- Balearic Shearwater [Puffinus mauretanicus] merupakan spesies burung laut paling langka di Eropa. Ia terkenal dengan kemampuan terbang “mencukur” [shearing] hingga menyelam dari genusnya [Puffinus].
- Penelitian terbaru menemukan bahwa fleksibilitas perilaku individu dan bukan seleksi evolusioner yang mendorong pergeseran burung Balearic Shearwater ke arah utara.
- Balearic Shearwater memiliki ruang lingkup habitat yang kecil dan eksklusif, termasuk berkembang biak di pelosok Kepulauan Balearic di Mediterania, kemudian bermigrasi untuk menghabiskan musim panas di lepas pantai Atlantik Spanyol, Prancis, dan semakin banyak di Inggris.
- Balearic Shearwater merupakan salah satu kelompok burung yang paling terancam di muka bumi. Mereka menghadapi potensi kepunahan sebagai suatu spesies.
- Hasilnya menunjukkan bahwa setiap hewan mungkin memiliki fleksibilitas perilaku yang lebih besar untuk merespons dampak perubahan iklim dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Balearic Shearwater [Puffinus mauretanicus] merupakan spesies burung laut langka di Eropa. Ia terkenal dengan ciri terbang “mencukur” [shearing] dari genusnya [Puffinus]; menukik dari sisi ke sisi dengan sayap kaku, sedikit kepakan dengan ujung sayap hampir menyentuh air.
Kemampuan ini ia gunakan untuk menyergap makanan favoritnya berupa jenis-jenis ikan pelagis di perairan laut terbuka, seperti ikan teri, sarden, hingga cumi-cumi. Mangsanya semakin tidak berdaya, ketika ia juga dilengkapi dengan kemampuan menyelam, bahkan hingga kedalaman 15 meter.
Terbaru, penelitian oleh ahli biologi Universitas Oxford, Lewin et al. [2024], menemukan kemampuan lain dari burung laut berstatus Kritis tersebut. Hal ini berkaitan dengan adaptasi dan respon mengejutkan mereka terhadap situasi perubahan iklim yang mengubah bumi dengan cepat.
“Banyak spesies yang menggeser wilayah jelajahnya seiring dengan pemanasan lingkungan, namun hingga saat ini mekanisme yang mendasari masih belum jelas,” dikutip dari rilis Universitas Oxford, Senin [29/1/2024].
Namun, bagi burung Balearic Shearwater, “Fleksibilitas perilaku individu dan bukan seleksi evolusioner [seleksi alam] yang mendorong perubahan jangkauan migrasi spesies ini dengan cepat.”
Temuan ini dapat membantu menginformasikan strategi konservasi bagi spesies burung migran yang rentan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa setiap hewan mungkin memiliki fleksibilitas perilaku yang lebih besar dalam merespons dampak perubahan iklim dibandingkan perkiraan sebelumnya.
“Meskipun adaptasi perilaku mungkin memiliki dampak tersembunyi, sehingga dampak jangka panjang terhadap spesies ini belum jelas. Fakta bahwa setiap individu dapat bersikap fleksibel dalam menghadapi perubahan iklim yang cepat adalah hal yang menggembirakan,” kata penulis utama Joe Wynn [Departemen Biologi, Universitas Oxford & Institut Penelitian Burung “Vogelwarte Helgoland”].
Sebagai informasi, fleksibilitas perilaku atau kognitif adalah fungsi eksekutif penting yang dapat didefinisikan secara luas sebagai kemampuan ‘individu’, untuk mengadaptasi perilaku sebagai respons terhadap perubahan lingkungan. Sementara seleksi alam kurang lebih sama, hanya saja respons terhadap perubahan lingkungan berlaku dalam lingkup populasi, bukan individu.
Baca: Ini Sepuluh Burung yang Mampu Terbang Tertinggi

Pergeseran migrasi
Balearic memiliki ruang lingkup habitat yang kecil dan eksklusif, termasuk berkembang biak di Kepulauan Balearic di Mediterania, kemudian bermigrasi untuk menghabiskan musim panas di lepas pantai Spanyol, Prancis, dan semakin banyak di Inggris.
Mereka berumur panjang [15-23 tahun], namun terus mengalami penurunan populasi sebanyak 90 persen selama tiga generasi, yang disebabkan oleh tangkapan sampingan dari perikanan dengan kail rawai dan jaring insang.
