- Ulat merupakan hama yang bisa menimbulkan rasa sakit dan bahkan memiliki sengatan menyakitkan. Sekilas, hewan yang bergerak lambat ini, terlihat tidak berbahaya selain membuat lubang pada daun di pepohonan.
- Ulat menggunakan berbagai strategi perlindungan untuk menghindari predator. Misalnya, pewarnaan tubuh atau bulu, yang memungkinkan mereka bersembunyi di tempat terbuka melalui kamuflase.
- Lalu, bagaimana dengan ulat beracun? Ada beberapa cara yang bisa digunakan serangga ini untuk menjadi beracun, seperti menyimpan racun dari makanan, mengeluarkan asam, dan melepaskan senjata mengancung racun.
- Tapi perlu diingat, tidak semua ulat yang beracun berarti berbahaya dan mereka tidak menyengat seperti lebah atau tawon.
Mungkin kita telah berhasil mengusir rayap, tawon atau menjauhkan semut dari rumah kita. Namun, ada satu serangga yang sering diabaikan banyak orang. Hama yang bisa menimbulkan rasa sakit, bahkan ancaman mematikan, yakni ulat.
Hewan yang bergerak lambat ini, sekilas terlihat cukup tidak berbahaya selain membuat lubang pada daun di pepohonan. Tetapi, beberapa dari mereka memiliki sengatan yang menyakitkan.
Ulat menggunakan berbagai strategi perlindungan untuk menghindari predator. Misalnya, pewarnaan tubuh atau bulu, yang memungkinkan mereka bersembunyi di tempat terbuka melalui kamuflase. Ada juga spesies ulat yang membentuk koloni untuk bertahan pada serangan pemangsa secara bersama.
Bagaimana ulat beracun?
Ada beberapa cara yang bisa digunakan serangga ini untuk menjadi beracun.
- Menyimpan racun dari makanan: beberapa ulat memakan tanaman beracun seperti milkweed dan menyimpan racun tersebut di tubuh mereka.
- Mengeluarkan asam: mengeluarkan asam sebagai pertahanan.
- Senjata lepas: ulat paling berbahaya memiliki senjata mengandung racun. Kelompok ini cukup banyak dan ulat dengan bulu penyengat dapat ditemukan di berbagai belahan dunia.
Cara mengidentifikasi ulat beracun
Perlu kita pahami perbedaan antara racun dan bisa. Kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian tetapi sesunggunya tidak sama. Racun adalah zat beracun yang masuk ke tubuh kita melalui kulit, mulut, atau hidung. Bisa adalah racun yang dimasukkan [injeksi] ke tubuh.
Contoh injeksi bisa adalah sengatan lebah, gigitan ular, atau gigitan laba-laba. Racun adalah zat yang dapat mengganggu proses kehidupan organisme dan dapat berasal dari berbagai sumber, baik biologis, kimia, maupun fisika.
Contoh racun yang umum dikenal adalah senyawa sianida dan arsenik, yang keduanya dikenal karena kemampuannya menyebabkan kerusakan serius pada tubuh. Di sisi lain, bisa adalah toksin biologis yang khusus dihasilkan oleh hewan seperti ular, kalajengking, dan beberapa serangga, yang disuntikkan melalui gigitan atau sengatan ke tubuh korban.
Bisa ular, misalnya, dihasilkan oleh ular kobra dan digunakan untuk melumpuhkan atau membunuh mangsanya. Meskipun keduanya berbahaya, racun dan bisa memiliki cara kerja berbeda dalam mempengaruhi organisme.
Dosis juga memainkan peran penting dalam menentukan tingkat keberacunan suatu zat, sesuai dengan prinsip yang diungkapkan oleh Paracelsus bahwa “Segala sesuatu beracun dan tidak ada yang tidak beracun; yang membuat suatu zat menjadi racun adalah dosisnya.”
Tapi perlu diingat, tidak semua ulat yang beracun berarti berbahaya, dan mereka tidak menyengat seperti lebah atau tawon. Fitur paling penting yang harus dicari adalah bulu urtikaria. Mereka bisa terlihat berduri atau seperti duri yang menyebar di seluruh tubuh ulat seperti cacing. Terkadang, bulu urtikaria berada di sepanjang punggung ulat.
Bulu-bulu kecil ini dapat menempel di kulit kita dan patah, menyebabkan iritasi dan rasa kesakitan. Perlu diingat bahwa tidak semua orang akan mengalami reaksi dramatis. Toksisitas pada beberapa ulat bertindak sebagai mekanisme pertahanan terhadap predator.
Apa saja ulat paling berbahaya di dunia?
Sesungguhnya, ada begitu banyak ulat beracun yang berbahaya di dunia. Inilah 10 jenis ulat berbahaya, sebagaimana dikutip dari Outforia dan juga BioExplorer.

