- Durian ditempatkan dalam kasta tertinggi dalam dunia buah-buahan karena rasanya yang unik tiada duanya yaitu manis, sedikit getir dengan teksturnya lembut seperti mentega.
- Tetapi durian menjadi buah yang dicintai sekaligus dibenci. Dicinta karena rasanya, dibenci karena baunya yang dilukiskan seperti campuran bau kaus kaki, sampah, bawang busuk, dan belerang sekaligus.
- Hasil penelitian tentang aroma bau durian menunjukkan adanya ada 19 senyawa pencetus bau durian yang menusuk hidung, yang beraroma seperti bawang busuk, bawang panggang, kubis busuk, dan belerang.
- Penelitian lainnya berhasil menemukan gen yang bertanggung jawab menghasilkan bau menyengat durian. Hal ini membuka peluang pengembangan varietas durian yang bisa dinikmati kelezatannya tanpa khawatir dengan baunya yang mengganggu.
Dalam dunia buah-buahan, durian layak menempati kasta tertinggi. Rasa buahnya memang tiada duanya. Manis, sedikit getir. Teksturnya lembut seperti mentega. Saat mengunyahnya ada tambahan rasa gurih kacang almond, dan meninggalkan rasa cokelat di dinding mulut.
Bahkan Alfred Russel Wallace, penjelajah sekaligus naturalis dari Inggris yang mengusung teori evolusi bersama Charles Darwin, menjulukinya sebagai raja buah-buahan dengan rasa paling lezat yang tak tertandingi.
Namun durian berada diantara cinta dan benci. Dicinta karena rasanya, dibenci karena baunya. Bagi mereka yang tak menyukainya, bau durian dilukiskan sebagai campuran bau kaus kaki, sampah, bawang busuk, dan belerang sekaligus.
Baunya memang sangat menyengat. Bahkan kabarnya bisa dideteksi oleh satwa di hutan yang berjarak hampir satu kilometer dari sumber bau.
Asal Bau Durian
Para ilmuwan pun mencoba mencari tahu apa yang menyebabkan durian tidak seperti buah lain, misalnya apel atau jeruk, yang baunya cenderung menyegarkan bahkan wangi.
Di antaranya yang dilakukan tim peneliti Jerman, seperti yang dilaporkan pada Journal of Agricultural and Food Chemistry, 2017. Peneliti menemukan ada 19 senyawa pencetus bau durian yang menusuk hidung. Antara lain senyawa yang beraroma seperti bawang busuk, bawang panggang, kubis busuk, dan belerang.
Dari 19 senyawa itu para peneliti kemudian menghilangkan dan menggabungkan beberapa senyawa. Ternyata ada dua senyawa yang jika dicampur sangat mirip dengan bau durian. Yaitu senyawa etil (2S)-2-metilbutanoat yang berbau buah dan 1-(etilsulfanil) etanetiol yang berbau bawang.
Baca : Asiknya…Nikmati Durian sambil Jaga Hutan
Dua tahun berselang, pada 2019, para peneliti di Leibniz-Institute for Food Systems Biology, Technical University of Munich, Jerman untuk pertama kalinya mengonfirmasi keberadaan asam amino langka pada buah durian. Dengan menggunakan metode kromatografi cair yang berguna untuk mengisolasi senyawa dan spektrometri massa untuk mengidentifikasi suatu zat, peneliti menemukan etionina yaitu asam amino yang mengandung belerang.
Secara paralel, pada 2017, untuk pertama kalinya ilmuwan Singapura berhasil memetakan secara lengkap gen dari durian. Buah berduri yang dibawa ke meja laboratorium kali ini adalah durian tropis (Durio zibethinus) dari varietas Musang King.
Mereka berusaha mengidentifikasi gen metionina gamma liase (MGL), yang bertanggung jawab menghasilkan senyawa bau yang disebut sulfur volatil (VSC). Senyawa yang juga terdapat pada telur busuk.
Ternyata tidak seperti tanaman lain yang biasanya hanya memiliki dua salinan MGL, durian memiliki empat salinan. Inilah yang menyebabkan produksi VSC pada buah durian menjadi berlipat ganda.
