- Inisiatif baru yang bernama Ocean Census bertujuan untuk memperluas pengetahuan keanekaragaman hayati laut dengan menemukan 100.000 spesies laut baru dalam satu dekade.
- Inisiatif ini akan mengirim para ilmuwan dalam puluhan ekspedisi di hotspot keanekaragaman hayati laut dan menggunakan teknologi canggih seperti citra resolusi tinggi, pengurutan DNA dan pembelajaran mesin (machine learning), untuk mengidentifikasi spesies baru.
- Para ilmuwan memperkirakan bahwa spesies laut yang telah dideskripsikan secara formal hanya sekitar 10 persen, dan sekitar 2 juta spesies belum diidentifikasi.
Pada tanggal 29 April 2023, ekspedisi tim ilmuwan berlayar ke perairan dingin laut Barents di Kutub Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan spesies laut baru di sekitar rembesan-rembesan dingin dasar laut yang mengandung hidrogen sulfida, metana, dan gas lainnya yang meluap.
Di dekat celah ini, spesies, termasuk karang lunak, spons kaca, pena laut, dan krustasea, sedang menunggu untuk ditemukan.
Para ilmuwan memperkirakan hingga kini jumlah spesies laut yang telah diidentifikasikan hanya sekitar 10 persen, dan sekitar 2 juta spesies lainnya belum teridentifikasi. Lewat inisiatif global yang disebut Ocean Census bercita-cita untuk mengejar target ini.
Dalam 10 tahun ke depan, Ocean Census menetapkan tujuan ambisiusnya untuk menemukan 100.000 spesies laut baru. Puluhan tim ekspedisi ilmuwan dikirimkan ke hotspot keanekaragaman hayati laut yang menggunakan teknologi canggih seperti citra resolusi tinggi, pengurutan DNA, dan pembelajaran mesin (machine learning).
Di tahun pertama, -yang akan disusul lebih banyak lagi ekspedisi di tahun-tahun mendatang, mereka akan melakukan tujuh ekspedisi awal. Adapun kegiatan ini diinisiasi oleh Lembaga Ilmu Kelautan dan Konservasi yang berbasis di Inggris, Nekton bekerjasama dengan organisasi nirlaba filantropi asal Jepang, Nippon Foundation.
Ocean Census berupaya menyatukan banyak mitra dari lembaga sains, sektor bisnis, organisasi masyarakat sipil, dan media untuk mencapai tujuannya. Untuk ekspedisi pertama yang sedang berlangsung di Laut Barents, mereka bekerja sama dengan Universitas Tromsø.
Tujuan dari Ocean Census adalah untuk mengembangkan upaya serupa di masa lalu yang bertujuan untuk mendokumentasikan kehidupan laut, seperti Challenger Expeditions, sebuah program ilmiah dasar kelautan yang berjalan antara tahun 1872 dan 1876. Atau seperti Census of Marine Life yang berlangsung antara tahun 2000 dan 2010.
The Census of Marine Life meluncurkan 540 ekspedisi laut, dan para ilmuwan menemukan dan secara resmi mendeskripsikan sekitar 1.200 spesies laut baru; organisme lain masih menunggu untuk diidentifikasi.
“Saat ini dibutuhkan satu hingga dua tahun hingga beberapa dekade untuk mendeskripsikan spesies baru setelah dikumpulkan oleh para ilmuwan. Namun dengan memanfaatkan teknologi baru dengan menggunakan pendekatan berbasis cloud, sekarang hanya akan memakan waktu beberapa bulan,” kata Alex Rogers, Direktur Sains dari Ocean Census menjelaskan dalam sebuah pernyataan.
Yohei Sasakawa, Pimpinan The Nippon Foundation, mengatakan bahwa pengetahuan yang dikumpulkan selama ekspedisi ini diperlukan untuk meningkatkan pemahaman kita tentang lautan.
“Kita berpacu dengan waktu untuk menemukan kehidupan laut untuk generasi yang akan datang sebelum mereka hilang,” kata Sasakawa dalam sebuah pernyataan.
“Ocean Census akan menghasilkan kontribusi pengetahuan yang dapat diakses secara terbuka yang akan bermanfaat dan menopang semua kehidupan di Bumi, untuk umat manusia dan planet kita. Ocean Census penuh dengan mimpi dan keajaiban, yang mungkin tidak dapat dicapai oleh Nippon Foundation dan Nekton saja.”
Lautan sangat penting dalam mengatur iklim Bumi sambil menyediakan makanan dan mata pencaharian bagi miliaran orang. Namun, lautan menghadapi berbagai ancaman, seperti penangkapan ikan berlebihan, polusi, dan dampak perubahan iklim, termasuk pemanasan dan pengasaman laut.
Ketika ancaman terhadap laut terlihat semakin jelas, para pembuat keputusan bekerja untuk mengimplementasikan upaya konservasi laut. Misalnya melalui kerangka kerja keanekaragaman hayati global Konvensi Keanekaragaman Hayati pasca-2020 yang memiliki tujuan untuk melindungi 30 persen wilayah darat dan laut pada tahun 2030.
Negara-negara anggota PBB baru-baru ini juga menyetujui perjanjian yang dapat membantu melindungi keanekaragaman hayati laut lepas di wilayah laut di luar yurisdiksi nasional.
“Kita memiliki waktu yang singkat, mungkin sepuluh tahun ke depan, ketika keputusan yang kita buat kemungkinan besar akan mempengaruhi seribu atau bahkan sepuluh ribu tahun ke depan,” kata Oliver Steeds, Direktur Ocean Census dan Direktur Eksekutif Nekton, dalam sebuah pernyataan.
Tulisan asli: Global Ocean Census aims to find 100,000 marine species in 10 years. Artikel ini diterjemahkan oleh Akita Verselita.
Referensi:
Mora, C., Tittensor, D. P., Adl, S., Simpson, A. G., & Worm, B. (2011). How many species are there on earth and in the ocean? PLoS Biology, 9(8), e1001127. doi:10.1371/journal.pbio.1001127