- Burung sering memanfaatkan kabel listrik untuk berbagai keperluan seperti mengintai mangsa, berburu serangga, beristirahat dalam migrasi, dan berinteraksi sosial.
- Burung tidak kesetrum karena tubuh mereka memiliki hambatan listrik tinggi dan jarak antar kaki yang tidak menciptakan perbedaan tegangan signifikan.
- Kabel listrik tetap menjadi ancaman serius bagi burung melalui sengatan listrik, terutama untuk burung besar seperti elang bondol, dan tabrakan mematikan dengan kabel.
- Upaya konservasi termasuk desain kabel listrik ramah burung, pemasangan insulator, dan penanda visual untuk mengurangi risiko sengatan listrik dan tabrakan.
Pernahkah Anda mengamati burung yang bertengger santai di kabel listrik bertegangan tinggi? Pemandangan ini, yang mungkin tampak biasa, sebenarnya menyimpan keajaiban adaptasi dan risiko tersembunyi bagi burung. Artikel ini akan membahas fenomena unik ini, mulai dari manfaat ekologis kabel listrik bagi burung, hingga bahaya yang mengintai dan upaya konservasi yang dilakukan.
Kabel Listrik: Lebih dari Sekadar Tempat Burung Bertengger
Di tengah pesatnya perkembangan perkotaan, kabel listrik ternyata telah menjadi bagian integral dari habitat burung. Penelitian ornitologi mengungkapkan bahwa burung memanfaatkan kabel listrik untuk berbagai tujuan. Bagi burung pemangsa seperti alap-alap (Falco sp.) dan elang (Accipitridae), ketinggian kabel memberikan keuntungan visual untuk mengawasi mangsa di daratan. Burung pemakan serangga seperti walet (Collocalia sp.) dan sriti (Hirundinidae) memanfaatkan area sekitar kabel, yang kerap diterangi lampu jalan, untuk berburu serangga.

Kabel listrik juga menjadi tempat peristirahatan penting bagi burung migran yang melakukan perjalanan jarak jauh. Spesies seperti trinil pantai (Actitis hypoleucos) dan cerek (Charadriidae) singgah di kabel untuk memulihkan tenaga setelah menempuh ribuan kilometer. Selain itu, kabel listrik juga menjadi tempat interaksi sosial bagi beberapa spesies burung, seperti jalak (Sturnidae) yang kerap berkumpul dalam jumlah besar di kabel.
Rahasia Burung Anti Kesetrum: Prinsip Kelistrikan dan Adaptasi
Mengapa burung tidak kesetrum saat bertengger di kabel listrik? Jawabannya terletak pada prinsip dasar kelistrikan dan karakteristik fisik burung. Listrik selalu mencari jalur dengan hambatan paling rendah. Tubuh burung, terutama bulunya yang kering, memiliki hambatan listrik yang tinggi sehingga listrik lebih memilih mengalir melalui kabel yang terbuat dari bahan konduktor seperti tembaga.

Selain itu, jarak antara kedua kaki burung saat bertengger di kabel biasanya tidak cukup lebar untuk menciptakan perbedaan tegangan yang signifikan. Ini berarti arus listrik tidak memiliki dorongan untuk mengalir melalui tubuh burung. Namun, burung berukuran besar dengan rentang sayap lebar, seperti bangau (Ciconiidae) dan elang bondol (Haliastur indus), berisiko lebih tinggi untuk tersengat listrik jika bagian tubuh mereka menyentuh dua kabel atau kabel dan tiang listrik sekaligus.
Baca juga: Burung Makin Terancam di Alam? Para Pengamat akan Monitoring Serempak
Ancaman Tersembunyi: Sengatan Listrik dan Tabrakan Mematikan
Meskipun burung memiliki kemampuan alami untuk menghindari sengatan listrik, kabel listrik tetap menjadi ancaman serius bagi mereka. Data penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Biological Conservation mengungkap fakta mengkhawatirkan bahwa elang bondol (Haliastur indus), salah satu spesies raptor yang juga ada di Indonesia, termasuk dalam daftar burung yang paling sering menjadi korban sengatan listrik. Rentang sayapnya yang lebar meningkatkan risiko kontak simultan dengan dua kabel atau antara kabel dan tiang listrik, menciptakan jalur mematikan bagi arus listrik untuk mengalir melalui tubuh mereka.

Selain sengatan listrik, tabrakan dengan kabel listrik juga menjadi penyebab utama kematian burung. Kabel listrik yang melintang di jalur penerbangan burung, terutama di daerah perkotaan atau dekat habitat alami, dapat menjadi jebakan yang tak terlihat, terutama pada malam hari atau saat kondisi cuaca buruk seperti kabut atau hujan lebat. Burung-burung yang terbang dengan kecepatan tinggi dapat menabrak kabel tanpa sempat menghindar, mengakibatkan cedera parah atau kematian seketika.
Baca juga: Burung, Bioindikator Kualitas Ruang Terbuka Hijau Perkotaan di Jakarta
Masalah ini semakin diperparah oleh fakta bahwa beberapa spesies burung, seperti burung hantu (Tytonidae dan Strigidae) yang aktif di malam hari, memiliki penglihatan yang kurang optimal dalam kondisi minim cahaya. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap tabrakan dengan kabel listrik saat berburu atau berpindah tempat di malam hari. Selain itu, burung-burung migran yang melakukan perjalanan jarak jauh juga berisiko tinggi mengalami tabrakan dengan kabel listrik, terutama saat mereka kelelahan atau terbang dalam formasi yang padat.
Upaya Konservasi dan Solusi
Untuk mengurangi risiko burung tersengat listrik pada kabel listrik, penting untuk memahami faktor risiko seperti struktur dan konfigurasi tiang, ukuran burung, dan kondisi lanskap. Pencegahan efektif melibatkan desain aman untuk kabel listrik baru, seperti memastikan jarak yang cukup antara komponen yang dialiri listrik dan elemen yang dibumikan. Jika penguburan kabel tidak memungkinkan, teknik mitigasi seperti isolasi, penggunaan bahan tahan lama, dan penerapan penghalang tempat bertengger harus diterapkan. Desain ini mencakup perubahan struktural seperti pemasangan insulator yang lebih panjang dan penggunaan bahan yang tidak konduktif pada bagian atas tiang, yang mencegah burung dari kontak langsung dengan arus listrik. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Wildlife Society Bulletin, penggunaan desain tiang listrik yang ramah burung dapat mengurangi angka kematian akibat sengatan listrik hingga 80%.
Selain itu, untuk mengurangi resiko tabrakan burung dengan tiang maupun kabel listrik, salah satu cara yang efektif adalah dengan memasang penanda visual pada kabel listrik, seperti bola berwarna cerah atau reflektor, yang dapat membantu burung melihat dan menghindari kabel. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Conservation Biology menunjukkan bahwa penggunaan penanda visual pada kabel listrik dapat mengurangi tabrakan burung hingga 60%. Penanda visual ini biasanya berwarna terang dan reflektif sehingga mudah terlihat oleh burung bahkan dalam kondisi cahaya rendah.

Selain itu, desain tiang listrik yang ramah burung juga telah diimplementasikan di beberapa wilayah. Desain ini mencakup perubahan struktural seperti pemasangan insulator yang lebih panjang dan penggunaan bahan yang tidak konduktif pada bagian atas tiang, yang mencegah burung dari kontak langsung dengan arus listrik. Menurut penelitian oleh Dwyer et al. (2014) yang diterbitkan dalam Wildlife Society Bulletin, penggunaan desain tiang listrik yang ramah burung dapat mengurangi angka kematian akibat sengatan listrik hingga 80%.