- Seorang nelayan menemukan seekor Paus Sperma (Physeter macrocephalus) mati terdampar di Pantai Oebubun, Desa Oepuah, Kecamatan Biboku Moenleu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT. Sayangnya warga beramai-ramai mengambil bagian tubuh paus ini
- Tim dari BPSPL Wilker NTT bersama BKKPN Kupang, Dinas Perikanan Kabupaten TTU, dan KCD KP Wilayah TTS, TTU, Malaka, Belu melakukan sosiaisasi singkat kepada warga. Sosialisasi terkait adanya larangan memanfaatkan jenis biota laut dilindungi, cara melakukan identifikasi jenis biota laut dilindungi dan penanganannya
- Seekor Dwarf Sperm Whale (Kogia sima) dengan panjang 2,15 meter dan lingkar tubuh 1,22 meter ditemukan terdampar di perairan dangkal Teluk Kupang. Tim penyelamatan pun berhasil membawa paus tersebut ke laut lepas. Ditemukan adanya beberapa jamur di bagian punggung dan di bagian perut paus tersebut
- Perairan Laut Sawu merupakan wilayah perlintasan 21 jenis cetacea termasuk 2 spesies paus langka yaitu paus biru dan paus sperma. Perairan ini dikenal sebagai daerah migrasi mamalia laut.
Seekor Paus Sperma (Physeter macrocephalus) ditemukan mati terdampar di Pantai Oebubun, Desa Oepuah, Kecamatan Biboku Moenleu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT).
Paus ditemukan nelayan bernama Demus mati terdampar di sekitar perahu. Awalnya dirinya menduga biota laut yang mati ini adalah dugong.
Kepala Kantor BPSPL Denpasar Permana Yudiarso kepada Mongabay Indonesia, Jumat (31/3/2023) menjelaskan, tanpa melaporkan pada pihak manapun, sekitar pukul 14.00 WITA warga beramai-ramai datang ke lokasi paus terdampar.
Permana menyayangkan warga mengambil dan memanfaatkan bagian tubuh (daging dan gigi) dari paus itu.
Keterangan dari warga menyebutkan melihat lubang seperti luka bekas tombak di bagian punggung paus tersebut.
Warga menduga biota laut tersebut mati karena terluka dan terbawa arus dari arah timur laut kemudian terdampar di Pantai Oebubun.
“Setelah dilakukan identifikasi bersama, diketahui jenis biota laut terdampar tersebut adalah Paus Sperma (Physeter macrocephalus) dengan kondisi mati namun tubuh masih segar (Kode 2),” terangnya.
baca : Paus Terdampar Mati dan Membusuk di Taliabu
Sosialisasi dan Penanganan
Saat berada di lokasi, tim dari BPSPL Wilker NTT bersama BKKPN Kupang, Dinas Perikanan Kabupaten TTU, dan KCD KP Wilayah TTS, TTU, Malaka, Belu melakukan sosialisasi singkat kepada warga.
Permana katakan sosialisasi terkait adanya larangan memanfaatkan jenis biota laut dilindungi dan cara melakukan identifikasi jenis biota laut dilindungi seperti mamalia laut dan penyu.
Juga disosialisasikan mengenai cara penanganan biota laut yang terdampar baik hidup maupun sudah mati. Langkah yang harus dilakukan saat masyarakat menemukan biota laut terdampar seperti melaporkan kejadian pada instansi yang terkait.
“Kami meminta warga agar tidak melakukan pemanfaatan dan melakukan kegiatan penanganan baik untuk biota dalam konsisi hidup maupun mati,” paparnya.
Sesudahnya, tim penanganan mengambil sampel dan mengukur bangkai paus yang kondisinya hanya tersisa bagian kepala, potongan tulang dan potongan ekor.
Hasil pengukuran, diketahui Paus Sperma tersebut memiliki total panjang sekitar 8 meter dengan lebar ekor sekitar 2,1 meter.
