- Kemampuan bernavigasi di laut menggunakan ekolokasi (biosonar) oleh lumba-lumba dan puas juga dimanfaatkan untuk berburu mangsa. Di perairan yang dalam dan keruh, suara “klik” ekolokasi yang pendek, kuat, dengan kecepatan hingga 700 meter per detik mampu menemukan, melacak, dan menangkap mangsa.
- Para peneliti dalam sebuah riset baru-baru berhasil mengungkap bahwa suara itu disebut “vocal fry” yaitu suara berderit dengan intonasi rendah. Artis Kim Kardashian rupanya menghasilkan suara yang sama dengan lumba-lumba.
- Vocal fry dihasilkan dari udara di hidung paus/lumba-lumba. Sumber suara dari hidung ini memiliki tekanan yang jauh lebih tinggi hingga 5 kali lipat dari yang dapat dihasilkan oleh pemain terompet.
- Saat melakukan ekolokasi, paus bergigi menekan udara di hidungnya melewati struktur tubuh yang disebut bibir fonik. Bagian tersebut bergetar seperti vokal manusia. Penelitian ini butuh waktu hingga 10 tahun untuk menggali dan mengolah data yang dihasilkan.
Setiap hewan sudah dibekali insting tersendiri dalam berburu. Begitu pula lumba-lumba dan paus bergigi yang punya kemampuan spesial yaitu memanfaatkan ekolokasi (biosonar) ketika berburu mangsa di laut dalam.
Lumba-lumba dan paus bergigi adalah predator puncak di laut. Mereka juga punya otak yang besar sehingga termasuk spesies cerdas dibanding makhluk laut lainnya. Hanya dengan suara, koloni mereka mampu menjadi tim yang efektif dalam berburu.
Sebuah studi baru di jurnal Science menjelaskan, bahwa paus bergigi membuat sumber suara dari hidung yang digerakkan oleh udara. Suara ini disebut “vocal fry” atau suara terendah.
Studi ini merupakan kolaborasi dua ilmuwan Denmark, yaitu Profesor Coen Elemans, ilmuwan suara di Departemen Biologi, Universitas Denmark Selatan dan Profesor Peter Madsen, ahli biologi paus di Departemen Biologi, Universitas Aarhus.
Para ilmuwan itu menunjukkan bahwa paus bergigi mirip manusia dalam berkomunikasi. Setidaknya memiliki suara suara rendah serupa derit, suara dada atau nada berbicara normal dan suara falsetto dengan frekuensi yang lebih tinggi.
“Kim Kardashian, Kate Perry dan Scarlet Johannsen adalah orang-orang terkenal yang menggunakan suara ini (vocal Fry),” kata Profesor Elemans seperti dikutip dalam jurnal Science, Jumat (24/3/2023).
baca : Hebatnya Paus Orca, Bisa Meniru Suara Manusia
Untuk diketahui, paus bergigi menyelam sedalam 2.000 meter. Ketika mereka berburu di perairan yang dalam dan keruh, mereka menghasilkan suara klik ekolokasi ultrasonik yang pendek, kuat, dengan kecepatan hingga 700 meter per detik untuk menemukan, melacak, dan menangkap mangsa.
“Dengan suara vocal fry, memungkinkan paus mengakses ceruk makanan terkaya di bumi, yaitu laut dalam,” kata Profesor Madsen, ahli biologi paus.
Sedangkan jenis paus bergigi ada 73 jenis, antara lain paus sperma, paus orca atau paus pembunuh, paus beluga, paus hidung botol dan paus pilot. Walaupun begitu, fungsi gigi pada paus bergigi bukan untuk mengunyah mangsa seperti fungsi gigi pada umumnya. Gigi paus berfungsi untuk menangkap mangsanya tersebut dan mangsanya akan ditelan bulat-bulat.
Suara Ekolokasi Bersumber dari Hidung Paus
Para peneliti sebelumnya memperkirakan bahwa paus bergigi membuat suara dengan laring mereka sama seperti mamalia lain. Tetapi dalam studi baru, tim peneliti Denmark telah mengungkap bahwa paus bergigi mengembangkan sistem produksi suara yang digerakkan oleh udara di hidung mereka.
“Evolusi telah memindahkan (suara) dari trakea ke hidung, hal itu memungkinkan tekanan suara yang jauh lebih tinggi—hingga 5 kali lipat dari yang dapat dihasilkan oleh pemain terompet—tanpa merusak jaringan paru-paru,” kata Madsen. Ia berasumsi, bisa jadi itu adalah suara paling keras dari hewan mana pun di planet bumi.
menarik dibaca : Miris! Paus Biru Bisa Memakan 10 Juta Keping Mikroplastik Setiap Harinya
Saat melakukan ekolokasi, paus bergigi menekan udara di hidungnya melewati struktur di dalam tubuhnya yang disebut bibir fonik. Bagian tersebut bergetar seperti vokal manusia. Akselerasinya menghasilkan gelombang suara yang bergerak melalui tengkorak ke bagian depan kepala.
Selain ekolokasi, paus bergigi juga membuat suara kompleks lain untuk berkomunikasi dengan kawanan mereka. Hal itu juga dilakukan oleh paus pembunuh dan paus pilot. Mereka membuat panggilan yang sangat kompleks seperti dialek manusia, kata Madsen.
Dalam studi mereka, para peneliti membutuhkan waktu hampir 10 tahun untuk mengumpulkan dan menganalisis semua data yang telah dikumpulkan. Salah satu sumber data adalah video bibir fonik sebagai sumber suara yang dihasilkan lumba-lumba maupun hewan liar di alam.
baca juga : Ini 9 Fakta Unik Paus, Hewan Penyerap Karbon Terbesar Dunia
Sumber: science.org