- Seekor kucing liar memangsa bayi buaya Kuba yang merupakan spesies endemik karena hanya hidup di rawa-rawa Zapata di Kuba.
- Buaya Kuba digolongkan oleh Uni Konservasi Alam Internasional atau IUCN sebagai spesies yang terancam punah karena jumlah populasinya rendah.
- Diperkirakan sekitar 3.000 buaya Kuba masih ada di alam liar.
- Setiap tahun, Penangkaran Buaya Rawa Zapata, penangkaran buaya Kuba terbesar di dunia, melepaskan sekitar 500 buaya Kuba ke rawa dengan harapan mereka akan berkembang biak dan bereproduksi.
Siklus alami dari dunia binatang kadang bisa membuat jengkel para peneliti. Seperti kasus baru-baru ini dimana seekor kucing liar memangsa bayi buaya Kuba (Crocodylus rhombifer) yang merupakan spesies endemik karena hanya hidup di rawa-rawa Zapata di Kuba.
Buaya Kuba digolongkan oleh Uni Konservasi Alam Internasional atau IUCN sebagai spesies yang terancam punah karena jumlah populasinya rendah. Buaya Kuba diyakini memiliki habitat sekitar 300 kilometer persegi di negara itu, bentangan habitat terkecil di dunia untuk spesies buaya.
Selain faktor habitat yang sempit, kemampuan mereka untuk bertahan hidup sewaktu masih bayi juga rendah. Di pusat penyelamatan yang kondisinya terjaga saja, 10 persen populasinya mati sebelum usia satu tahun karena berbagai penyakit. Sementara itu, hanya 15-20 persen yang bisa mencapai usia lebih dari lima tahun.
Secara fisik mudah sekali membedakan buaya Kuba dari spesies buaya lainnya, yakni tonjolan tulang di belakang mata. Selain itu, secara karakter, buaya ini lebih temperamen yang sangat ingin tahu dan agresif.
Menurut George Amato, direktur emeritus dari American Museum of Natural History’s Institute for Comparative Genomics, buaya Kuba punya kemampuan melompat tinggi di air dan punya kecepatan lari ketika di darat. Katanya, buaya Kuba mewakili garis evolusi yang sangat tua dan memainkan peran penting dalam ekosistem asalnya.
Diperkirakan sekitar 3.000 buaya Kuba masih ada di alam liar. Untuk itu banyak pemerhati berusaha meningkatkan populasinya.
“Setiap tahun, Penangkaran Buaya Rawa Zapata, penangkaran buaya Kuba terbesar di dunia, melepaskan sekitar 500 buaya Kuba ke rawa dengan harapan mereka akan berkembang biak dan bereproduksi,” ujar Etiam Pérez-Fleitas, ahli biologi yang berafiliasi dengan penangkaran tersebut, kepada Live Science melalui email.
Baca : Pertarungan Hiu Melawan Buaya, Siapa Pemenangnya?
Fakta Buaya Kuba
Meskipun jauh lebih kecil dari buaya Nil dan buaya air asin, buaya Kuba dapat tumbuh antara 2 – 2,3 meter dan beratnya sekitar 70 hingga 80 kilogram.
Sekalipun ukurannya kecil, buaya Kuba merupakan hewan liar yang sangat agresif dan berpotensi berbahaya bagi manusia. Sama seperti spesies buaya lainnya, reptil ini dapat menyerang terutama jika ada yang memasuki wilayah mereka.
Menurut para ahli margasatwa, perkiraan umur semua spesies buaya berkisar antara 30 hingga 40 tahun. Dan buaya Kuba termasuk yang memiliki umur panjang.
Organisasi nirlaba Oceana menyatakan bahwa buaya air asin (Crocodylus porosus), spesies buaya terbesar di dunia, dapat hidup lebih dari 70 tahun. Namun, ada beberapa kasus di mana buaya Kuba, bisa hidup lebih dari 50 tahun atau bahkan 100 tahun.
Meski memiliki umur yang panjang, bukan berarti mereka bisa hidup dengan tenang. Perburuan berlebihan pada abad ke-19 dan ke-20 ditambah dengan penggundulan hutan akibat pembangunan yang meningkat di zaman modern telah mengurangi populasinya hingga ke titik terendah dalam sejarah.
Padahal, buaya Kuba memiliki status kebanggaan karena selalu dikaitkan dengan tokoh revolusi setempat yakni Fidel Castro. Mendiang Castro dikenal sebagai orang yang pertama memelihara buaya Kuba dan mengirimnya ke berbagai negara untuk tujuan politik.
Setelah rezim itu tumbang, pemerintah saat ini malah limbung memikirkan cara agar buaya eksotis ini tidak punah. Apalagi buruknya kebijakan mengelola lingkungan yang diurus pemerintah sebelumnya justru telah merubah bentang alam.
Baca juga : Video: Saat Buaya Berusaha Memangsa Belut Listrik
Rawa-rawa banyak yang kering sehingga memudahkan buaya yang berasal dari Amerika leluasa masuk hingga menghasilkan perkawinan diluar dari genetik alami buaya Kuba. Ini seperti mengundang masalah masuk ke rumah.
Beberapa laporan menyebutkan, buaya Kuba betina lebih tertarik dengan buaya jantan asal Amerika. Ini menjadi persoalan pelik yang dihadapi para peneliti.
Pada akhirnya, hibrida Kuba-Amerika akan menjadi hewan yang lebih kuat dan lebih unggul, lebih siap untuk berkembang. Namun, disisi lain persilangan dua buaya yang berbeda ini mungkin hanya mewakili hilangnya keanekaragaman hayati dari spesies endemik.
Sejauh ini siklus alam semesta yang terjadi dalam dunia binatang masih sulit ditebak. Seperti nasib buaya Kuba yang berada di ujung tubir kepunahan tetapi justru menghasilkan buaya hibrida yang lebih siap menyesuaikan dengan kondisi lingkungan hari ini. (***)
Ada Peran Unik Buaya Muara, dalam Budaya Masyarakat Gorontalo