- Ular beludak Eropa adalah satu-satunya spesies ular yang mampu bertahan hidup di lingkungan ekstrim Lingkar Arktik (lingkar kutub), berkat adaptasi seperti hibernasi dan toleransi terhadap suhu dingin.
- Mereka menghabiskan sebagian besar tahun dalam hibernasi, namun aktif selama musim panas untuk berburu dan berkembang biak.
- Meskipun tidak terancam punah secara global, populasi mereka di beberapa daerah mengalami penurunan karena hilangnya habitat, perubahan iklim, dan penganiayaan oleh manusia.
Ular umumnya dikenal sebagai hewan berdarah dingin yang lebih menyukai iklim hangat untuk mengatur suhu tubuh mereka. Namun, ular beludak Eropa (Vipera berus) menunjukkan kemampuan adaptasi yang luar biasa, memungkinkan mereka bertahan hidup di lingkungan ekstrem Lingkar Arktik atau kita sering menyebutnya sebagai lingkar Kutub Utara. Wilayah ini, yang meliputi bagian utara Skandinavia, Rusia, dan Kanada, dikenal dengan musim dingin yang panjang, gelap, dan suhu yang dapat turun hingga -69,6°C.
Adaptasi Luar Biasa di Lingkungan Beku
Untuk bertahan hidup di lingkungan yang keras ini, ular beludak Eropa telah mengembangkan berbagai strategi adaptasi. Hibernasi adalah yang paling penting, di mana mereka menghabiskan sebagian besar waktunya dalam setahun, kadang-kadang hingga sembilan bulan, dalam keadaan dorman di liang-liang bawah tanah yang disebut hibernacula. Selama hibernasi, metabolisme mereka melambat secara drastis, menghemat energi dan memungkinkan mereka bertahan dari suhu beku dan kelangkaan makanan. Menariknya, ular beludak Eropa sering berkumpul dalam jumlah besar di liang / lubang hibernacula ini, saling menghangatkan, berbagi panas tubuh dan meningkatkan peluang mereka untuk bertahan hidup di musim dingin yang keras.
Baca juga: Peneliti Temukan Jenis Ular Terbesar dan Terberat di Dunia
Kehidupan di Lingkar Arktik (Lingkar Kutub Utara)

Meskipun sebagian besar waktu mereka dihabiskan di bawah tanah, ular beludak Eropa tetap aktif selama bulan-bulan musim panas yang singkat. Pola zigzag khas pada kulit mereka, yang bervariasi dari abu-abu hingga coklat, membantu mereka menyatu dengan lingkungan berbatu dan berlumut di musim panas, memberikan kamuflase yang efektif dari predator dan juga dari mangsa. Mereka adalah predator penyergap yang ceoat, memakan hewan pengerat kecil, kadal, dan amfibi. Perkembangbiakan juga terjadi selama periode aktif ini, di mana sang betina melahirkan anak-anak yang hidup (vivipar), bukan bertelur.
Baca juga: Perubahan Iklim Tingkatkan Kemunculan Ular Berbisa di Kawasan Perkotaan?
Di Mana Ular Beludak Eropa Hidup?

Ular beludak Eropa ditemukan di sebagian besar benua Eropa, dari Inggris hingga ke timur Rusia. Rentang paling selatannya mencakup Yunani, timur ke Cina utara, utara ke Skandinavia, dan barat ke Inggris. Ular beludak Eropa adalah satu-satunya ular yang mampu bertahan di atas lingkar arktik (lingkar kutub utara) dan menunjukkan adaptasi terhadap dingin yang lebih unggul dibandingkan spesies ular lainnya.
Baca juga: Ular Purba “Vasuki indicus” dari India ini, Panjangnya Melebihi T-Rex
Ular beludak Eropa memiliki sejarah evolusi yang panjang, terkait erat dengan ular berbisa lainnya dalam keluarga Viperidae. Mereka tidak memiliki lubang sensorik panas yang ditemukan pada beberapa ular berbisa, seperti ular derik, tetapi mereka memiliki taring yang dapat dilipat yang mereka gunakan untuk menyuntikkan bisa ke mangsanya. Kemampuan mereka untuk berkembang di lingkungan yang sangat dingin menunjukkan kemampuan adaptasi yang luar biasa yang telah disempurnakan selama ribuan tahun evolusi.
Gigitan dan Interaksi dengan Manusia

Ular beludak Eropa adalah ular berbisa, tetapi gigitan mereka jarang berakibat fatal bagi manusia yang sehat. Gejala gigitan biasanya meliputi rasa sakit, bengkak, dan mual, dan kebanyakan orang pulih sepenuhnya dengan perawatan medis yang tepat. Meskipun demikian, penting untuk menghindari kontak dengan ular ini jika memungkinkan dan mencari bantuan medis segera jika terjadi gigitan. Ular beludak Eropa umumnya tidak agresif dan cenderung menghindari konfrontasi dengan manusia, tetapi mereka akan menggigit jika merasa terancam atau terpojok.
Ancaman dan Konservasi
Meskipun status konservasi global ular beludak Eropa saat ini adalah “Least Concern” menurut Daftar Merah IUCN, populasi mereka menghadapi berbagai ancaman di wilayah tertentu. Hilangnya habitat karena pembangunan manusia, perubahan iklim yang memengaruhi pola hibernasi mereka, dan penganiayaan yang tidak perlu oleh manusia merupakan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap penurunan populasi mereka. Upaya konservasi, termasuk perlindungan habitat dan pendidikan masyarakat, sangat penting untuk memastikan kelangsungan hidup jangka panjang reptil yang tangguh ini.