- Para peneliti menemukan penampakan ikan air tawar jenis baru yang aneh yaitu “buta” dengan struktur kepala bertanduk di perairan dalam nan gelap di dalam gua di China.
- Ikan air tawar itu dari genus Sinocyclocheilus dalam famili Cyprinidae hanya ditemukan (endemik) Cina. Peneliti menamakan spesies baru itu dengan Sinocyclocheilus longicornus
- Hampir semua ikan anggota genus Sinocyclocheilus hidup di dalam atau di sekitar gua dengan ciri khas ikan gua yaitu kurangnya sisik dan kurangnya pigmentasi.
- Namun peneliti dari Guizhou Normal University itu belum bisa memastikan fungsi tanduk dalam ikan. Ada kemungkinan tanduk itu menbantu kumisnya sebagai alat navigasi untuk hidup di habitatnya.
Para peneliti China menemukan ikan air tawar jenis baru bertubuh albino, dan bertanduk mirip unicorn di sebuah gua. Setelah diteliti lebih lanjut, ikan ini rupanya bergenus Sinocyclocheilus. Uniknya, ikan tersebut hanya ditemukan atau endemik di Cina.
Pertama kali dideskripsikan tahun 1939, kini sudah ada 76 jenis Sinocyclocheilus yang diketahui. Sebagian besar memiliki karakteristik yang sama: tidak ada penglihatan, kurangnya sisik, dan tidak ada pigmentasi. Kondisi itu merupakan hasil evolusi ikan yang hidup di kegelapan gua dalam. Namun, beberapa ikan Sinocyclocheilus memiliki tanduk di bagian kepalanya.
Dalam studi yang diterbitkan jurnal ZooKeys pada 17 Januari 2023, tim peneliti memberi nama spesies baru itu sebagai Sinocyclocheilus longicornus. Nama longicornus berasal dari kata Latin longus, yang berarti “panjang” dan cornu yang berarti “tanduk dahi.” Ikan ini punya panjang tubuh antara 10,5 cm hingga 14,6 cm dan memiliki dua pasang kumis di sekitar mulutnya sebagai alat penuntun berenang dalam gelap.
Mengapa ikan ini tak punya mata?
Menurut peneliti, basis argumen ilmiahnya adalah proses evolusi regresif. Dan genus ikan Sinocyclocheilus memang endemik di China, terutama di daerah karst China Barat Daya, termasuk provinsi Guangxi, Guizhou, Yunnan, dan Hubei.
“Spesies Sinocyclocheilus telah mengembangkan mata dan struktur seperti tanduk di bagian belakang kepala untuk fungsi tertentu,” kata Dr. Jiang Zhou dari Guizhou Normal University seperti dikutip dari Livescience, Kamis (9/2).
baca : Ikan Kaca, Ikan Aneh yang Hanya Ditemukan di Papua dan Australia

Para peneliti menemukan ikan tersebut sedang berenang di kolam kecil berukuran lebar 1,8 meter dengan kedalaman 0,8 m di dalam sebuah gua di provinsi Guizhou. Tim lalu mengumpulkan individu tersebut untuk dibawa kembali ke laboratorium. Setelah membandingkan ikan dengan spesies lain yang sudah pernah ditemukan lebih dulu ikan bertanduk kuda itu merupakan spesies baru. Hal itu berdasarkan analisis DNA-nya.
“Bagian tubuh ikan yang paling menarik adalah struktur seperti tanduk yang luar biasa panjang. Belum diketahui kegunaannya secara jelas, dan itu tidak ditemukan pada spesies manapun,” kata Dr. Jiang.
Keberadaan tanduk ini sangat berbeda diantara spesies Sinocyclocheilus yang tinggal di kegelapan gua, panjangnya bervariasi dan dapat bercabang atau tidak bercabang. Karena jenis ikan yang tinggal di bawah cahaya tidak memiliki tanduk, temuan baru itu melecut keingintahuan peneliti tentang hubungan adanya tanduk ikan dengan kondisi habitat gua dalam yang gelap.
Uniknya, Sinocyclocheilus longicornus memiliki tubuh albinotik atau tidak berpigmentasi dan tanpa sisik. Ia juga memiliki struktur seperti tanduk tunggal. Relatif panjang, dan tidak bercabang di bagian belakang kepala.
baca juga : Mariana Snailfish, Ikan Transparan Jenis Baru yang Hidup di Dasar Laut

Menurut Dr. Jiang, penjelasan yang paling logis mengenai tanduknya itu adalah untuk membantu ikan-ikan ini “melihat” pada kondisi gelap. Hal itu seperti mendukung fungsi kumis mereka yang sebetulnya sudah didesain untuk membantu bernavigasi.
Ditambah lagi, sebagian besar spesies Sinocyclocheilus, memiliki organ yang terdiri dari sel-sel sangat sensitif. Itu memungkinkan mereka mendeteksi perubahan tekanan, suhu, dan salinitas lewat tubuhnya. Oleh karena itu, Dr. Jiang penasaran dengan pembentukan tanduk pada anatomi tubuh pada satwa tersebut.
Alasannya, ukuran tanduk yang tidak biasa pada Sinocyclocheilus longicornus ternyata tidak terkait dengan spesies bertanduk panjang lainnya. Jiang pun menerka hal itu karena asal-usul evolusi pada genusnya. Oleh karena itu, peneliti masih perlu membandingkan kondisi habitat dengan beberapa spesies bertanduk panjang lainnya untuk dapat mengungkapkan untuk apa struktur misterius itu sebenarnya digunakan.
Sumber : livescience.com dan zookeys.pensoft.net