1. Ulat Ngengat Sutra Raksasa [Lonomia obliqua]
Ulat ini sering juga disebut ulat pembunuh, atau ulat badut pembunuh. Ulat ini banyak ditemukan di Brasil selatan, Uruguay, Paraguay, dan Argentina. Ulat ini adalah salah satu spesies paling beracun, durinya membawa racun tingkat tinggi yang diketahui menyebabkan kematian.
Racunnya dapat menyebabkan gejala hemoragik yang meliputi demam, penglihatan kabur, kebingungan, kelemahan, dan kehilangan keseimbangan. Namun, reaksi parah umumnya terjadi setelah 20-100 sengatan.
Ulat dewasa memiliki panjang sekitar 5 sentimeter. Warnanya bisa berkisar dari cokelat hingga hijau dan ukuran durinya bervariasi. Habitat pilihan mereka adalah hutan gugur dan daerah berhutan.

2. Ulat Ngengat Hag [Phobetron pithecium]
Dikenal juga sebagai siput monyet. Tubuhnya ditutupi bulu pendek berwarna cokelat, beberapa di antaranya terhubung ke kelenjar beracun. Panjangnya sekitar 2,5 sentimeter saat dewasa dan hidup di pepohonan di Amerika Utara.
Ada sembilan pasang pelengkap berdaging yang tidak boleh disalahartikan sebagai kakinya. Beberapa dari pelengkap ini panjang dan melengkung, tidak digunakan untuk bergerak. Kontak dengan racun ulat ini dapat menyebabkan sensasi terbakar, gatal dengan kemerahan dan peradangan. Mereka menyukai pohon teduh dan semak hias.
Toksin dilepaskan saat kontak dengan reaksi dan gejala bervariasi, seperti terbakar, menyengat, gatal, kemerahan, dan peradangan.

3. Ulat Ngengat Io [Automeris io]
Banyak ditemukan di sejumlah daerah, termasuk Maine, di seluruh Kanada selatan hingga Manitoba tenggara, Dakotas, Nebraska, Florida Keys, Texas, New Mexico, Colorado, dan Kosta Rika.
Larvanya dimulai dengan warna cokelat kemerahan dan garis-garis tipis. Seiring bertambahnya usia ulat, garis-garis tersebut menjadi kuning kecokelatan. Kontak yang dibuat dengan durinya bisa jadi menyakitkan. Reaksinya dikatakan mirip dengan sengatan lebah.
Habitat mereka terdiri dari hutan gugur, semak berduri, dan pinggiran kota.

4. Ulat Berduri Elm [Nymphalis antiopa]
Ulat ini memiliki deretan titik berwarna merah cerah, atau terkadang jingga, di punggungnya. Tubuhnya sering ditutupi kelompok bintik-bintik putih dan kakinya berwarna merah. Ulat hitam ini panjangnya bisa 5 cm.
Mereka terlihat merayap di sekitar Amerika Utara, Eropa utara, bahkan beberapa kali di Jepang. Ulat ini memiliki duri hitam tajam yang keluar dari tubuhnya. Duri ini dikelilingi bulu putih kecil yang menyimpan racun.

5. Ulat Ngengat Flanel Putih [Norape ovina]
Seperti kebanyakan ulat, mereka tidak secara aktif menyerang manusia, tetapi jika kita bersentuhan dengan bulunya yang tersembunyi di antara bulu normal, dapat menusuk kulit kita dan bulunya patah. Reaksinya sengatannya seperti gatal, terbakar, ruam, bengkak, demam, dan mual.
Sebelas spesies ulat ngengat flanel ditemukan di seluruh Amerika Utara dan Amerika Selatan. Secara umum, sebagian besar ngengat flanel ditutupi bulu kuning panjang yang membuatnya tampak selembut kucing.

