kritis [Critically Endangered]. Bat Conservation International dan perusahaan pertambangan lokal Société des Mines de Fer de Guinée bekerja untuk memperkuat terowongan dan gua sehingga kelelawar akan memiliki rumah yang aman di gunung.
Dua spesies baru burung hantu diidentifikasi di Brasil
Dua spesies baru burung hantu kecil telah ditemuka di hutan hujan Amazon dan Atlantik di Brasil. “Mereka adalah burung hantu kecil yang lucu, panjangnya mungkin 13-15 sentimeter, dengan jumbai bulu di kepala,” kata John Bates, peneliti yang turut mendeskripsikan spesies baru tersebut.
Salah satu spesies baru, Xingu screech owl [Megascops stangiae], dinamai untuk menghormati mendiang Suster Dorothy Mae Stang, seorang aktivis hak tanah AS-Brasil dan biarawati Katolik yang dibunuh pada 2005 oleh mereka yang menentang aktivitasnya.
Burung hantu berada pada risiko kepunahan dan kemungkinan akan diklasifikasikan pada status Kritis. Burung hantu Alagoas hanya ditemukan di lima fragmen hutan terisolasi di Hutan Atlantik Brasil. Kurang dari 10% hutan ini yang tersisa, hanya sekitar 1% dari hutan tersisa ini yang dilindungi, meskipun merupakan hutan dengan tingkat kekayaan spesies tertinggi di dunia.
Spesies anggrek baru dari Dataran Tinggi Guyana
Anggrek baru dengan wujud bunga putih dan batang tinggi ini ditemukan di Dataran Tinggi Guyana, Venezuela. Spesies ini diyakini hidup dalam area kurang dari 20.000 kilometer persegi [7.700 mil persegi] dan memenuhi kriteria “rentan terhadap kepunahan” dalam Daftar Merah IUCN.
Masyarakat komunitas Adat Pemón Arekuna di Paruima menamai spesies tersebut dalam bahasa asli mereka. Peneliti yang menggambarkan anggrek baru tersebut, Mateusz Wrazidlo, menganjurkan untuk “menghilangkan penjajahan nomenklatur sains dan memberikan lebih banyak representasi ke bahasa pribumi [dan] lokal.”
Tokek Jackie Chan
Para peneliti telah mencatat 12 spesies tokek baru dari pegunungan Ghats Barat India. Satu tokek sangat pemalu, yang digambarkan sebagai tokek yang “hampir mustahil untuk ditangkap”, dinamai seperti nama aktor dan seniman bela diri terkenal Jackie Chan.
Spesies baru ditemukan selama empat tahun pengambilan sampel di Ghats Barat, rantai pegunungan yang sejajar dengan pantai barat semenanjung India. Sebagian besar tokek baru ditemukan di gua-gua atau di lantai hutan. Mereka cukup kecil, kebanyakan panjangnya hanya berukuran 3 hingga 4 sentimeter [1,2 hingga 1,6 inci].
Spesies Paus Rice
Menggunakan data genetik dan tubuh paus yang terdampar, para peneliti menentukan bahwa sekelompok paus di Teluk Meksiko yang tampak seperti paus Bryde sebenarnya adalah spesies baru, yang mereka beri nama sebagai paus Rice [Balaenoptera ricei].
Para ilmuwan memperkirakan bahwa hanya ada 33 individu yang masih hidup dan terancam oleh lalu lintas kapal laut, sampah plastik, dan eksplorasi minyak dan gas di Teluk itu. Spesies ini terdaftar di bawah U.S. Endangered Species Act dengan status Kritis [Critically Endangered].
Ular mematikan Krait Suzhen
Setelah pemeriksaan detil dari fitur dan DNA ular yang ditemukan di sawah dan sungai di hutan musim di China dan Myanmar utara, para ilmuwan di China menentukan bahwa Krait Suzhen [Bungarus suzhenae] adalah spesies baru.
Bai Su Zhen, merupakan dewi ular dari mitos tradisional yang populer di Tiongkok, Legenda Ular Putih. Nama ini diberikan untuk menghormati keberaniannya atas cinta sejati dan kebaikan kepada orang-orang.