Sejak tahun 2010, para peneliti dari Departemen Biologi Universitas Oxford dan Universitas Liverpool, bersama pihak yang bekerja di Ibiza, telah melacak koloni Balearic di Mallorca menggunakan perangkat geolokasi mini yang terpasang pada individu burung.
“Hal ini mengungkapkan bahwa burung-burung tersebut telah bermigrasi semakin jauh ke utara setelah meninggalkan Mediterania.”
Namun tidak diketahui apakah perubahan ini didorong oleh perubahan perilaku individu burung, atau melalui seleksi alam yang menguntungkan untuk melakukan perjalanan lebih jauh.
Untuk menjawab ini, para peneliti membandingkan jalur migrasi dari individu yang sama, yang ditandai dalam beberapa tahun. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing burung berpindah jangkauan ke utara rata-rata 25 km per tahun.
“Kami menemukan bahwa prediksi terbaik dari perubahan perilaku migrasi ini adalah suhu permukaan laut rata-rata di musim panas. Hal ini menunjukkan bahwa burung-burung tersebut mungkin mengikuti perubahan sumber daya laut yang mendasarinya,” kata Joe Wynn.
Namun, meski memiliki fleksibilitas dalam tujuan musim panasnya, burung Balearic mempunyai keterbatasan dalam tempat berkembang biaknya, sehingga jika bermigrasi lebih jauh ke utara berarti mereka harus terbang lebih jauh lagi pada musim gugur.
Rekan penulis Profesor Tim Guilford [Departemen Biologi, Universitas Oxford], menambahkan bahwa individu mempercepat migrasi semakin jauh ke utara, namun hal ini hanya mengimbangi sebagian jarak ekstra dan mereka masih terlambat untuk kembali tiba di Mediterania [tempat mereka berkembak biak].
“Kami belum tahu bagaimana penundaan ini dapat mempengaruhi keberhasilan atau kelangsungan hidup mereka dalam pembiakan,” lanjutnya.
Hal ini menimbulkan pertanyaan menarik, bagaimana burung mengetahui seberapa jauh mereka dari rumah, ketika mereka berangkat-kembali ke koloni. Untuk menyelidiki hal ini, para peneliti membandingkan perkiraan jarak dari berbagai jenis peta yang mungkin digunakan oleh burung penciduk untuk memandu keputusan migrasi mereka.
Baca juga: White Bellbird, Burung dengan Suara Terkeras di Dunia

Memori rute migrasi
Penulis utama lainnya, Patrick Lewin [Departemen Biologi, Universitas Oxford], mengatakan, burung tidak bergantung pada peta navigasi skala besar dalam migrasi, namun memiliki ingatan tentang rute yang pernah mereka lalui di masa lalu.
“Ada kemungkinan, memori rute individu memainkan peran penting dalam migrasi banyak burung laut berumur panjang lainnya, namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memperjelas hal ini.”
Balearic Shearwater merupakan salah satu kelompok burung yang paling terancam di muka bumi. Mereka menghadapi potensi kepunahan sebagai suatu spesies.
Hal ini mencakup ancaman di darat, seperti pemangsaan oleh spesies invasif dan degradasi habitat, serta ancaman di laut, seperti tangkapan sampingan perikanan, penangkapan ikan berlebihan, polusi, dan pengembangan pembangkit listrik tenaga angin.
Meningkatnya ancaman perubahan iklim memberikan tantangan juga bagi spesies yang berkembang biak di habitat terbatas tersebut.
“Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fleksibilitas individu mungkin membantu pergeseran distribusi yang disebabkan perubahan iklim di luar musim kawin. Namun, pertanyaannya masih terbuka tentang apa yang mungkin menjadi konsekuensi perubahan iklim bagi burung selama berkembang biak, ketika pergerakan mereka terhambat oleh perubahan iklim,” jelasnya.
Referensi jurnal:
Lewin, P. J., Wynn, J., Arcos, J. M., Austin, R. E., Blagrove, J., Bond, S., Carrasco, G., Delord, K., Fisher-Reeves, L., García, D., Gillies, N., Guilford, T., Hawkins, I., Jaggers, P., Kirk, C., Louzao, M., Maurice, L., McMinn, M., Micol, T., … Padget, O. (2024). Climate change drives migratory range shift via individual plasticity in shearwaters. Proceedings of the National Academy of Sciences, 121(6), e2312438121. https://doi.org/10.1073/pnas.2312438121