- Sebanyak 278 orang, didominasi generasi muda, melakukan aksi bersih pantai, di Pantai Layar Putih untuk memperingati hari lingkungan hidup sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni.
- Terkumpul 438,87 kg sampah yang didominasi oleh sampah plastik (46,14%), kaca (14,68%), kayu (9,69%), kain (9,54%), karet (7,90%), styrofoam (4,95%) dan selebihnya berupa kertas, logam, B3, serta sampah organik.
- Sampah plastik sangat berbahaya jika masuk ke laut, selain dapat membahayakan kesehatan manusia, juga merusak biota laut. Akibat banyaknya sampah plastik, dampak langsung yang dirasakan nelayan saat ini adalah semakin jauh ke tengah laut untuk mencari Ikan.
- Meski aksi bersih sampah hanya jangka pendek, namun secara jangka panjang aksi seperti ini akan mengubah mindset masyarakat untuk peduli lingkungan, dengan tidak membuang sampah sembarangan, khususnya sampah plastik yang sulit terurai.
Hari Lingkungan Hidup sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni diperingati dengan berbagai cara oleh berbagai elemen masyarakat. Di Makassar, Sulawesi Selatan, ratusan anak muda berkumpul di Pantai Layar Putih memperingatinya dengan melakukan aksi bersih pantai, Rabu (5/6/2024).
Pagi-pagi, ratusan orang generasi muda dari berbagai organisasi dan komunitas telah berkumpul di sekitar pantai yang berdekatan dengan sungai Jeneberang ini, membawa perlengkapan bersih masing-masing. Berbaris memanjang sambil berjalan memungut sampah apa saja yang ada di depan mereka.
Subhan, seorang peserta aksi tampak terdepan dan sangat bersemangat. Ia telah mengikuti serupa setahun sebelumnya dan merasa bangga bisa terlibat dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Yayasan Konservasi Laut (YKL) Indonesia dan 37 kolaborator lainnya, termasuk Mongabay Indonesia, atas dukungan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi.
“Ini momen penting bagi generasi muda untuk menunjukkan kepeduliannya atas lingkungan sekitar, khususnya pada kebersihan pantai yang merupakan habitat penting bagi kehidupan di laut dan pesisir,” katanya.
Baca : Hari Lingkungan Hidup: Mencegah Krisis Sampah Plastik di Laut
Rahima Rahman, dari komunitas Rangkul.ID mengaku senang dapat terlibat langsung dalam kegiatan ini untuk menambah tingkat kepedulian generasi muda.
“Kegiatan seperti ini meningkatkan kepedulian kami terhadap kelestarian laut, karena selain aksi nyata ada pula pengetahuan serta relasi dari berbagai pihak karena sangat banyak kolaborator yang terlibat,” katanya.
Tak hanya bersih pantai, di kegiatan ini juga dilakukan aksi olah sampah, mengubah sampah plastik menjadi ecobrick.
Hanya butuh waktu sekitar sejam untuk merapikan kembali tempat sepanjang 200 meter itu. Sebanyak 287 peserta aksi berhasil mengumpulkan 438,87 kg sampah yang didominasi oleh sampah plastik (46,14%), kaca (14,68%), kayu (9,69%), kain (9,54%), karet (7,90%), styrofoam (4,95%) dan selebihnya berupa kertas, logam, B3, serta sampah organik.
Dari total sampah yang terkumpul 438,87 kg, sebanyak 73,05% atau 320,59 kg sampah diolah kembali. Sampah plastik dijadikan ecobrick dan sebagian diserahkan ke bank sampah termasuk jenis logam dan botol kaca.
Nirwan Dessibali, Direktur Eksekutif YKL Indonesia, menyampaikan kegiatan aksi bersih pantai ini rutin dilaksanakan, tujuannya sebagai aksi nyata serta ajang kampanye bagi masyarakat luas, apalagi dengan kondisi pesisir dan laut Makassar yang tengah menghadapi situasi darurat sampah plastik.
“Dengan kondisi pesisir dan laut Kota Makassar yang masih banyak ditemukan plastik perlu aksi nyata khususnya dari anak muda di mana milenial dan generasi Z saat ini telah mendominasi dari jumlah penduduk di Indonesia. Hal ini pula yang mendasari kami di YKL Indonesia konsisten melakukan aksi bersama,” katanya.
YKL Indonesia sendiri secara rutin melaksanakan aksi bersama bersih pantai bekerja sama dengan berbagai pihak sejak tahun 2020 dengan fokus pada pelibatan generasi muda.
Baca juga : Hari Lingkungan Hidup 2024: Degradasi Lahan Membuat Kehidupan Masyarakat Dunia Terancam
Dalam kegiatan ini pula dilakukan demonstrasi cara praktis dan mudah dalam melakukan olahan sampah plastik menjadi barang bernilai guna. Ketua Komunitas Zero Waste Makassar, Ainun Qalbi Muthmainnah memaparkan dan mempraktikkan cara pembuatan ecobrick.
Muhammad Ilyas, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan, menyambut baik kegiatan ini yang dinilainya sejalan dengan program pemerintah pusat dan daerah, yakni ekonomi biru, dengan masalah sampah sebagai fokus utama.
Menurutnya, sampah plastik sangat berbahaya jika masuk ke laut, selain dapat membahayakan kesehatan manusia, juga merusak biota laut. Akibat banyaknya sampah plastik, dampak langsung yang dirasakan nelayan saat ini adalah semakin jauh ke tengah laut untuk mencari Ikan.
“Termasuk biota laut yang habitatnya rusak karena sampah plastik, semakin sulit berkembang, sehingga tangkapan nelayan juga semakin berkurang,” katanya.
Budi Ari Wibowo, PLH GM PLN UIP Sulawesi, menyampaikan bahwa aksi bersih dan olah sampah ini dilaksanakan sebagai aksi nyata untuk memerangi permasalahan sampah di lingkungan khususnya wilayah pesisir dan laut.
Menurutnya, meski aksi bersih sampah hanya jangka pendek, namun secara jangka panjang aksi seperti ini akan mengubah mindset masyarakat untuk peduli lingkungan, dengan tidak membuang sampah sembarangan, khususnya sampah plastik yang sulit terurai. (***)
Perlahan, Sampah di Samudra Pacific Menurunkan Populasi Satwa Laut