- Namanya ngengat kepala maut.
- Meski sering dianalogikan sebagai satwa menyeramkan, hingga disematkan ke namanya, namun ngengat kepala maut bukan jenis yang membahayakan manusia. Ngengat tidak beracun, hanya mencari madu lebah sebagai pakannya.
- Ada tiga jenis ngengat dari Genus Acherontia Acherontia atropos tersebar di Eropa, Acherontia styx, dan Acherontia lachesis ditemukan di Asia.
- Sejauh ini, riset tentang ngengat kepala maut belum banyak ditemukan.
Namanya ngengat kepala maut.
Kita lebih sering melihatnya di film horor ketimbang aslinya di alam.
Ada tiga jenis ngengat dari Genus Acherontia ini. Acherontia atropos tersebar di Eropa, Acherontia styx, dan Acherontia lachesis ditemukan di Asia.
“Ketiganya sangat mirip dari ukuran, warna, dan siklus hidup. Dinamakan ngengat kepala maut, karena ada bentuk tengkorak manusia di bagian toraks,” jelas Mardili, alumni Jurusan Biologi Sains Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Senin [16/01/2023].
Baca: Kupu-kupu dan Peran Penting Sains Warga dalam Konservasi

Hal paling membedakan dengan kupu-kupu adalah ngengat aktif malam hari [nokturnal]. Saat hingga di satu tempat ngengat membuka sayapnya, sementara kupu-kupu tidak. Warnanya identik hitam, cokelat, abu-abu, dan lain-lain.
“Terlihat cantik saat masih msenjadi ulat, berbeda dengan kupu-kupu.”
Baca: Nama Ani Yudhoyono Abadi Bersama Kupu-kupu

Saat masih ulat, makanan utamanya adalah daun-daun muda, seperti umunya ulat. Namun, setelah dewasa, makannnya madu lebah.
“Larva yang baru menetas ukurannya 1 milimeter dan membesar hingga 130 milimeter. Sang larva memiliki tanduk di ujung ekornya. Ketika didekati, biasanya sebagian badannya membungkuk kebelakang,” ungkap Mardili.
Baca: Eksotisnya Kupu-kupu, Si Penjaga Keseimbangan Alam

Tidak berbahaya
Saya melihat ngengat ini saat fase kepompong, di Samarkilang, Kecamatan Syiah Utama, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh.
Menurut masyarakat setempat, mereka sering melihat dan membiarkannya.
“Ulat ini sering terlihat di pohon-pohon kecil di pinggir jalan,” ungkap Aman Tris, warga Samarkilang, Minggu [08/01/2023].
Meski sering dianalogikan sebagai satwa menyeramkan, hingga disematkan ke namanya, namun ngengat bukan jenis yang membahayakan manusia. Ngengat tidak beracun, hanya mencari madu lebah sebagai pakannya.
Baca: Homalictus, Lebah dengan Tubuh Warna-warni

Merujuk situs Republik Eusosialis Tawon, dijelaskan bahwa bagi peternak madu ngengat dikenal sebagai hama minor, karena kebiasaanya masuk ke sarang lebah dan memakan persediaan madu.
“Ngengat kepala maut memiliki cangkang tebal yang membuatnya bertahan dari sengatan lebah, sehingga masuk sarang.”
Setelah berada di sarang, dia akan mengeluarkan bau menyerupai lebah, sehingga tidak dianggap sebagai ancaman.
Baca juga: Hebatnya Lebah Madu, Bisa Pecahkan Soal Matematika

Sejauh ini, riset tentang ngengat kepala maut belum banyak ditemukan.
“Bisa jadi karena aktif malam hari, membuat peneliti kesulitan. Atau bisa juga, penelitian tentang ngengat kurang dianggap menarik,” papar Mardili.