- Sampah plastik mencemari Sungai Siak, Riau. Sungai ini, salah satu sungai prioritas di Indonesia, yang melewati batas daya tampung beban pencemaran. Guna membantu pemulihan, banyak agenda bersih-bersih dilakukan seperti saat peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Mapala se-Indonesia bersama Dinas Lingkungan dan Polairud Polda Riau, kumpulkan sampah dari Sungai Siak.
- Sungai Siak merupakan sungai nasional—walau aliran sungai itu hanya berada dalam satu provinsi. Sungai Siak tampak bersih bila dilihat dari atas, tetapi sesungguhnya kotor karena sampah plastik menumpuk di sepanjang bahu sungai.
- Sungai Siak atau disebut Sungai Jantan, dulu airnya bening. Ia terkenal karena menyimpan udang galah dan ikan juaro. Dalam tempo sekian puluh tahun, sangat sulit mendapatkan sumber protein dan gizi dari ikan air tawar itu. Kondisi ini, menandakan terjadi degradasi dan penurunan kualitas lingkungan Sungai Siak.
- DLHK Pekanbaru tengah jalin komunikasi bersama Perkumpulan Pengelola Sampah dan Bank Sampah Nusantara (Perbanusa) Pekanbaru. Kedua pihak, sedang susun wacana pembangunan TPS terpadu secara mandiri. Tujuannya bukan menampung sampah semata, tetapi mengolah jadi bernilai ekonomi.
Sampah plastik mencemari Sungai Siak, Riau. Sungai ini, salah satu sungai prioritas di Indonesia, yang melewati batas daya tampung beban pencemaran. Guna membantu pemulihan, banyak agenda bersih-bersih dilakukan seperti saat peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Mapala se-Indonesia bersama Dinas Lingkungan dan Polairud Polda Riau, kumpulkan sampah dari Sungai Siak.
Vivaldi Emri Nobel, Koordinator Mapala se-Indonesia, mengatakan, kerap memusatkan kegiatan berbau lingkungan di Sungai Siak dan akan terus jadi pilihan pada aksi-aksi mendatang. Termasuk rencana bentang bendara merah putih pada peringatan hari kemerdekaan Indonesia, pada 17 Agustus nanti seraya kampanye Sungai Siak bebas sampah.
Pada awal Juni lalu, sampah dari sungai dibawa ke Bank Sampah Universitas Lancang Kuning, buat dipilah dan identifikasi jenis plastik yang cemari Sungai Siak.
Kondisi sungai memburuk
Kualitas Sungai Siak yang terus menurun tak dipungkiri Plt Ingot Ahmad Hutasuhut, Kepala DLHK Pekanbaru. Sampah plastik banyak penuhi sungai kini.
Sebagai mantan Kadis Perindustrian dan Perdagangan Pekanbaru, Ingot, mengenang Sungai Siak merupakan jalur transportasi barang dari utara dan barat Pulau Sumatera.
Pekanbaru jadi episentrum Sungai Siak karena distribusi barang berhenti atau transit di sana, sebelum diangkut kembali ke Malaysia dengan kapal besar menuju perairaan Selat Malaka.
Melalui aksi bersih Sungai Siak itu, Ingot mengingatkan generasi muda tidak melupakan sejarah itu.
“Pekanbaru tumbuh dari Sungai Siak,” kata Ingot.
Sungai Siak atau disebut Sungai Jantan, dulu airnya bening. Ia terkenal karena menyimpan udang galah dan ikan juaro. Dalam tempo sekian puluh tahun, sangat sulit mendapatkan sumber protein dan gizi dari ikan air tawar itu. Kondisi ini, katanya, menandakan terjadi degradasi dan penurunan kualitas lingkungan Sungai Siak.
“Karena itu, pemilihan lokasi kegiatan bersih Sungai Siak sangat tepat. Ini, momentum kembali menyadarkan masyarakat Pekanbaru sama-sama menjaga lingkungan sepanjang sungai,” ucap Ingot.
Ingot ingin Sungai Siak kembali jadi sumber mata air kehidupan masyarakat Pekanbaru, seperti awal dulu. Pekanbaru ada karena Sungai Siak. Untuk mempertahankan sejarah itu, katanya, tepian Sungai Siak harus jadi pusat pertemuan dan diskusi tiap kegiatan perbaikan sungai disertai tindak lanjut.
