- Semut menjadi satu-satunya binatang yang diketahui punya kemampuan mengidentifikasi luka anggota badan semut lain lalu mengobatinya.
- Penelitian mengungkapkan semut Megaponera menjilati dan merawat luka semut lain dengan senyawa antibakteri
- Semut Camponotus floridanus mampu melakukan operasi amputasi semut lain untuk meningkatkan peluang semut yang terluka untuk tetap hidup.
- Semut api (Solenopsis invicta) mampu membuat semacam rakit dengan menautkan satu sama lain untuk menyelamatkan diri saat sarangnya diterjang air
Semut menjadi satu-satunya binatang yang diketahui punya kemampuan mengidentifikasi luka anggota badan semut lain lalu mengobatinya. Bahkan jika diperlukan, semut tak segan-segan mengamputasinya demi kesembuhan temannya. Sejauh ini kemampuan penyelamatan, penyembuhan, dan pengobatan itu hanya dimiliki oleh manusia.
“Semut mampu mendiagnosis luka, melihat apakah luka terinfeksi atau steril, dan mengobatinya sesuai kebutuhan dalam jangka waktu lama oleh individu lain — satu-satunya sistem medis yang dapat menandinginya adalah manusia,” kata Erik T Frank, seperti dikutip Live Science, belum lama ini. Dia adalah pakar ekologi dan evolusi yang bekerja untuk Universitas Lausanne, Swiss dan Universitas Wurzburg, Jerman.
Bagaimana semut melakukan operasi penyelamatan spektakuler ini?
Sebelumnya telah diketahui spesies semut Megaponera analis yang memangsa rayap punya perilaku membawa kembali pasukan semut yang terluka ke dalam sarang (2017). Operasi penyelamatan meningkatkan kemungkinan mereka tetap hidup.
Penelitian lainnya (2023) mengungkapkan semut Megaponera analis ini memiliki senyawa antimikroba. Rupanya senyawa inilah yang dioleskan ke bagian luka temannya itu sehingga menghambat infeksi. Mereka menjilati dan merawat luka anggota koloni dalam tiga jam pertama setelah luka. Jika langkah ini tak dilakukan, 90 persen semut pekerja yang terluka akan mati.
Baca : Semut, Pasukan Pembersih yang Kerap Tak Dianggap
Amputasi Kaki
Temuan bahwa semut Megaponera analis memiliki zat antimikroba memantik Frank dan rekannya untuk meneliti perilaku semut spesies lain yang tidak memiliki zat serupa. Jika tidak memiliki senyawa antimikroba bagaimana semut jenis lain menangani luka anggota koloninya?
Pilihan para peneliti itu jatuh ke semut spesies Camponotus floridanus. Mereka secara eksperimental melukai kaki semut di bagian paha. Mereka terkejut saat semut lainnya akan mengamputasi kaki temannya yang luka itu pada pangkal kaki sampai putus. Namun cara ini terbukti meningkatkan peluang semut yang terluka untuk tetap hidup.
Uniknya, saat semut yang diberi luka pada bagian kaki bawah, mereka hanya merawat kaki yang luka tersebut dan amputasi tidak pernah dilakukan. Temuan itu mereka laporkan dalam jurnal Current Biology, Juli 2024.
Laporan itu juga menyebutkan, semut yang sehat mulanya menjilati kaki semut yang luka sebelum akhirnya mencapai pangkal kaki. Selain melakukan perawatan, boleh jadi semut itu sedang mendiagnosa seberapa parah luka pada kaki.
Semut lalu menggigit kaki yang luka sampai putus. Amputasi terjadi rata-rata 190 menit hingga 290 menit setelah cedera. Semut yang diamputasi akan mendapat perawatan lebih singkat dibanding yang mendapat luka. Semut yang mengalami luka kaki bagian atas lebih lama mendapat perawatan dibanding yang mendapat luka di bagian kaki bawah.
Baca juga : Berapakah Jumlah Seluruh Semut di Planet Bumi?
Penelitian mereka menunjukkan semut Camponotus floridanus memiliki kemampuan mendeteksi lokasi luka dan mengubah perawatan sesuai kebutuhan. Kaki yang terluka hanya diamputasi jika meningkatkan kelangsungan hidup semut. Jika tidak, maka semut akan melakukan sesi perawatan luka lebih lama.
“Sejak manusia diketahui telah melakukan amputasi medis lebih dari 30 ribu tahun lalu, sejauh pengetahuan kami, ini merupakan contoh pertama bahwa nonmanusia melakukan amputasi yang disengaja untuk meningkatkan peluang bertahan hidup teman satu spesies yang terluka,” tulis laporan itu.
Rakit Penyelamatan Diri
Masih ada semut spesies lainnya yang memiliki kemampuan penyelamatan diri. Solenopsis invicta yang juga disebut semut api punya cara unik saat sarangnya diterjang air. Mereka akan bertautan satu sama lain membentuk semacam rakit. Berkat struktur rakit itu koloni akan terapung. Hal ini memberi kesempatan yang lebih besar bagi sebagian besar anggota koloninya untuk tetap hidup.
Dalam sebuah video dokumenter tentang perilaku semut yang ditayangkan Januari lalu memperlihatkan, saat air mulai menerjang sarang, semut-semut mulai mengumpulkan anak-anak semut lalu bertaut satu sama lain. Rahang dan kaki saling mengait membentuk lingkaran. Larva dan pupa turut serta dibawa. Sementara ratu semut akan ditempatkan di tengah bagian atas atau di posisi teraman.
Mereka bisa bertahan berhari-hari dalam formasi itu sampai menemukan tambatan pohon, terdampar ke tepi, atau menunggu hingga air menyusut. Begitu menemukan tempat pendaratan, mereka segera membuat sarang baru. Sebuah cara beradaptasi yang mengagumkan. Dengan cara ini spesies semut api menyebar ke seluruh penjuru planet bumi. (***)