“Bangkai paus tersebut dikubur. Lokasi penguburan terletak kurang lebih sekitar 25 meter dari pantai . Proses evakuasi bangkai paus berlangsung dari pukul 15.00 WITA hingga 21.15 WITA,” bebernya.
baca juga : Seekor Hiu Paus Jantan Terdampar di Pantai Larantuka. Apa Penyebabnya?
Berhasil Diselamatkan
Berselang dua hari kemudian, BPSPL Denpasar Wilker NTT mendapatkan informasi adanya paus masuk ke perairan dangkal di Pantai Oesapa, Kota Kupang. Menurut warga sekitar, paus sudah terlihat di perairan dangkal sejak pagi hari.
Sri Pratiwi Saraswati Dewi, BPLSP Denpasar wilayah kerja NTT menjelaskan Setelah mendapatkan informasi, sekitar pukul 11.30 WITA, timnya berangkat ke lokasi dan tiba pada pukul 11.50 WITA.
Saat tim tiba di lokasi, paus sudah digiring ke perairan yang lebih dalam. Tim mengamati paus agar tidak kembali lagi ke perairan dangkal.
“Pukul 13.10 WITA, paus kembali ke perairan dangkal. Tim BPSPL Denpasar bersama dengan BKKPN Kupang dan BBKSDA NTT dibantu oleh warga nelayan sekitar berupaya melakukan penyelamatan,” ungkapnya.
baca juga : Luka-luka, Paus Sperma Mati Terdampar di Perairan Balantak
Pratiwi menjelaskan, paus coba dinaikan ke atas kapal namun usaha tersebut gagal. Baru pada pukul 13.45 WITA, paus berhasil digiring sejauh 400 meter dari pantai menggunakan kapal nelayan.
Lanjutnya, setelah berhasil digiring ke tengah laut tim kembali ke darat. Tim dari BBKSDA NTT melakukan pemantauan menggunakan drone untuk melihat apakah paus tersebut sudah kembali ke laut lepas atau berenang kembali ke arah pantai.
“Hingga pukul 14.00 WITA tim penanganan tidak melihat adanya paus tersebut sehingga diputuskan bahwa kegiatan penanganan berakhir dan memberi himbauan kepada warga sekitar untuk melapor jika paus tersebut kembali ke pantai,” ujarnya.
Pratiwi menambahkan, dari hasil identifikasi diketahui jenis biota laut terdampar adalah jenis Dwarf Sperm Whale (Kogia sima) dengan panjang 2,15 meter dan lingkar tubuh 1,22 meter.
“Ditemukan adanya beberapa jamur di bagian punggung dan di bagian perut paus tersebut,” pungkasnya.
baca juga : Mampu Serap Karbon, Peneliti: Jangan Jadikan Paus sebagai Objek Biokredit!
Koridor Perlintasan Mamalia
Dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 6/KEPMEN-KP/2014 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Taman Nasional Perairan Laut Sawu dan Sekitarnya di Provinsi NTT tahun 2014-2034 disebutkan, Perairan Laut Sawu terletak di Provinsi NTT yang berbatasan langsung dengan dengan wilayah pesisir barat Timor Leste.
Perairan Laut Sawu merupakan wilayah perlintasan 21 jenis cetacea termasuk 2 spesies paus langka yaitu paus biru dan paus sperma. Perairan ini dikenal sebagai daerah migrasi mamalia laut.
Data dan informasi Benjamin Kahn (2009) dan Pemetaan Partisipatif TNP Laut Sawu (2010), wilayah perairan Laut Sawu khususnya TNP Laut Sawu mempunyai koridor-koridor penting perlintasan mamalia laut.
Di perairan ini ditemukan mamalia laut sebanyak 22 spesies yang terdiri dari 14 spesies paus, 7 spesies lumba-lumba, dan 1 spesies dugong (Ped-Soede, 2002; dan Kahn, 2005).
Secara khusus, Kahn (2005) melakukan pengamatan di Laut Sawu dan menemukan beberapa jenis paus antara lain paus sperma (sperm whale), paus pembunuh kerdil (pigmy killer whale), paus kepala semangka (melon headed whale) dan paus Bryde (Bryde’s whale).