- Beberapa penelitian menunjukkan kera besar seperti orangutan, simpanse dan bonobo memiliki kemampuan bahasa isyarat untuk berkomunikasi yang kompleks yang sama dengan nenek moyang manusia
- Para peneliti juga menyimpulkan manusia bisa memahami gerakan yang digunakan simpanse dan bonobo liar karena berbagi elemen bahasa yang sama dan menggunakan bagian otak yang sama saat berkomunikasi, yaitu area broca
- Dalam gaya berkomunikasi, simpanse ternyata “bercakap-cakap” menggunakan gerakan dengan cepat seperti halnya bahasa lisan manusia.
- Penelitian menunjukkan kesamaan pola komunikasi tatap muka antara manusia dan simpanse menunjukkan adanya mekanisme leluhur yang sama yang merupakan sifat yang diwariskan
Sebuah video memperlihatkan seekor orangutan di sebuah kebun binatang mengulurkan tangan sambil menengadahkan telapak tangan. Pengunjung mengerti itu sebagai sebuah permintaan untuk melemparkan makanan. Dalam video lainnya, seekor orangutan yang dibatasi kaca tebal meminta seorang pengunjung memperlihatkan isi tas dengan cara menggunakan jarinya menunjuk ke arah tas. Pemilik tas pun membukanya sambil mengeluarkan isi tas.
Dua video yang beredar di media sosial itu menangkap momen bagaimana bahasa isyarat kera besar dalam hal ini orangutan yang dipelihara bisa dipahami oleh manusia. Bagaimana dengan kera yang hidup di alam liar? Sebuah penelitian yang dipublikasikan dua tahun lalu melaporkan hasil yang sama.
Peneliti memakai rekaman video simpanse dan bonobo liar yang sedang melakukan masing-masing 10 gerakan yang paling sering digunakan. Beberapa gerakan digunakan untuk satu makna. Misalnya, tangan menggaruk ke badan dengan kasar (big loud scratch) dimaknai sebagai “rawatlah aku”. Sementara gerakan yang lain memiliki dua arti atau lebih. Misalnya, menggerak-gerakkan sesuatu dalam hal ini batang atau ranting (object shake) yang bisa berarti ajakan kopulasi, juga isyarat untuk menjauh.
Lalu peneliti meminta relawan untuk menonton video. Sebanyak lebih dari 17 ribu orang berpartisipasi dalam penelitian itu. Ada lebih dari 5000 orang di antaranya yang menyelesaikan kuisioner penelitian dengan lengkap. Ternyata lebih dari 50 persen menjawab dengan benar.
Baca : Inilah Sepuluh Hewan yang Memiliki Kemampuan Komunikasi Mumpuni
Peneliti mengambil kesimpulan, manusia bisa memahami gerakan yang digunakan simpanse dan bonobo liar karena berbagi elemen bahasa yang sama.
“Bayi manusia juga menggunakan beberapa gerakan yang sama,” kata Kirsty Graham, dari Universitas St Andrews, Inggris, mengutip BBC. “Jadi kami punya kecurigaan bahwa ini adalah kemampuan bahasa isyarat bersama yang sama yang mungkin sudah ada pada nenek moyang terakhir kita.”
Beberapa tahun sebelumnya para peneliti telah menemukan bahwa simpanse dan manusia menggunakan bagian otak yang sama saat berkomunikasi. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Current Biology itu menyebutkan, area broca yang terdapat di salah satu bagian otak menjadi aktif selama produksi sinyal komunikasi pada simpanse. Hal yang sama telah lebih dulu diketahui terjadi juga pada manusia.
Peneliti dari Yerkes National Primate Research Center, Georgia pun berkesimpulan adanya akar leluhur yang sama pada kecakapan linguistik manusia dan memunculkan kemungkinan simpanse mampu melakukan komunikasi yang sangat kompleks.
Mirip Percakapan Manusia
Penelitian terbaru tentang kemampuan simpanse dalam berkomunikasi boleh jadi telah mengarah ke sana. Seperti yang dilaporkan dalam jurnal Current Biology, Juli 2024. Sebanyak 16 peneliti dari lima negara menganalisis pertukaran gestur pada simpanse Afrika Timur.
Dalam gaya berkomunikasi, simpanse ternyata “bercakap-cakap” seperti halnya manusia. Mereka mampu berkomunikasi bolak-balik menggunakan gerakan dengan cepat, sama dengan manusia saat bercakap-cakap menggunakan bahasa lisan.
Baca juga : Suara Orangutan Ungkap Evolusi Bicara Manusia
Coba perhatikan saat orang sedang mengobrol. Mereka berbicara saling sahut menyahut. Kadang menyela, menimpali, atau menyatakan ketidaksetujuan. Menurut peneliti, struktur percakapan manusia efisien. Pergantian antar gagasan berlangsung cepat.
“Meskipun bahasa manusia sangat beragam, ciri khas yang kita semua miliki adalah percakapan kita terstruktur dengan pertukaran cepat rata-rata hanya 200 milidetik,” kata Catherine Hobaiter, salah satu peneliti, dari Universitas St Andrews, Inggris, mengutip Science Daily.
Para peneliti mengumpulkan lebih dari 8.500 gerakan dari 252 individu simpanse dari lima kelompok. Mereka lalu mengukur waktu pergantian gerakan antar individu simpanse ketika “bercakap-cakap”.
Hasilnya, simpanse juga melakukan pergantian isyarat dengan cepat selama pertukaran gestur tatap muka. Kecepatannya hampir sama dengan yang dilakukan manusia, meski sedikit lebih lambat, yaitu sekitar 120 milidetik.
Baca juga : Belajar Membangun Sarang ala Bayi Orangutan Sumatera
Ini adalah kali pertama para ilmuwan mempelajari pergantian isyarat dalam komunikasi simpanse secara terperinci. Yaitu saat satu individu berbicara dan individu lain mendengarkan sebelum menanggapi. Temuan pola pergantian isyarat semacam ini yang terjadi di seluruh simpanse menunjukkan bahwa itu adalah sifat yang diwariskan.
Dalam penjelasan lainnya, kesamaan pola komunikasi tatap muka antara manusia dan simpanse menunjukkan adanya aturan dasar yang sama. Menurut peneliti, struktur ini dapat ditelusuri kembali ke mekanisme leluhur yang sama.
Para peneliti juga menemukan sedikit variasi kecepatan di antara berbagai komunitas simpanse. Ini cocok dengan yang mereka lihat pada variasi kecepatan percakapan di beberapa kebudayaan manusia.
“Pada manusia, orang Denmark adalah yang merespons dengan ‘lambat’, dan pada simpanse Timur, komunitas Sonso di Uganda adalah yang merespon dengan ‘lambat’,” kata Gal Badihi, salah satu peneliti, mengutip Science Daily. (***)
9 Hewan Paling Cerdas di Dunia: Dari Orangutan hingga Gurita