- Penelitian terbaru menunjukkan, tokek rumah [Gekko gecko] memiliki kemampuan mengenali dirinya sendiri, sebagai bentuk kecerdasan sosial.
- Tokek dapat berkomunikasi menggunakan zat kimia atau lebih dikenal sebagai feromon yang berasal dari kulit dan kotorannya, dan memanfaatkannya untuk membedakan dengan tokek lain.
- Kajian ini juga memperlihatkan reptil memiliki kemampuan sosial kognitif yang lebih rumit dibanding anggapan sebelumnya.
- Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan ada sebagian satwa yang memiliki kemampuan mengenali dirinya sendiri atau Mirror Self Recognition. Sebut saja, kera besar [orangutan, gorila, bonobo, simpanse], lumba-lumba, gajah, dan yang ikan pembersih [Labroides dimidiatus].
Penelitian terbaru menunjukkan, tokek rumah [Gekko gecko] memiliki kemampuan mengenali dirinya sendiri, sebagai bentuk kecerdasan sosial.
Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan ada sebagian satwa yang memiliki kemampuan mengenali dirinya sendiri atau Mirror Self Recognition. Sebut saja, kera besar [orangutan, gorila, bonobo, simpanse], lumba-lumba, gajah, dan yang ikan pembersih [Labroides dimidiatus].
Lantas bagaimana cara tokek mengenali dirinya sendiri?
Baca: Tokek dan Kelirunya Persepsi Kita
Dua peneliti dari Universitas Bern, Swiss, yaitu Birgit Szabo dan Eva Ringler mengamati 22 tokek rumah yang terdiri 10 jantan dan 12 betina. Selama pengamatan, satwa tersebut ditempatkan di kandang khusus. Suhu, kelembaban, dan sinar diatur.
Dengan menggunakan kapas, mereka diberikan bau tubuhnya sendiri maupun tokek lain dengan cara mengusapkan kapas ke bagian tubuh tokek, dan kotorannya [feces]. Mereka juga dibaui pepermin dan air sebagai kontrol.
Selanjutnya respon penting dari tokek diamati, antara lain napas dan perilaku menjulurkan lidah [tongue-flicks/TF]. Perilaku ini juga dilakukan reptili lain seperti ular, atau biawak. Tujuannya untuk menangkap sinyal bau. TF dibagi dua, yaitu lidah yang mengarah ke bawah [lantai] dan ke atas [moncong]. Selama pengamatan, tokek betina lebih sering menjulurkan lidah dibanding jantan.
“Kami menemukan bukti sangat kuat bahwa tokek betina lebih banyak menjulurkan lidah ke lantai dibanding ke atas saat diberi bau asing,” ungkap Szabo, dalam tulisan yang diterbitkan dalam jurnal Animal Cognition.
Peneliti dari Institute of Ecology and Evolution itu menambahkan, mereka juga menemukan bukti sangat kuat bahwa tokek lebih banyak menjulurkan lidah ke moncong saat diberi air dari pada bau mereka sendiri dan bau tokek lain. Para peneliti menginterpretasikan, perilaku ini sebagai tanda bahwa tokek pertama-tama merasakan bau melalui moncong, lalu membandingkan dengan baunya sendiri yang bertebaran di kandang.
“Tokek harus lebih sering membandingkan ketika diberi bau tubuh tokek lain, dibanding baunya sendiri. Ini mengindikasikan bahwa mereka tahu bau badan mereka sendiri,” kata Szabo, dikutip dari ScienceDaily.
Baca: Mengenal Cecak Jarilengkung Hamidy, Spesies Baru dari Kalimantan
Tokek-tokek tersebut menunjukkan respon yang sama ketika disodori air, namun memberikan respon lebih kuat ketika disodori bau pepermin, dibanding bau tubuh dan kotoran.
Penelitian itu memperlihatkan bahwa tokek dapat berkomunikasi menggunakan zat kimia atau lebih dikenal sebagai feromon yang berasal dari kulit dan kotorannya, dan memanfaatkannya untuk membedakan dengan tokek lain.
“Kadal dan reptil secara umum dilihat sebagai hewan primitif yang asosial. Kita harus memahami bahwa reptil lebih sosial dan cerdas dibanding yang kita duga,” kata Szabo.
“Reptil, terutama tokek, cocok untuk menyelidiki pertanyaan mendasar tentang evolusi sosialitas,” kata Eva Ringler, mengutip earth.com. “Di tokek, kita dapat menemukan berbagai macam struktur sosial dan habitat.”
Baca juga: Riset: Kanibalisme Terjadi pada Sesama “Bayi” Tawon
Mereka berkesimpulan bahwa penelitian telah memberi bukti tokek rumah mampu membedakan bau mereka sendiri maupun sesama jenis, dan kemungkinan kotoran mempunyai fungsi sosial dalam perilaku mereka.
Tokek rumah menjadi contoh spesies yang baik untuk penelitian lebih mendalam terkait kemampuan mengenali bau badan. Ini karena tokek merupakan hewan berpasangan jangka panjang, mengasuh anak berdua, dan membentuk kelompok keluarga.
Kajian ini juga memperlihatkan reptil memiliki kemampuan sosial kognitif yang lebih rumit dibanding anggapan sebelumnya.
Tokek bermanfaat mengurangi populasi binatang kecil yang sering ditemukan di rumah. Satwa ini dikenal suka makan kecoa, cicak, bahkan anak tikus yang masih merah.