- MallSampah sebuah start-up yang bergerak di bidang pengelolaan sampah di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, melatih pengelolaan sampah belasan orang pengelola sampah dari 8 bank sampah di Kabupaten Jeneponto.
- Sejak dicanangkan September 2023 lalu, MallSampah di Jeneponto telah mengumpulkan sekitar 5,87 ton sampah, dengan jumlah pembelian Rp8,6 juta, dengan perkiraan emisi CO2 yang berhasil direduksi sebanyak 2,64 ton.
- Selain menciptakan aplikasi berbasis online, MallSampah juga rutin melakukan program sosialisasi untuk membangkitkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya daur ulang sampah dan menjaga lingkungan.
- Di Makassar, jumlah sampah yang telah dikumpulkan aplikasi ini lebih dari 1 juta kg, melibatkan lebih dari 500 kolektor lokal, 100 gudang sortir, dan pelanggan atau pengguna aplikasi lebih dari 30 ribu pengguna.
Sampah dari berbagai jenis bisa dikelola dan bernilai ekonomis. Sampah organik bisa diolah menjadi pupuk organik, sementara sampah plastik bisa diolah menjadi beragam produk kerajinan tangan yang apik, dapat dijual sehingga menjadi sumber penghasilan tambahan warga.
Seperti itulah yang diajarkan oleh MallSampah, sebuah start-up yang bergerak di bidang pengelolaan sampah di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. MallSampah yang fokus pada penanganan sampah perkotaan, juga banyak melakukan kegiatan edukasi di masyarakat. Tidak hanya di Makassar, tapi juga di daerah lain di Sulsel.
Salah satu kegiatan MallSampah dilakukan di Kabupaten Jeneponto, berjarak sekitar 90 km dari Kota Makassar. Di kabupaten yang dikenal sebagai butta turatea ini, MallSampah melatih pengelolaan sampah belasan orang dari 8 bank sampah.
“Ini adalah salah satu bentuk edukasi kami kepada masyarakat yang dirangkaikan dengan peringatan hari kebangkitan nasional,” ungkap Adi Saifullah Putra, CEO MallSampah, di Jeneponto, akhir Mei lalu.
Kegiatan yang dilaksanakan di Cafe O, Jeneponto ini, dilaksanakan atas kerja sama MallSampah dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jeneponto dan PT PLN Nusantara Power UPK Punagaya, serta Rappo Indonesia.
“Ada tiga tujuan kegiatan ini, yaitu peningkatan kapasitas individu pengurus dan lembaga bank sampah, peningkatan efektivitas dan efisiensi operasional serta penciptaan peluang baru bagi bank sampah binaan yang dapat meningkatkan pendapatan dan keberlangsungan bank sampah itu sendiri,” jelas Adi.
Baca : Monster Sampah Berkeliaran di Makassar Serukan Bahaya Sampah Plastik
Pelatihan ini berupa pemberian materi secara atraktif, demo materi, workshop dan praktik secara langsung, serta diskusi interaktif. Peserta dilatih agar dapat mempraktikkan analisis SWOT untuk mengidentifikasi peluang maupun kelemahan dari bank sampah yang telah dijalankan.
“Peserta juga dilatih pembukuan keuangan sederhana untuk bank sampah, demo pendaftaran NIB, pelatihan pembuatan kompos dan pembagian aktivator kompos, serta workshop pembuatan dompet daur ulang dari kantong plastik yang dibawakan oleh expert upcycle dari Rappo Indonesia.”
Rappo Indonesia sendiri selama ini banyak memproduksi kerajinan tangan dari daur ulang sampah, khususnya sampah plastik sekali pakai (kresek). Produknya dijual di Instagram dengan harga jual yang cukup tinggi.
Menurut Adi, dengan seluruh rangkaian materi pelatihan dan workshop, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas lembaga dan individu dari pengurus bank sampah binaan, yang pada akhirnya akan berdampak pada efektivitas operasional dan produktivitas dari bank sampah tersebut.
“Pelatihan ini juga merupakan upaya pemda Jeneponto melalui kemitraan dengan PLN UPK Punagaya untuk mencapai target pengurangan dan pengelolaan sampah sesuai dengan amanat kebijakan nasional pengelolaan sampah.”
Baca juga : Puluhan Penyelam Angkut Satu Ton Sampah dari Dasar Laut di Barrang Lompo Makassar
MallSampah sendiri telah beroperasi di Kabupaten Jeneponto sejak September 2023 silam. Bersama pemda dan PLN Nusantara Power UPK Punagaya, MallSampah memfasilitasi sebuah program yang disebut digitalisasi bank sampah, yang diklaim sebagai yang pertama di Sulsel.
Di awal pelaksanaan program, sebanyak 15 bank sampah menjadi pilot project, meskipun yang kemudian eksis sebanyak 8 bank sampah. Hasilnya, telah terkumpul sekitar 5,87 ton sampah, dengan jumlah pembelian Rp8,6 juta, dengan perkiraan emisi CO2 yang berhasil direduksi sebanyak 2,64 ton.
MallSampah sendiri didirikan pada September 2015 di Makassar, meski baru berbadan hukum secara resmi pada tahun 2017 dengan nama PT MallSampah Indonesia.
“Teknologi MallSampah didesain untuk menangkap limbah dari sumber timbulnya, dengan menggunakan jejaring pengepul dan pemulung lokal sebagai kunci dari rantai daur ulang di Indonesia.”
Selain menciptakan aplikasi berbasis online, MallSampah juga rutin melakukan program sosialisasi untuk membangkitkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya daur ulang sampah dan menjaga lingkungan.
“Kami punya program yang disebut recycling day, di mana kami melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah dan kantor-kantor yang ada di kota Makassar dan daerah lain di Sulsel. Kami berharap kehadiran MallSampah yang dikelola secara aplikasi bisa berkontribusi dalam mengatasi polusi melalui peningkatan angka daur ulang yang mudah, cepat dan gratis, dan paling penting serta mudah dijangkau.”
Menurut Adi, aplikasi MallSampah diciptakan untuk merepresentasikan pola jual beli sampah dalam sebuah wadah atau tempat jual beli layaknya mall tetapi dalam bentuk marketplace.
Khusus di Makassar, jumlah sampah yang telah dikumpulkan aplikasi ini lebih dari 1 juta kg, melibatkan lebih dari 500 kolektor lokal, 100 gudang sortir, dan pelanggan atau pengguna aplikasi lebih dari 30 ribu pengguna. (***)
Keterangan Foto Utama : Aktivitas pengelolaan sampah di Bank Sampah di Kelurahan Parangloe, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, Sulsel. Setiap anggota kelompok memiliki tugas tersendiri, ada yang menyortir, menimbang dan mencatat. Foto: Wahyu Chandra/Mongabay Indonesia