- Konflik atau interaksi negatif manusia dengan harimau sumatera [Panthera tigris sumatrae] kembali terjadi di Kabupaten Mandailing Natal [Madina], Sumatera Utara.
- Rabu [24/7/2024], seekor anak sapi milik warga Desa Singengu Jae, Kecamatan Kotanopan, Madina, diterkam harimau. Sebelumnya, Rabu malam [24/4/2024], seekor harimau menyerang Arni Lubis [70], warga Desa Hutapadang, Kecamatan Ulu Pungkut, Korban meninggal dengan sejumlah luka pada bagian kepala dan tengkuk.
- Harimau sumatera memiliki wilayah jelajah sangat luas dan ini merupakan sisi alamiah Kalaupun muncul dan menampakkan diri, ada kemungkinan mereka belum memiliki wilayah jelajah tetap, sehingga masih berpindah.
- Harimau sumatera merupakan harimau terkecil di dunia dan hanya dapat ditemukan di Pulau Sumatera. Berdasarkan IUCN [International Union for Conservation of Nature], statusnya Kritis [Critically Endangered/CR], atau selangkah menuju kepunahan di alam liar.
Interaksi negatif antara manusia dengan harimau sumatera [Panthera tigris sumatrae] kembali terjadi di Kabupaten Mandailing Natal [Madina], Sumatera Utara.
Kali ini, seekor anak sapi milik warga Desa Singengu Jae, Kecamatan Kotanopan, Madina, yang diterkam. Meski hidup, namun kaki kiri depannya luka.
Kepala Desa Singengu Jae, Erwin Efendi menjelaskan, peristiwa terjadi Rabu [24/7/2024], pukul 21:44 WIB
“Kejadian bermula saat Bahri, melihat delapan sapi yang dijaganya lari ketakutan. Sedangkan seekor lagi terluka,” jelasnya, Selasa [30/7/2024].
Pada 28 Juli 2023 lalu, warga Desa Gunung Hutan Muara Soru, Kecamatan Kotanopan, juga dikejutkan dengan kemunculan harimau yang menyerang tiga sapi peliharaan.
Sementara pada Rabu malam [24/4/2024], diduga seekor harimau menyerang Arni Lubis [65], warga Desa Huta Padang, Kecamatan Ulu Pungkut, Madina. Korban meninggal dengan sejumlah luka pada bagian kepala dan tengkuk. Namun, dalam perkembangan penyelidikan polisi, diketahui bahwa korban dibunuh.
Kapolres Madina AKBP Arie Sofandie Paloh dikutip dari humas polri, mengatakan pelaku pembunuhan telah ditangkap di kediamannya di Desa Huta Padang, Minggu [5/5/2024].
“Isu korban tewas diterkam harimau tidak benar. Terkait pelaku yang turut menyebarkan isu tersebut, tujuannya agar aksi kejahatannya tidak diketahui masyarakat luas,” jelasnya melalui keterangan tertulis, Jumat [10/5/2024].
Hermanto Sialagan, Kepala Bidang Wilayah III Padang Sidempuan BBKSDA Sumatera Utara, sebelumnya menjelaskan, konflik yang terjadi di Mandailing Natal dikarenakan masih ada pembukaan hutan. Bukan hanya di hutan produksi, tetapi juga di hutan lindung dan kawasan Taman Nasional Batang Gadis.
“Patroli gabungan lapangan terus kami lakukan. Operasi sapu jerat juga ditingkatkan dan penegakan hukum dioptimalkan,” jelasnya, Sabtu [27/4/2024].
Baca: Lagi, Harimau Sumatera Mati di Medan Zoo
Wilayah jelajah harimau
Febri Anggriawan Widodo, Tiger Project Executant Yayasan WWF Indonesia, mengatakan harimau sumatera memiliki wilayah jelajah sangat luas dan ini merupakan sisi alamiah kehidupan predator puncak tersebut. Kalaupun muncul dan menampakkan diri, ada kemungkinan mereka belum memiliki wilayah jelajah tetap, sehingga masih berpindah.
Untuk kasus harimau sumatera yang menyerang anak sapi itu, harus dilihat lokasi pemukiman warga, apakah jauh atau di area jelajahnya.
“Bisa jadi, harimau tersebut familiar dengan hewan ternak atau manusia, sehingga menjadi bagian dari potensi pakannya. Atau, dalam kondisi sakit sehingga mencari pakan terdekat. Semua perlu dikaji,” jelasnya, Selasa [6/8/2024].
Baca: Hanya 15 Bulan Penjara, Hukuman untuk Penjual Kulit Harimau Sumatera
Ada beberapa fakta mengapa harimau sumatera keluar dari habitatnya. Antara lain, terganggu akibat perburuan, rusaknya habitat akibat kegiatan ilegal di hutan, atau pindah ke tempat aman.
“Hal lain, meningkatnya populasi harimau itu sendiri di habitatnya.”
Menurut Febri, untuk menyelesaikan sebuah konflik, tidak ada solusi tunggal. Ada banyak pemecahan masalah, meski perlakuan di tiap tempat berbeda. Contoh, jika di satu wilayah hutannya rusak, maka solusi yang bisa dilakukan adalah menjaga luasan kerusakan itu tidak bertambah. Selanjutnya, meningkatkan kapasitas masyarakat agar lebih paham mencegah atau mengatasi konflik.
“Manusia harus bisa hidup “berdampingan” dengan harimau. Manusia dan harimau sama pentingnya dan ini menjadi prinsip utama. Menangkap dan memindahkan harimau, merupakan opsi paling akhir saat terjadi interaksi negatif,” paparnya.
Baca juga: Bila Bertemu Harimau Sumatera, Apa yang Harus Kita Lakukan?
Harimau sumatera merupakan harimau terkecil di dunia dan hanya dapat ditemukan di Pulau Sumatera. Kehidupannya dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar yang Dilindungi, sebagaimana mandat UU No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya.
Berdasarkan IUCN [International Union for Conservation of Nature], statusnya Kritis [Critically Endangered/CR], atau selangkah menuju kepunahan di alam liar.
Catatan: informasi pada tulisan ini telah diperbarui pada Sabtu [17/8/2024], tanpa menghilangkan substansinya.