“Perbaikan Sungai Siak harus libatkan seluruh masyarakat. Yang dilakukan hari ini, mudah-mudahan bisa dinikmati. Paling penting oleh adik, anak dan cucu kita masa mendatang.”

Kenapa Sungai Siak?
Sungai Siak merupakan sungai nasional—walau aliran sungai itu hanya berada dalam satu provinsi. Sungai Siak tampak bersih bila dilihat dari atas, tetapi sesungguhnya kotor karena sampah plastik menumpuk di sepanjang bahu sungai.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.16/Tahun 2020, tentang Rencana Strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2020-2024, menegaskan bahwa Sungai Siak dalam kondisi tercemar berat.
Sungai ini, satu dari 15 sungai prioritas di Indonesia, yang melewati batas daya tampung beban pencemaran.
Sungai Siak melintasi tiga daerah. Hulunya di Kabupaten Kampar dan berhilir di Kabupaten Siak. Sementara Pekanbaru berada di bagian tengah.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.318 Tahun 2018, tentang penetapan daya tampung beban pencemaran air dan alokasi beban pencemaran air Sungai Siak, lebih dulu merinci penjelasan dalam Renstra KLHK itu.
Beban pencemar Biochemical Oxygen Demand (BOD) mencapai 30.883,16 kilogram per hari. Sementara daya tampung hanya 8.164,52 kilogram per hari. Sehingga terdapat selisih atau kelebihan 22.718,64 kilogram tiap harinya. Semakin tinggi BOD, menandakan semakin kotor air dan kurang kurang oksigen terlarut.
Sementara itu, alokasi beban pencemaran air Sungai Siak secara keseluruhan bersumber dari kegiatan pertanian. Ini adalah sumber pencemaran yang tidak memiliki lokasi tetap. Selain itu, kegiatan domestik dari air limbah rumah tangga dan sampah juga menambah beban pencemaran. Kemudian diperparah oleh kegiatan industri skala kecil, menengah hingga besar. Termasuk hotel dan rumah sakit. Ada juga aktivitas peternakan.
Tiap wilayah berbeda menyumbang alokasi beban pencemaran di Sungai Siak. Namun, Pekanbaru merupakan wilayah paling dominan menghasilkan limbah dari semua kegiatan. Sementara Kampar, hanya sedikit tinggi menyumbang limbah dari sektor industri ketimbang dua daerah lainnya.
Tim Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton)—lembaga swadaya masyarakat berfokus pada pemulihan sungai—dalam ekspedisi sungai nusantara, dua tahun lalu, menemukan Sungai Siak tercemar bahan kimia klorin, fosfat hingga mikroplastik.
“Pemerintah daerah terutama pemerintah pusat abai dalam pengelolaan sampah. Pemerintah sudah pantas untuk digugat agar memenuhi kewajibannya membebaskan Sungai Siak dari sampah plastik,” kata Prigi Arisandi, Direktur Eksekutif Ecoton lewat aplikasi perpesanan, 21 Juni 2024.
Pasca aksi bersih Sungai Siak bersama Mapala se-Indonesia, Ingot memerintahkan penyuluh dan petugas teknis limbah DLHK Pekanbaru survei karakteristik sampah pada drainase dan anak-anak sungai di Pekanbaru. Sebab sampah yang masuk ke Sungai Siak mengalir dari Sungai Batak, Sungai Sibam, Sungai Sail dan cabang sungai lainnya.
Survei itu, katanya, untuk menetapkan langkah lanjutan penanganan masalah sampah di Pekanbaru yang berhubungan dengan pemulihan sungai. Bila hasil identifikasi jenis sampah merujuk pada aktivitas rumah tangga, edukasi akan lebih digalakkan lagi.
Kalau terdapat sampah spesifik alias bahan berbahaya dan beracun (B3) dari perbengkelan, rumah sakit, perhotelan dan lain-lain, akan ada penegakan hukum.
“Hasil survei nanti agar paham karakteristik sampah di Pekanbaru. (Dari situ) akan intervensi. Bisa persuasif atau penegakan hukum sepanjang bisa dibuktikan,” kata Ingot, pertengahan Juni lalu.
Ingot, klaim DLHK Pekanbaru terus mengawasi perizinan dan aktivitas usaha yang menghasilkan limbah. Petugas juga rutin beri penyuluhan pada pelaku usaha agar tidak buang limbah ke aliran sungai. Sebab limbah berasal dari tempat-tempat tertentu ditangani khusus alias tidak dibuang pada tempat sembarangan.
