- Penyu belimbing (Dermochelys coriacea) berhasil memecahkan rekor menyelam paling dalam mengalahkan kapal selam.
- Penyu belimbing berhasil menyelam ke kedalaman 1.344 meter di bawah permukaan laut mengalahkan perenang ulung seperti anjing laut dan paus.
- Jumlah populasi penyu belimbing di dunia hanya berkisar 1.400 ekor. Populasinya di Indo-Pasifik anjlok lebih dari 90 persen pada tahun 1980-an dan 1990-an sehingga masuk spesies dilindungi berstatus terancam punah
- Penyu belimbing adalah salah satu penyu yang terdapat di Indonesia
Penyu belimbing (Dermochelys coriacea) merupakan salah satu spesies penyu yang dimiliki Indonesia. Penyu yang punya umur 50 hingga 100 tahun ini ternyata bermigrasi di area yang luas dari Samudera Pasifik hingga bertelur di Kepulauan Solomon.
Menurut organisasi lingkungan hidup The Nature Conservancy, setelah meninggalkan tempat bertelur, penyu belimbing menyelam ke kedalaman 4.409 kaki atau setara 1.344 meter di bawah permukaan laut. Penyelaman tersebut memecahkan rekor baru dunia yang pernah dicapai.
Sebelumnya, Guinness World Record mencatat pemegang rekor penyelam sejauh 210 kaki atau 64 meter yang dibuat oleh penyu belimbing pada tahun 2006.
Dikutip LiveScience, penyelaman itu lebih dalam dari yang pernah dicatat oleh kapal selam. Rata-rata kedalam kapal selam berkisar antara 2.950 kaki atau 900 meter saja. Sementara rekor menyelam oleh manusia hanya mampu turun sejauh 332 meter.
Para peneliti merekam penyelaman terdalam tersebut sebagai bagian dari studi pelacakan untuk membantu melindungi penyu belimbing yang melintasi seluruh Samudra Pasifik. Ilmuwan kelautan The Nature Conservancy, Peter Waldie, menggambarkan penyelaman itu sebagai sesuatu yang spektakuler.
“Penyu belimbing adalah makhluk yang luar biasa yang ada di dunia,” katanya. “Kemampuan untuk berenang tanpa henti melintasi Samudera Pasifik, menyelam sedalam kapal selam Angkatan Laut hanya dalam satu tarikan napas. Ini benar-benar membuat saya takjub.”
Baca : Migrasi Terjauh Penyu Belimbing dari Papua ke Amerika Berjarak 20.558 Kilometer
Penyu belimbing telah lama dikenal sebagai satwa yang menyelam paling dalam di dunia. Kemampuannya itu menempatkannya di antara jajaran mamalia penyelam ulung, seperti anjing laut dan paus.
Berbeda dengan spesies penyu lainnya, penyu belimbing tidak mencari makan di perairan dangkal. Bahkan, mereka hampir tidak pernah mendekati daratan kecuali untuk bersarang.
Hanya penyu betina yang kembali ke daratan untuk bertelur ditempat semula dia menetas. Artinya, makhluk ini ini masih menjadi misteri. Para ilmuwan baru mengetahui sedikit sekali tentang kehidupan penyu belimbing, baik jantan maupun betina, bahkan pertumbuhan mereka sedari tukik hingga dewasa.
Sejak pertama kali mencapai air, penyu belimbing ini langsung menuju lautan lepas di mana mereka memakan ubur-ubur yang tersebar di berbagai kedalaman. Mulai dari ubur-ubur surai singa, ubur-ubur bola meriam hingga jelatang laut.
Setiap kali menyelam, penyu belimbing dapat menahan napas selama sekitar 90 menit. Tentu ini bukan hal mudah mengingat penyu belimbing yang merupakan spesies penyu terbesar di dunia, beratnya mencapai 900 kilogram.
Keberadaan tempurung atau karapas menjadi rahasia penyu belimbing. Sebab secara khusus diadaptasi untuk berkontraksi dan mengembang dengan perubahan tekanan saat menyelam dan kemudian muncul kembali ke permukaan.
Baca juga : Perburuan Tabob : Bergesernya Tradisi Mengancam Punahnya Penyu Belimbing [1]
Menurut para peneliti, penyu yang dikenal sebagai Uke Sasakolo ini bertelur di pantai Sasakolo, Kepulauan Solomon, Pasifik Selatan. Di sana sejauh ini tempat paling aman untuk tukik mentas.
Penyu belimbing yang bertelur di Pulau Solomon mungkin penyelam yang luar biasa, tetapi mereka juga terancam punah. Saat ini diperkirakan hanya ada 1.400 penyu belimbing dewasa di planet ini.
Jumlahnya sangat sedikit sehingga para ahli konservasi sangat ingin melacak semua penyu belimbing dewasa yang dapat mereka temukan. Harapannya dapat membantu melindungi sarang penyu.
Penyu belimbing menjadi perhatian di seluruh dunia setelah populasinya di Indo-Pasifik anjlok lebih dari 90 persen pada tahun 1980-an dan 1990-an. Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) memasukkan penyu belimbing dalam daftar penyu yang terancam punah secara global, tetapi penilaian populasi yang terperinci di sebagian besar Atlantik, terutama Afrika, masih sangat kurang.
Diketahui penyu belimbing melakukan perjalanan ribuan mil untuk berpindah dari daerah peneluran yang hangat, tropis dan subtropis ke daerah yang lebih sejuk dan kaya akan mangsa. Lokasi-lokasi yang disinggahi sangat penting untuk mendukung kelangsungan hidup spesies ini termasuk di Indonesia. (***)
Belajar dari Konservasi Penyu Belimbing di Papua Barat, Seperti Apa?