- Peneliti dari UC Berkeley menemukan spesies baru choanoflagellata di Danau Mono yang terkenal ekstrem yang memiliki mikrobioma sendiri, sesuatu yang belum pernah diamati sebelumnya pada jenis organisme ini
- Penemuan ini menyoroti pentingnya memahami ekologi choanoflagellata untuk mengungkap fenomena biologis yang mungkin terjadi di lautan purba sebelum munculnya hewan.
- Studi ini membuka peluang baru untuk mempelajari interaksi antara eukariota dan bakteri, yang mungkin berperan dalam evolusi mikrobioma manusia.
Para ilmuwan dari Universitas California, Berkeley, menemukan sebuah spesies baru yang sangat menarik di Danau Mono, sebuah danau di wilayah Sierra Nevada Timur, California yang terkenal dengan lingkungan ekstremnya. Spesies ini adalah choanoflagellata, mikroorganisme mikroskopis yang dapat memberikan wawasan baru tentang bagaimana kehidupan multiseluler pertama kali muncul di bumi lebih dari 650 juta tahun yang lalu.
Ada Apa dengan Danau Mono?
Danau Mono adalah tempat yang sangat tidak bersahabat untuk kehidupan. Airnya sangat asin dan mengandung zat-zat beracun seperti arsenik dan sianida. Hanya sedikit organisme yang bisa bertahan hidup di sana. Meskipun demikian, danau ini dikenal sebagai rumah bagi udang air asin dan lalat alkali yang sering terlihat berkerumun di permukaan air. Selain mereka, hampir tidak ada makhluk hidup lain yang bisa ditemukan di danau ini.
Namun, meskipun lingkungan Danau Mono sangat tidak ramah, para peneliti dari UC Berkeley berhasil menemukan sesuatu yang menakjubkan di perairan dangkalnya: sebuah choanoflagellata yang bisa memberi petunjuk penting tentang asal-usul kehidupan multiseluler.
Apa Itu Choanoflagellata?
Choanoflagellata adalah organisme bersel tunggal yang sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Meskipun sangat sederhana, choanoflagellata ini memiliki kemampuan luar biasa untuk membentuk koloni multiseluler, di mana banyak sel bergabung bersama dan bekerja sebagai satu kesatuan. Ini mirip dengan cara embrio hewan berkembang dari satu sel menjadi organisme multiseluler yang kompleks.
Namun, choanoflagellata bukanlah hewan. Mereka adalah kelompok yang sangat dekat hubungannya dengan hewan, dan ini membuat mereka sangat penting dalam studi tentang bagaimana kehidupan multiseluler pertama kali muncul. Choanoflagellata adalah kerabat terdekat hewan yang masih hidup, dan dengan mempelajarinya, para ilmuwan dapat lebih memahami langkah-langkah evolusi yang menyebabkan munculnya hewan.
Baca Juga: Salp, Hewan dengan Pertumbuhan Tercepat di Dunia, Hanya Butuh 48 Jam untuk Matang
Spesies Choanoflagellata di Danau Mono
Penemuan choanoflagellata di Danau Mono dimulai hampir 10 tahun yang lalu ketika Daniel Richter, seorang mahasiswa pascasarjana di UC Berkeley, mengambil sampel air dari Danau Mono selama perjalanan mendaki di Sierra Nevada Timur. Ketika dia melihat sampel air itu di bawah mikroskop, dia terkejut menemukan bahwa air itu penuh dengan choanoflagellata. Ini adalah temuan yang sangat tidak biasa karena, selain beberapa organisme seperti udang air asin dan lalat alkali, tidak banyak bentuk kehidupan lain yang diketahui hidup di perairan beracun Danau Mono.
Nicole King, seorang profesor biologi molekuler dan sel di UC Berkeley yang memimpin penelitian ini, juga sangat terkejut dengan penemuan ini. “Air itu penuh dengan koloni choanoflagellata yang besar dan indah,” kata King. “Mereka adalah yang terbesar yang pernah kami lihat.”
Koloni choanoflagellata yang ditemukan di Danau Mono memiliki bentuk yang sangat unik. Mereka terdiri dari hampir 100 sel identik yang bergabung membentuk bola berongga. Bola ini berputar saat setiap sel di dalamnya menggerakkan flagela mereka, struktur seperti ekor yang digunakan untuk berenang. Salah satu hal yang paling menarik dari koloni choanoflagellata ini adalah bentuknya yang mirip dengan blastula, tahap awal perkembangan embrio pada hewan di mana sel-sel embrio membentuk bola berongga.
Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, para ilmuwan menemukan bahwa DNA tersebut berasal dari bakteri yang hidup di dalam koloni choanoflagellata. Ini adalah penemuan yang sangat mengejutkan karena biasanya choanoflagellata hanya memakan bakteri, bukan hidup berdampingan dengan mereka. Tetapi dalam kasus ini, bakteri tampaknya membentuk hubungan simbiotik dengan choanoflagellata, hidup bersama di dalam koloni dan mungkin bahkan mendapatkan makanan dari sekresi choanoflagellata.
Baca juga: Mikroba ini Mampu Mengurai Plastik, Awal Revolusi Daur Ulang Limbah?
Implikasi besar bagi studi evolusi
Penemuan mikrobioma di dalam koloni choanoflagellata ini memiliki implikasi besar bagi studi evolusi. Ini menunjukkan bahwa hubungan antara eukariota (organisme dengan sel yang memiliki inti, seperti choanoflagellata dan hewan) dan bakteri mungkin sudah ada jauh sebelum hewan pertama kali muncul. Hubungan ini bisa menjadi langkah penting dalam evolusi kehidupan multiseluler.
Selain itu, penemuan ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana mikrobioma mungkin telah membantu perkembangan kehidupan multiseluler. Para ilmuwan menduga bahwa bakteri yang hidup di dalam koloni choanoflagellata mungkin membantu mereka bertahan hidup di lingkungan ekstrem seperti Danau Mono. Mungkin choanoflagellata bahkan “membudidayakan” bakteri ini untuk dimakan atau untuk mendapatkan manfaat lain dari mereka.
Studi ini dipublikasikan di jurnal mBio.