- Sampah plastik impor masih membanjiri Jawa Timur, terutama di sekitar pabrik kertas maupun pabrik pengolahan plastik daur ulang.
- Data yang dihimpun ECOTON dari Statistik Perdagangan Komoditas PBB [UN Comtrade], menunjukkan sekitar 22.333 ton sampah plastik asal Australia masuk ke Indonesia selama 2023-2024.
- Jepang juga tercatat sebagai negara pengirim sampah plastik ke Indonesia. Pada 2023, sampah yang dikirim sebanyak 12.460 ton, sementara 2022 sebanyak 10.670 ton.
- Negara maju harusnya tidak lagi mengirimkan sampah plastiknya ke negara berkembang. Sedikitnya, 15 pabrik kertas daur ulang di daerah aliran sungai Brantas, dan belasan industri daur ulang plastik skala kecil dan menengah di Jawa Timur, yang memanfaatkan sampah plastik impor.
Sampah plastik impor masih membanjiri Jawa Timur, terutama di sekitar lokasi pabrik kertas maupun pabrik pengolahan plastik daur ulang.
Data yang dihimpun ECOTON dari Statistik Perdagangan Komoditas PBB [UN Comtrade], menunjukkan sekitar 22.333 ton sampah plastik asal Australia masuk ke Indonesia selama 2023-2024. Angka ini meningkat 27,9 persen dari tahun sebelumnya, sebanyak 16.100 ton.
Australia telah mengirimkan sampahnya ke Indonesia sejak 1988. Menurut laporan dari Basel Action Network 2024, seperti dikutip ECOTON, setiap bulannya negara ini mengirimkan sampah plastik ke Indonesia sebanyak 1.600 ton, atau sekitar 10 kontainer TEU per hari.
Jepang juga tercatat sebagai negara pengirim sampah plastik ke Indonesia. Pada 2023, sampah yang dikirim sebanyak 12.460 ton, sementara 2022 sebanyak 10.670 ton.
“Faktanya, dumping site sampah impor kami temukan di Desa Gedangrowo, Desa Tanjangrono, dan Desa Bangun,” seru Alaika Rahmatullah dari ECOTON, saat aksi di depan kantor Konsulat Jenderal Australia dan Jepang di Surabaya, Selasa [11/6/2024].
Negara lain yang juga menyuplai sampah plastik ke Indonesia adalah Inggris, Kanada, Amerika Serikat, Belanda, Belgia, Jerman, Slovenia, Singapura, Polandia, dan Tiongkok.
“Sampah plastik itu menyebabkan pencemaran lingkungan, baik udara, tanah, dan air, di sejumlah desa di Sidoarjo, Mojokerto, dan Malang. Dampak pembakarannya juga mengancam kesehatan, karena banyak digunakan sebagai bahan bakar industri pembuatan tahu dan kerupuk.”
Direktur Eksekutif ECOTON, Daru Setyorini, mengatakan negara maju harusnya tidak lagi mengirimkan sampah plastiknya ke negara berkembang. Sedikitnya, 15 pabrik kertas daur ulang di daerah aliran sungai Brantas, dan belasan industri daur ulang plastik skala kecil dan menengah di Jawa Timur, yang memanfaatkan sampah plastik impor.
“Seharusnya, negara maju bertanggung jawab mengelola sampahnya. Bukan membuang ke Indonesia dengan alasan dapat didaur ulang dan menghasilkan nilai ekonomi,” jelasnya, Rabu [12/6/2004].
Hasil penelitian ECOTON pada 2024, menunjukkan terdapat 346 bahan kimia berbahaya pada sampah plastik jenis high density polyethylene [HDPE] di Jawa Timur. Sekitar 30 di antaranya berkonsentrasi tinggi dan berpotensi mengganggu sistem endokrin pada organisme manusia dan hewan.
“Banyak gas atau abu yang lepas saat proses daur ulang dan tidak dapat dipantau.”

Lemahnya pengumpulan sampah domestik
Indonesia menurut Daru, telah berupaya mengendalikan masuknya sampah plastik impor melalui sejumlah peraturan, dengan menetapkan kontaminan maksimal dua persen dari total sampah. Namun, faktor pengawasan dinilai masih sangat lemah.
“Harus diikuti komitmen negara pengirim guna menyelesaikan sampah impor yang membanjiri Jawa Timur.”
Pemerintah Indonesia maupun daerah harus meningkatkan kapasitas pengumpulan dan pengolahan sampah dalam negeri, sebagai penyuplai bahan baku industri kertas. Rata-rata nasional, hanya 30 persen sampah rumah tangga dan sejenisnya yang terlayani sistem pemerintah.
Pemilahan sampah mulai dari rumah tangga, menjadi kunci efektivitas pengelolaan sampah dalam negeri.
“Sampah plastik dapat dikelompokkan menjadi yang dapat didaur dengan yang tidak.”

Dampak sampah pada kesehatan kita
Pengajar di Departemen Anatomi dan Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Surabaya [Ubaya], Adhimas Setyo Wicaksono, mengatakan hidup di kawasan yang banyak terkontaminasi sampah dapat memunculkan berbagai masalah kesehatan.
“Paling sering ISPA, ada juga diare, penyakit kulit, dan untuk jangka panjang kanker,” terangnya, Kamis [13/6/2024].
Warga harus diberi pemahaman bahaya atau risiko bersentuhan sampah. Terlebih, menghirup asap hasil pembakaran yang tidak hanya mencemari lingkungan, tapi juga mengontaminasi makanan maupun air bersih.
Sementara, bagi masyarakat yang bekerja sebagai pengumpul sampah, harus menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan sepatu booth sebagai perlindungan diri.
“Dampaknya tidak hanya kesehatan individu, tapi juga lingkungan sekitar,” tandasnya.
Berbagai dampak buruk yang dihasilkan sampah plastik ini, mendorong pelajar asal Gresik, Aeshnina Azzahra Aqilani, menyurati kantor Konsulat Jenderal Australia dan Jepang di Surabaya.
Aeshnina meminta pengiriman dihentikan dan kedua negara tersebut bertanggung jawab membersihkan sampahnya yang tersebar di Jawa Timur.
“Mereka harus mengolah dan mendaur ulang sendiri sampah plastiknya,” jelasnya.

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, pada awal Mei 2024 mengatakan, Kota Surabaya menghasilkan sampah 1.500 ton per hari yang berakhir di tempat pembuangan akhir [TPA] Benowo. Tahun 2023, Pemerintah Surabaya mengeluarkan anggaran Rp136 miliar untuk membayar tipping fee sampah.
Melalui Peraturan Wali Kota Surabaya Nomor 16 Tahun 2022, diharapkan terjadi pengurangan sampah plastik sekitar 2-3 ton per hari. Targetnya, sampah plastik berkurang 50 persen dari 111.300 ton yang dihasilkan.
“Diharapkan, ada solusi terhadap plastik ini,” jelasnya.