Spesies semut baru dari Ekuador yang biner gender
Tradisi ilmiah untuk memberi nama spesies baru untuk menghormati penemunya adalah dengan mengakhiri nama spesies di “i” untuk laki-laki atau “ae” untuk perempuan. Namun, para ilmuwan yang menggambarkan spesies semut baru dari wilayah Chocó di Ekuador memutuskan untuk ‘melanggar’ tradisi ini. Para peneliti menggunakan kata ganti “mereka” dalam nama spesies untuk mempromosikan inklusivitas gender non-biner.
Semut baru, Strumigenys ayersthey, diambil dari nama mendiang aktivis hak asasi manusia dan seniman Jeremy Ayers. Strumigenys memiliki rahang yang mengatup rapat dalam, merupakan salah satu gerakan tercepat yang dapat dilakukan makhluk hidup, yaitu 1,2 juta meter per detik kuadrat.
Pepé Le New: Sigung tutul akrobatik di Amerika Utara
Setelah menganalisis DNA sekelompok sigung tutul Amerika Utara [sepupu sigung belang yang lebih terkenal], para peneliti menentukan bahwa dari empat spesies sigung yang dikenali sebelumnya, sebenarnya diketahui ada tujuh. Sigung tutul kadang-kadang disebut “akrobat dari dunia sigung” karena handstand mereka yang mengesankan, memberi peringatan kepada pemangsa bahwa semprotan berbahaya akan muncul.
Meskipun mamalia Amerika Utara ini adalah salah satu hewan yang paling banyak dipelajari di dunia, namun para ilmuwan masih menemukan spesies baru dan mempelajari berbagai hal tentang ekologi dasar mereka.
Bunglon dari Madagaskar, reptil terkecil di dunia
Hanya seukuran tablet aspirin, bunglon Brookesia nana yang baru ditemukan dari Madagaskar diyakini sebagai reptil terkecil di Bumi. Madagaskar, meskipun cukup besar, memiliki jumlah hewan mini yang mengejutkan, banyak dari spesies di sana yang tidak dapat ditemukan di tempat lain di planet ini.
“Kami menemukan spesies baru setiap kali ekspedisi ke Madagaskar,” kata Frank Glaw, pemimpin ekspedisi yang diadakan secara reguler ke Madagaskar dari Bavarian State Collection of Zoology di Munich. Hanya sebagian kecil dari hutan asli Madagaskar yang tersisa dan masih terus dihancurkan.
“Ada semacam perlombaan melawan kepunahan. Saya tidak akan sepenuhnya terkejut jika banyak dari spesies tersebut akan punah pada akhir abad ini.”
Tiga spesies anggrek baru di Ekuador
Lebih dari 400 spesies tanaman tercatat selama studi tanaman-burung kolibri tinggi di hutan hijau di Andes Ekuador, termasuk tiga spesies anggrek baru dalam dunia sains. Ketiga anggrek tersebut termasuk dalam genus Lepanthes, kelompok sangat beragam yang memiliki sekitar 1.100 spesies.
Dalam tiga tahun survei, hanya ditemukan 40 individu tumbuhan Lepanthes microprosartima, sehingga spesies tersebut sebelumnya telah dinilai berstatus Kritis menurut kriteria Daftar Merah IUCN.
Spesies bunglon baru berduri dari Pegunungan Bale di Ethiopia
Spesies bunglon baru, bernama Wolfgang Böhme Ethiopia, ditemukan hidup di semak-semak dan pohon-pohon kecil di Pegunungan Bale di selatan-tengah Ethiopia. Bunglon ini memiliki panjang sekitar 15 sentimeter [6 inci] dan memiliki jambul yang khas dengan sisik berduri besar di sepanjang punggung dan ekornya.
Para peneliti mengatakan bahwa bunglon Ethiopia dianggap sebagai spesies yang kompleks, kelompok dengan jumlah spesies yang tidak diketahui, tidak hanya satu spesies, dan mereka merasa ada lebih banyak spesies untuk dideskripsikan dari kelompok tersebut.