Meski begitu, survei sampah pada anak-anak sungai dan drainase besar di Pekanbaru tetap dilakukan untuk pemetaan dan fokus penanganan masalah. Targetnya, survei semacam ini rutin dengan durasi tertentu: satu bulan sekali atau dua kali dalam satu minggu, bila DLHK Pekanbaru belum yakin dengan data survei yang diperoleh.
Penanganan sampah
Pengadilan Negeri Pekanbaru pernah menghukum Wali Kota, DPRD hingga DLHK Pekanbaru, karena lalai mengelola sampah. Satu dari sekian hukuman, yakni perintah menerbitkan peraturan kepala daerah tentang pembatasan penggunaan sampah plastik sekali pakai. Sasarannya toko, retail dan usaha modern.
Hukuman itu telah dijalankan lewat Peraturan Wali Kota Pekanbaru Nomor 6/2023 tentang pengurangan penggunaan kantong plastik. Ingot mengakui kebijakan ini belum sepenuhnya efektif.
Hasil pengawasan DLHK Pekanbaru, larangan penggunaan kantong plastik baru berjalan sekitar sekitar 10-11%. Masih ada tempat perbelanjaan pakai wadah plastik dengan ketentuan berbayar. Pembeli kerap tidak membawa kantong sendiri.
Jumlah timbulan sampah di Pekanbaru pun kian meningkat. Saat ini, sudah 900 ton per hari. Ini hitungan berdasarkan angkutan armada dari tiga zona—dua oleh swasta dan satu tanggungjawab DLHK Pekanbaru langsung.
Belum termasuk sampah yang berserakan pada sembarang tempat alias bukan pada Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang ditetapkan pemerintah. Pemerintah Pekanbaru hanya menetapkan sekitar 67-70 TPS di Pekanbaru.
“Banyak timbulan sampah sembarang tempat. Itu buktinya pemerintah belum mumpuni atau baik dalam pengelolaan sampah. Memang pemerintah leading tapi harus didukung masyarakat,” aku Ingot.
Ingot menyinggung masih maraknya pembuangan sampah di luar waktu yang ditetapkan, antara pukul tujuh malam hingga lima pagi. Artinya, sampah hanya dibenarkan berada di TPS pada malam hari dan selanjutnya diambil petugas angkut.
Masalahnya, baru saja TPS bersih, oknum masyarakat kembali buang sampah di situ. Bahkan, baru beberapa jam saja angkutan itu beranjak dari lokasi, sampah kembali menumpuk. Kebanyakan orang buang sampah sembarangan sambil berangkat kerja.
DLHK Pekanbaru tengah jalin komunikasi bersama Perkumpulan Pengelola Sampah dan Bank Sampah Nusantara (Perbanusa) Pekanbaru. Kedua pihak, sedang susun wacana pembangunan TPS terpadu secara mandiri. Tujuannya bukan menampung sampah semata, tetapi mengolah jadi bernilai ekonomi.
“Dengan demikian, kita berharap tidak ada TPS di kota atau pemukiman. Dari pengolahan itu akan jadi profit. Artinya, mengurangi beban pemerintah. Harusnya kita angkut sampah banyak, sekarang sudah terolah sebagian,” ucap Ingot.
Untuk mengurangi timbulan sampah itu, Ingot juga tengah jalin komunikasi ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pekanbaru. DLHK Pekanbaru hendak kembangkan konsep sedekah sampah plastik. Caranya, masyarakat sebagai jamaah masjid, memilah dan membersihkan sampah sendiri di rumah lalu diantar ke masjid. Bisa dilakukan sembari pergi shalat.
DLHK Pekanbaru akan bantu siapkan wadah. Pengurus masjid cukup kumpulkan, sebelum diambil bank sampah milik Pemerintah Pekanbaru. Ia akan dibayar sesuai harga timbangan. Duitnya bisa buat kas masjid dengan sistem tabungan.
“Kapan waktu dapat dicairkan. Artinya, masjid punya tambahan dana, jamaah dapat pahala dan masalah sampah rumah tangga setidaknya sedikit terselesaikan.”
MUI Pekanbaru belum respon rencana itu. Ingot mengatakan, MUI punya jaringan lembaga dakwah yang banyak. Dia berharap, MUI Pekanbaru bantu dan dukung program.
Harapan ini juga tertuju ke organisasi masyarakat maupun keagamaan lain. Pemerintah Pekanbaru komitmen akan memfasilitasi.
*****