6. Ulat Ngengat Buck [Hemileuca maia]
Jenis ini cenderung besar dan gelap. Mereka bisa tumbuh 5 – 6 sentimeter panjangnya, dengan kepala berwarna merah dan bintik-bintik putih kecil di seluruh tubuhnya. Kebiasaannya suka bergerombol di cabang pohon ek, willow, pohon ceri liar, dan bergerak satu demi satu saat masih kecil.
Durinya berhubungan dengan kelenjar racun. Saat kita disengat, rasa sakit langsung muncul, termasuk gatal, bengkak, dan kemerahan. Bekas pada kulit bisa tetap terlihat selama 1-7 hari setelah kontak.

7. Ngengat Kantong [Ochrogaster lunifer]
Ngengat kantong memiliki bulu berduri yang membuatnya beracun. Mereka berwarna abu-abu dan berbulu lebat dengan kepala cokelat. Sering kali, mereka terlihat berjalan berbaris. Pernah terlihat dalam kelompok hingga 200 ekor.
Setiap berjalan, jenis ini meninggalkan benang sutera dari alat pemintalan dekat mulutnya. Ngengat Kantong dapat ditemukan di seluruh Australia, yaitu di hutan semi-kering dan vegetasi pantai.
Umumnya, mereka menjadi masalah bagi peternak kuda dan juga dapat menyebabkan gangguan pada makhluk hidup lainnya. Jika bulunya tertelan setelah ulat melepaskannya, rasa sakit yang luar biasa sangat terasa.

8. Ulat Kupu-Kupu Raja [Danaus plexippus]
Hal yang membuat ulat kupu-kupu raja begitu istimewa adalah dapat memakan daun tanaman milkweed. Setelah memakannya, ulat tersebut menyimpan glikosida di tubuhnya, yang membuat ulat tersebut beracun.
Kupu-kupu raja sangat menyukai tanaman milkweed. Jika kita ingin melihatnya, kita harus pergi ke tempat sumber makanan utama mereka tumbuh. Biasanya, ini ada di ladang pertanian yang tidak terkelola dengan baik, padang rumput, dan vegetasi yang dibiarkan tumbuh tanpa gangguan.
Terkadang, kita bisa menemukan mereka di sepanjang parit atau jalan raya. Lokasi dengan cuaca musim semi yang hangat adalah yang terbaik. Distribusi mereka tersebar luas di Asia Tenggara dan Australia bagian timur, juga Amerika Utara dan Tengah.

9. Ulat Pelana [Acharia stimulea]
Kebanyakan orang akan setuju bahwa ulat pelana adalah spesimen yang terlihat agak menyeramkan. Panjangnya sekitar 2,5 cm, dengan tubuh berwarna cokelat tua dan punggung berbentuk pelana berwarna hijau.
Duri beracun ditemukan pada empat tonjolan besar dan beberapa lebih kecil yang mencuat dari sisi tubuhnya. Ulat ini, seperti kebanyakan ulat beracun, ditutupi rambut pendek yang akan menyengat jika disentuh, meninggalkan ruam pada kulit orang yang terkena.

10. Ulat Kucing [Megalopyge opercularis]
Ulat ini cukup terkenal karena bulunya yang menyerupai bulu kucing, ataupun bahkan rambut manusia. Ia disebut juga siput berbulu dan dikenal sebagai ulat paling beracun di Amerika Utara. Ulat kucing biasanya memakan pohon elm, oak, dan sycamore. Ukuran tubuhnya 3-3,5 sentimeter.
Tubuhnya tertutupi bulu tebal cokelat muda hingga putih keabu-abuan. Duri yang lebih pendek adalah tempat ulat kucing mengeluarkan racunnya.
Kontak dengan kelenjar beracunnya dapat menyebabkan rasa sakit, bengkak, gatal, cemas, mual, muntah, demam, kram otot, dan syok. Jika kita bersentuhan dengan ulat kucing, disarankan untuk menghilangkan durinya menggunakan selotip. [Berbagai sumber]