- Seekor paus jenis Paus Bryde (Balaenoptera brydei) ditemukan terdampar di perairan Dusun Pemalikan, Desa Batu Putih, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB)
- BPSPL Denpasar mencatat sudah tiga kali penemuan paus jenis ini terdampar, pertama tahun 2015 di Canggu Bali, tahun 2021 di Jimbaran Bali, dan Sekotong Lombok. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penyebab kematian paus ini
- Petugas BPSPL Denpasar dan tim gabungan melakukan sosialisasi ke masyarakat tentang status perlindungan paus. Jika masyarakat menemukan agar segera melapor
- Saat ini paus sudah dikubur di sekitar lokasi penemuan.
Seekor paus yang diduga jenis Paus Bryde (Balaenopterea byrdei) terdampar di perairan Taman Wisata Perairan (TWP) Gita Nada, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat pada Selasa (1/2/2021).
Paus ini diduga telah mati sebelumnya dan bangkainya hanyut terbawa ke pesisir Dusun Pemalikan, Desa Batu Putih, desa paling ujung barat di Pulau Lombok. Jalur Selat Lombok, yang menghubungkan Pulau Lombok dengan Pulau Bali menjadi jalur perjalanan paus.
“Selat Lombok memang menjadi rute migrasinya,’’ kata Permana Yudiarso, Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar pada Mongabay Indonesia, Senin (3/2/2021).
Kronologi kejadian berawal dari laporan kepada BPSPL Denpasar Wilker NTB pada 1 Februari 2022 melalui media Whatsapp tentang adanya paus yang terdampar mati di pantai dekat Bangko-Bangko, Sekotong. Informasi dari laporan ini kemudian diteruskan ke ketua Pokmaswas Deep Blue Sea, Sekotong untuk mendapatkan verifikasi apakah laporan tersebut benar atau tidak serta mendapatkan data lebih rinci. Verifikasi dari Pokmaswas diperoleh bahwa benar terdapat paus mati di pantai di Dusun Pemalikan dan diperoleh beberapa foto kondisi pada hari tersebut.
baca : Seekor Paus Bryde Terdampar di Raja Ampat, Ada Apa?
“Melihat kondisinya dari gambar yang dikirim, sudah mati lalu terbawa arus hingga terdampar di Lombok. Kami minta langsung menguburkan bangkai paus mati itu,’’ katanya.
Dalam pengecekan ke lapangan, BPSPL Denpasar turun bersama mitra kepala Dusun Selegong, Linmas Desa Batu Putih, Babinkamtibmas, Pokmaswas Deep Blue Sea, BKSDA Resort TWA Bangko-Bangko dan nelayan. Tim yang turun ke lapangan mengambil sampel yang diperlukan untuk keperluan penelitian. Sampel yang akan diteliti ini untuk memastikan spesies paus ini dan dugaan penyebab kematian.
“Sudah tiga kali ditemukan terdampar paus jenis yang sama,’’ kata Yudiarso.
Pada tahun 2015 ditemukan terdampar di Pantai Batu Bolong, Canggu, Bali. Kemudian pada tahun 2021 ditemukan terdampar di Jimbaran Bali. Awal Februari 2022 ini ditemukan di Sekotong, Lombok Barat. Melihat lokasi penemuan ketiga ini, penting dilakukan riset untuk mengetahui pola migrasi dan tantangan yang dihadapi paus jenis ini selama perjalan migrasi.
“Belum kita tahu apa penyebab kematiannya,’’ lanjutnya.
baca juga : Ghost Fishing, Penyebab Paus Bryde Mati di Mimika Papua
Saat memantau ke lapangan, tim gabungan bertemu dengan kepala Desa Batu Putih untuk berkoordinasi. Selanjutnya langsung menuju lokasi dan menemui kepala Dusun Selegong. Beberapa waktu kemudian personel Wilker NTB bertemu kepala Dusun Selegong dan tim menyampaikan tentang status paus.
Pada saat pertemuan disampaikan jika paus termasuk hewan laut yang dilindungi. Sehingga jika ada masyarakat yang menemukan paus, baik masih hidup maupun mati segera melapor ke petugas. Jika kondisi masih hidup, dikembalikan ke perairan. Tapi jika sudah mati segera dikubur. Masyarakat diminta tidak sembarangan mengkonsumsi.
Beberapa poster diberikan kepada kepala dusun, termasuk penjelasan masing-masing poster itu. Poster nantinya dapat ditempelkan di tempat-tempat strategis agar diketahui banyak warga masyarakat.
“Dari kepala dusun diketahui bahwa sosialisasi jenis ikan dilindungi di Dusun Selegong masih terbatas dan diharapkan ada perhatian dari pemerintah,’’ kata Permana.
Setelah melakukan koordinasi dan sosialisasi, tim begerak menuju Dusun Pemalikan. Perjalanan off-road dari jalan aspal terakhir menuju lokasi terdamparnya paus yang hanya dapat ditempuh dengan sepeda motor, ditempuh dalam waktu satu jam.
Di lokasi terdampar, paus kemudian diidentifikasi, kemudian didiskusikan penanganannya. Pengamatan fisik dilakukan terhadap bangkai paus yang sudah mulai membusuk tingkat lanjut (kode 4). Ukuran paus kurang lebih 4 meter, jenis kelamin jantan, kulit badan mulai sobek dan mengeluarkan cairan-cairan tubuh. Foto dan video kondisi tubuh paus diambil untuk keperluan dokumentasi.
baca juga : Susah Payah Selamatkan Paus Terdampar di Fak-Fak, Bagaimana Nasibnya?
Dari ciri-ciri yang terlihat, diduga kuat paus ini merupakan jenis Paus Bryde (Balaenoptera brydei), ada tiga galir di atas kepala, sirip dada kecil, panjang 4-5 meter. Untuk identifikasi lebih lanjut telah diambil sampel daging dan tulang rawan.
“Tim memotong badan paus jadi dua bagian agar dapat diangkat dan dikuburkan di lokasi terdekat yang dapat dibuat liang kubur, yang aman dari air laut pasang dan abrasi,” katanya.
Dalam video yang dikirim oleh tim lapangan Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) NTB Awang Hariyanto terlihat nelayan setempat membalik paus tersebut. Mereka berdikusi tentang jenis ikan yang terdampar tersebut. Dari nelayan inilah yang kemudian informasi penemuan paus terdampar sampai ke petugas.
Para nelayan yang menemukan paus terdampar tersebut tidak berani mengkonsumsi paus tersebut. Mereka menunggu kedatangan petugas. Selain itu, dalam beberapa kali penemuan paus terdampar di perairan Pulau Lombok, masyarakat tidak pernah ditemukan mengkonsumsi paus terdampar. Bahkan jika ada paus masih hidup, nelayan setempat berinisiatif membawa ke tengah laut.
“Bangkainya langsung dikubur oleh tim dan nelayan,” kata Awang.