Banyak hewan endemik Ethiopia ditemukan di Pegunungan Bale, termasuk serigala Ethiopia [Canis simensis], macan tutul, babi hutan, dan banyak reptil endemik lain. Para peneliti mengatakan, area ini adalah hotspot keanekaragaman hayati, kemungkinan menampung banyak spesies yang belum ditemukan.
‘Putri tidur’ yang merupakan tanaman endemik Sri Lanka
Tahun 2015, seorang peneliti menavigasi medan curam dan licin dari hutan hujan Peak Wilderness, di dataran tinggi tengah Sri Lanka dan menemukan tanaman yang tidak dikenal dalam genus Strobilanthes. Dikenal sebagai “putri tidur”, banyak dari tanaman ini hanya berbunga sekali setiap 12 tahun. Jadi, tahun demi tahun, peneliti kembali ke tempat yang sulit dijangkau, menunggu tanaman itu berbunga.
Setelah lima tahun, usaha dan kesabaran itu membuahkan hasil: bunga tidur istimewa Strobilanthes mekar untuk mengungkap sebuah spesies baru, Strobilanthes medahinnensis.
Katak pohon baru di Indonesia
Di hutan dataran rendah di pantai barat daya Jawa, pulau terpadat di Indonesia, sekelompok siswa yang berpartisipasi dalam program sains Masyarakat Herpetologi Indonesia, menemukan lima katak di tepi kolam. Ternyata, mereka adalah spesies baru dalam dunia sains, katak pohon yang sangat kecil [sekitar 2,5 sentimeter atau 1 inci] yang tampak kuning muda atau coklat muda tergantung pada pencahayaan. Panggilan “tik-tik-tik-tik-tik-tik” katak berbeda dari spesies lain yang dikenal.
Chirixalus pantaiselatan kemungkinan berstatus terancam punah. Meskipun ada lebih dari 400 spesies katak yang dikenal di Indonesia, hanya satu yang masuk dalam daftar spesies dilindungi di Indonesia, dan peneliti mengatakan perhatian lebih terhadap katak sangat diperlukan.
Spesies baru ‘tembakau pembunuh’ di Australia
Para peneliti melihat tanaman tembakau liar yang tidak dikenal di sepanjang jalan raya di Australia Barat. Tembakau, yang sebelumnya tidak diketahui dunia sains, diberi nama Nicotiana insecticida, karena bulunya yang lengket menjebak serangga kecil.
Karena N. insecticida tampaknya tidak melarutkan serangga untuk makanan, ia tidak dianggap karnivora. Kelenjar lengket tembakau, para peneliti percaya, hanya ada di sana untuk melindungi tanaman agar tidak dimakan.
Ular Himalaya baru yang ditemukan melalui Instagram
Selama karantina mandiri COVID-19 di India, seorang mahasiswa master mulai memotret hewan-hewan di sekitar rumahnya, di dekat kaki pegunungan Himalaya. Sebuah foto ular yang dia posting di Instagram menarik perhatian seorang herpetologis.
Setelah penyelidikan lebih lanjut, mereka memutuskan bahwa ular itu adalah spesies milik kelompok yang tidak diketahui, tapi yang biasa disebut ular kukri, dinamai karena giginya yang melengkung seperti kukri, atau belati Nepal. Himalaya bagian barat relatif kurang dieksplorasi daripada banyak daerah lain, dan para peneliti berpikir ada lebih banyak spesies yang dapat ditemukan disana.
“Sangat menarik untuk dicatat bagaimana sebuah gambar dari Instagram mengarah pada penemuan ular cantik yang belum dikenal oleh dunia,” kata herpetologis Zeeshan Mirza kepada Mongabay.
“Eksplorasi halaman belakang Anda sendiri dapat menghasilkan spesies yang mungkin tidak terdokumentasi. Akhir-akhir ini, orang ingin melakukan perjalanan ke hotspot keanekaragaman hayati terpencil untuk menemukan spesies baru atau langka, tetapi jika seseorang melihat halaman belakang mereka sendiri, seseorang mungkin akan menemukan spesies baru di sana.”
Tulisan asli dapat dibaca pada tautan ini: Top 15 species discoveries from 2021 (Photos). Artikel diterjemahkan oleh Akita Verselita