- Rahasia tubuh katak kaca menjadi transparan saat tidur terpecahkan.
- Transparan merupakan bentuk kamuflase yang paling intuitif, ketika pemangsa [predator] sulit mengenali mangsanya, bahkan seolah mangsanya tidak ada.
- Katak kaca merupakan hewan yang dapat menjaga transparansi tubuhnya di dalam maupun luar ruangan. Hari-harinya banyak dihabiskan dengan tidur di dedaunan hijau terang daerah tropis. Untuk menghindari perhatian atau pantauan hewan pemangsa, katak kaca mengubah dirinya menjadi 61 persen transparan.
- Diketahui hewan tersebut menyimpan sel darah merah di hatinya ketika tidur. Saat bangun, sel darah merah dengan cepat mengalir kembali ke sistem peredaran darah.
Terjawab, rahasia tubuh katak kaca menjadi transparan saat tidur.
Transparan merupakan bentuk kamuflase yang paling intuitif, ketika pemangsa [predator] sulit mengenali mangsanya, bahkan seolah mangsanya tidak ada.
Katak kaca [Hyalinobatrachium fleischmanni] adalah contoh klasik kamuflase yang transparan. Kulit perutnya terlihat tembus pandang sehingga tulang, usus, dan detak jantungnya terlihat, saat tidur.
Katak kaca merupakan hewan yang dapat menjaga transparansi tubuhnya di dalam maupun luar ruangan. Hari-harinya banyak dihabiskan dengan tidur di dedaunan hijau terang daerah tropis.
Untuk menghindari perhatian atau pantauan hewan pemangsa, katak kaca mengubah dirinya menjadi 61 persen transparan.
“Jika tubuhnya dibalik, kita dapat melihat detak jantungnya. Sebagian besar rongga tubuhnya benar-benar transparan,” kata Jesse Delia, peneliti dari Museum of Natural History, di New York, Amerika Serikat.
Delia menjelaskan hal tersebut kepada BBC News, terkait hasil penelitiannya yang telah dipublikasikan di Journal Science edisi 22 Desember 2022.
Baca: Mengenal Tujuh Satwa Tembus Pandang yang Menakjubkan
Penelitian
Jesse Delia berkolaborasi dengan Carlos Taboada, dari Duke University, untuk memecahkan transparansi tubuh katak kaca, setelah dia menyaksikan langsung di Panama.
Delia dan Taboada bersama tim, mengarahkan sinar laser ke tubuh katak untuk melacak pergerakan sel darah. Hasilnya, diketahui hewan tersebut menyimpan sel darah merah di hati ketika tidur.
Saat bangun, sel darah merah dengan cepat mengalir kembali ke sistem peredaran darah. Diketahui juga bahwa hati katak kaca dilapisi lapisan kristal yang dapat menghalangi kemerahan darah.
Dengan menggunakan pencitraan fotoakustik untuk melacak sel darah merah secara in vivo, hasil riset menunjukkan bahwa saat tidur katak kaca meningkatkan transparansinya dua hingga tiga kali lipat. Lalu, mengelola sekitar 89 persen sel darah merahnya dari sirkulasi dan mengemasnya di hati.
“Tidak diketahui pula bagaimana satwa ini melakukannya tanpa memicu penggumpalan darah besar-besaran,” jelas Delia.
Taboada menjelaskan, katak kaca masih bisa menggumpalkan darahnya bila diperlukan, misalnya saat terluka.
“Sudah tentu, fakta ini perlu penelitian lebih lanjut.”
Kekuatan super
Menurut Delia dan Taboada, kemampuan katak kaca untuk mengatur lokasi, kepadatan, dan pengemasan sel darah merah tanpa pembekuan darah secara selektif merupakan bentuk “kekuatan super”. Ini memberikan wawasan terkait penelitian dan pemahaman soal metabolisme, hemodinamik, dan pembekuan darah.
Seperti manusia, katak kaca mengandalkan hemoglobin, protein berwarna dalam sel darah merah yang mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh.
Pada sebagian besar vertebrata, ketika sel-sel darah bertemu satu sama lain, akan menyebabkan terjadinya pembekuan. Gumpalan yang dihasilkan itu dapat membuat keropeng untuk menutup luka- atau, jika gumpalan tersebut berada di pembuluh darah, dapat menyumbat sistem peredaran darah yang menyebabkan kematian.
Hasil penelitian Delia dan Taboada menyiratkan bahwa metode transparansi katak kaca kemungkinan dapat mengajari kita tentang cara mencegah pembentukan gumpalan darah di tubuh manusia.
Meski demikian, Delia dan Taboada menegaskan bahwa mentransfer pengetahuan terkait hal tersebut untuk aplikasi praktis bagi metode pengobatan manusia mungkin memerlukan waktu hingga puluhan tahun lamanya.
*Djoko Subinarto, penulis lepas, tinggal di Bandung, Jawa Barat.
Rujukan:
Georgina Rannard. 2022. Scientists Find Secret to How Glass Frogs Turn Transparent
Nelly M Cruz & Richard M White. 2022. Lessons on Transparency from the Glassfrog
Taboada-Delia et all. 2022. Glassfrogs Conceal Blood in Their Liver to Maintain Transparency
Veronique Greenwood. 2022. How A See-Through Frog Hides Its Red Blood From Predators