- Papirus adalah tumbuhan yang tumbuh di perairan dangkal dan berawa dengan tinggi hampir lima meter
- Papirus dikenal di Mesir sekitar 3000 SM, yang digunakan menjadi bahan tulis menulis pertama yang terbuat dari tumbuhan.
- Papirus digunakan untuk berbagai keperluan, seperti berburu, dibuat kapal untuk menyeberangkan orang, membawa jenazah para raja, dan mengantar barang-barang bernilai seni budaya.
- Papirus terus populer hingga 1100 M, kemudian memudar digantikan seiring dengan menyebarnya kertas yang terbuat dari bubur kayu dari China yang lebih murah dan mudah dibuat yang ditemukan sekitar 200 SM
Gambar perahu di makam Mesir kuno itu mengusik pikiran Thor Heyerdahl, seorang pelaut Norwegia. Gambar memperlihatkan sebuah perahu yang terbuat dari papirus, yang dinaiki manusia, memakai tenaga dayung juga layar. Pada masa itu, perahu papirus menjadi alat transportasi di sungai Nil dan pelayaran laut sekitar.
Dia kemudian membuat replika perahu itu. Perahu pertama pembuatannya dibantu oleh para pembuat perahu dari Mesir. Sementara perahu kedua oleh orang-orang Indian dari Bolivia.
Thor Heyerdahl, bersama kru kapal dari berbagai negara bertekad membuktikan bahwa orang Mesir kuno pernah mencapai pantai Karibia, jauh sebelum Columbus menemukan benua Amerika.
Setelah perahu pertama gagal mencapai tujuan, perahu kedua yang terbuat dari papirus pun berlayar meninggalkan pelabuhan Maroko, 54 tahun yang lalu, mengarungi laut Atlantik menuju Karibia.
Perahu bernama Ra II itu akhirnya berhasil mencapai Barbados, Karibia usai berlayar selama 57 hari. Meski terlihat rapuh karena tersusun dari batang-batang papirus kering berwarna cokelat seperti jerami, perahu sukses menempuh jarak kurang lebih 6.100 km. Jarak ini hampir setara Sabang sampai Merauke.
Baca : Kain Kulit Kayu, Pakaian Tradisional dari Lembah Bada
Di delta Nil yang subur, perahu papirus diketahui bukan cuma dipakai untuk berburu, menyeberangkan orang, sampai membawa jenazah para raja menuju pemakaman terakhirnya di piramida. Namun juga untuk mengantar barang-barang bernilai seni budaya ke tempat-tempat yang jauh.
Tapi dari semua itu, sumbangan papirus yang penting diingat adalah sebagai bahan pembuat kertas. Paper untuk kertas dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani kuno papuros dan papyrus, sebutan untuk tanaman yang tumbuh di perairan dangkal dan berawa.
Papirus menjadi bahan tulis menulis pertama yang terbuat dari tumbuhan. Bahan ini dikenal di Mesir sekitar 3000 SM, dan terus populer hingga 1100 M. Sebelumnya orang menulis pada dinding gua, batu, atau kulit binatang. Misalnya hieroglip, salah satu sistem penulisan tertua Mesir kuno ditemukan di dinding piramida yang dibangun lebih dari lima ribu tahun lalu.
Bahan tulis baru ini akhirnya menyebar di kalangan orang Yunani dan Romawi kuno. Banyak naskah penting hasil pemikiran awal manusia yang ditulis menggunakan papirus. Termasuk buku-buku filsafat, sejarah, dan kedokteran.
Baca juga : Kertas Unik Berbahan Sampah dan Sagu dari Maluku
Penemuan penting terbaru terkait papirus adalah catatan mengenai kematian Plato, filsuf Yunani. Dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan, hari-hari terakhir Plato pun akhirnya diketahui.
Sebuah alat canggih digunakan untuk memindai gulungan papirus yang telah menghitam oleh abu vulkanik dari erupsi Gunung Vesuvius, Italia, pada 79 M. Plato ternyata dimakamkan di tempat yang secara khusus disediakan untuknya di Akademi di Athena. Temuan dipresentasikan April, 2024 lalu.
Nama sains tanaman pembuat kertas papirus adalah Cyperus papyrus. Tumbuhan seperti rumput ini merupakan tanaman perairan yang tingginya hampir lima meter dan menghujam ke air sedalam hampir 1 meter. Batangnya berbentuk segitiga yang tumbuh lurus ke atas tanpa cabang. Ujung batang terdapat daun berbentuk rumbai. Tanaman ini bisa diperbanyak melalui rimpang juga biji.
Cyperus papyrus adalah salah satu spesies dari sekitar 600 species dalam genus Cyperus. Spesies yang tumbuh lebih pendek kerap mengisi taman sebagai tanaman hias. Selain mudah tumbuh, dia juga dikenal tahan panas. Oleh karena itu pastikan tanaman ini cukup air jika menjadi pilihan koleksi tanaman hias di rumah.
Selain Cyperus papyrus yang bisa tumbuh tinggi, tanaman hias lainnya dari genus ini antara lain Cyperus alternifolius, sering juga disebut papirus kerdil atau papirus payung. Tanaman satu ini kerap dijumpai di Indonesia. Meski awalnya dikenal sebagai tanaman hias, namun papirus payung juga ditemukan tumbuh liar di tepi sungai, perairan dangkal, rawa, atau danau.
Seperti namanya, tingginya hanya sekitar satu meter, dengan daun rumbai agak melebar membentuk payung. Berbeda dengan Cyperus papyrus yang batangnya berbentuk segitiga, batang papirus payung cenderung berbentuk silinder. Bagian dalam batang berwarna putih mirip spon. Material mirip spon inilah yang dimanfaatkan sebagai bahan kertas pada Cyperus papyrus.
Baca juga : Safari Poo Paper, Kertas Ramah Lingkungan dari Kotoran Gajah
Sebelum bisa digunakan, bahan ini lebih dulu dibentuk menjadi lembaran pita dengan cara mengelupas kulit luarnya. Lembaran-lembaran itu kemudian dirangkai berjajar, disusun bersilang, dipres, lalu dikeringkan.
Kepopuleran papirus pudar seiring dengan menyebarnya kertas yang terbuat dari bubur kayu dari China. Selain lebih murah dan mudah dibuat, kertas dari bubur kayu juga gampang diproduksi secara massal. Kertas berbahan bubur kayu ini ditemukan sekitar 200 SM, selanjutnya dibawa oleh pedagang-pedagang Islam dan diperkenalkan ke Eropa yang lalu menyebar ke seluruh dunia.
Murah dan mudahnya membuat kertas ikut membantu mempercepat penyebaran ilmu pengetahuan. Buku berbahan utama kertas akhirnya bisa diproduksi besar-besaran. Orang pun menjadi lebih mudah mengaksesnya. Ilmu pengetahuan yang sebelumnya hanya tersedia bagi kalangan terbatas, misalnya bangsawan atau agamawan, akhirnya bisa dibaca oleh siapa saja.
Pemikiran dan gagasan baru juga lebih mudah menyemai di berbagai kalangan, menembus batas-batas wilayah, agama, dan budaya. Sejumlah gerakan sosial penyebarannya turut dipicu gagasan baru yang dituliskan dengan cara semacam ini. Begitupun keindahan karya sastra yang menginspirasi banyak orang, tersebar pula melalui buku. (***)