Kerabat Kakao Penghasil Coklat
Tim peneliti mengungkapkan, bahwa genom durian terdiri dari sekitar 46 ribu gen atau hampir dua kali lipat dari manusia, yang memiliki sekitar 23 ribu gen. Tumbuhan memang umumnya memiliki jumlah gen yang lebih banyak dibanding manusia. Lebih banyaknya gen ini menunjukkan durian lebih banyak memiliki variasi spesies.
Berdasarkan data genom yang dihasilkan tim peneliti juga mempelajari evolusi durian. Hasilnya, tanaman durian berkerabat dengan tanaman kakao. Diperkirakan dua tanaman ini berpisah sekitar 62 juta hingga 85 juta tahun lalu. Menariknya, durian juga berkerabat dengan tanaman kapas dan mereka berpisah sekitar 60 juta tahun hingga 77 juta tahun lalu.
Tanaman kakao merupakan penghasil cokelat yang mengandung triptofan. Ini adalah asam amino yang berhubungan dengan produksi serotonin, neurotransmiter yang bertanggung jawab membuat kita merasa bahagia dan rileks. Kandungan yang sama juga terdapat dalam durian. Itu sebabnya, selepas makan durian, kita merasa nyaman.
Sementara, jika diperhatikan buah durian dan kapas sama-sama berbentuk kapsul, yang terbelah saat matang. Ketiga tanaman ini yaitu durian, kakao, dan kapas berada dalam ordo yang sama, yaitu Malvales.
Baca juga : Menikmati Dampak Ganda Durian: Iya Buah, Iya juga Fungsi Ekologisnya
Dalam laporan penelitian itu juga menyebutkan durian jenis Durio zibethinus menjadi spesies yang paling berharga di pasar perdagangan durian di antara 30 spesies lainnya dalam genus Durio. Tidak semua durian bisa dimakan. Misalnya, Durio singaporensis atau durian liar Singapura ini tidak memiliki daging buah.
Keberhasilan peneliti membuat peta genetik dan mengetahui gen yang bertanggung jawab menghasilkan bau menyengat telah membuka peluang bagi pengembangan varietas durian di masa depan. Kelak, semua orang bisa menikmati lezatnya buah durian tanpa khawatir dengan baunya yang mengganggu.
Penyebaran Durian
Dalam penyerbukan, pohon durian sangat bergantung kepada kelelawar buah terutama Eonycteris spelaea. Bahkan meski lebah madu sering mengunjungi bunga durian, namun keberhasilan pembuahan bunga durian masih tergantung pada satwa nokturnal ini. Bunga durian akan mekar dan mengeluarkan nektar pada sore hari, dan mahkota bunga gugur secara alami pada malam atau dini hari.
Mengutip artikel di Kew Royal Botanic Garden, warna hijau kusam hingga kecokelatan menunjukkan bahwa buah ini beradaptasi untuk disebarkan oleh mamalia. Ini karena sebagian besar mamalia buta warna atau hanya memiliki penglihatan dikromatik. Namun mereka memiliki indra penciuman yang tajam. Bau menyengat durian bisa segera dikenali mamalia meski penglihatan mereka terbatas.
Menurut artikel ini, binatang besar seperti gajah, badak asia, orangutan, siamang, monyet, tapir, babi hutan, rusa, dan bahkan karnivora seperti harimau, macan tutul, musang, dan beruang madu adalah satwa yang potensial menjadi penyebar biji durian. Sayangnya pengamatan berbasis lapangan masih kurang.
Baca juga : Mengenal Si Gundul, Durian Unik Asal Lombok
Sebuah penelitian di hutan Sabah, Malaysia memperlihatkan penyebaran biji durian rupanya dibantu oleh burung enggang hitam dan monyet ekor panjang. Pengamatan langsung memperlihatkan, orangutan adalah satwa yang paling banyak mengonsumsi durian namun ketika masih mentah. Sementara musang juga mengonsumsi durian, tapi sekaligus menghancurkan bijinya.
Berbeda dengan burung enggang hitam yang makan buah durian masak, membawanya terbang, lalu memuntahkan bijinya. Sementara monyet ekor panjang kadang membawa durian matang yang jatuh menjauh dari pohon hingga lebih dari 10 meter.
Gajah liar mungkin juga menjadi penyebar benih durian ke seantero hutan. Pengamatan di penangkaran, seekor gajah menelan utuh buah durian setelah sebelumnya membungkusnya dengan daun kering dengan cara mengguling-gulingkan di tanah. Biji durian yang tertelan akan keluar bersama kotoran gajah. (***)