- Dua ekor hiu paus kembali terdampar di pesisir selatan Sumbar pada Kamis (12/9/2024), tepatnya Pantai Green Salido Park (GSP), Balai Lamo, Nagari Salido, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan.
- Satu ekor hiu paus itu berhasil diselamatkan dengan menggunakan terpal ke laut. Sayangnya, satu ekor lagi mati. Kemudian bangkainya dikubur di pesisir pantai di lokasi terdamparnya tersebut
- Berdasarkan catatan BPSPL Padang sudah empat kali kejadian hiu paus terdampar sejak November 2023. Pertama pada 7 November 2023. Kedua, pada 11 November 2023. Ketiga, pada 29 Agustus 2024, dan terakhir pada Kamis (12/9/2024).
- Ada beberapa faktor yang menyebabkan keterdamparan megafauna laut seperti hiu paus. Umumnya ada dua penyebab yaitu faktor alam dan faktor antropogenik.
Beberapa hari belakangan Pantai Barat Sumatera tepatnya di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera barat diwarnai dengan peristiwa terdamparnya megafauna laut berupa hiu paus atau hiu tutul (Rhincodon typus). Pada 29 Agustus lalu, satu hiu paus terdampar di Perairan Koto Nan 2 IV Hilia Muaro Anakan, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan.
Pada Kamis (12/9/2024) dua hiu paus kembali terdampar di Pantai Green Salido Park (GSP), Balai Lamo, Nagari Salido, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Satu hiu paus berhasil diselamatkan dengan cara di tarik ke laut dengan menggunakan terpal. Sementara satu hiu paus lagi yang duluan terdampar mati karena lambannya penanganan. Terdamparnya dua hiu paus ini diduga karena mengejar makanan hingga ke tepi karena saat ini kawasan perairan Pesisir Selatan sedang musim udang kecil atau udang rebon.
Ade Saputra, warga setempat mengatakan seekor hiu paus terlihat terdampar pada pukul 10.40 WIB. Ekornya terlihat mengepak-ngepak menandakan ia masih hidup. “Pagi itu kebetulan saya sedang dilokasi. Hiu paus menepi karena siripnya tersangkut pukat nelayan,” ungkapnya kepada Mongabay, Jumat (13/9/2024).
Beberapa nelayan mencoba menarik hiu paus tersebut ke tepi dan melepaskan lilitan jaring pukat di siripnya, kemudian mendorongnya ke laut. Namun karena bobot ikan yang sangat berat dan keterbatasan jumlah orang, hiu paus sepanjang 7,5 meter itu tidak berhasil didorong ke laut dan akhirnya mati.
Baca : Lagi, Seekor Hiu Paus Terdampar di Pesisir Selatan Sumbar
Belum selesai evakuasi hiu paus pertama, sekitar pukul 15.30 WIB, seekor hiu paus lain terdampar berjarak sekitar 100 meter dari hiu paus pertama. Beruntung hius paus kedua dengan panjang 6,5 meter ini berhasil di dorong ke laut dengan menggunakan terpal.
“Pada penyelamatan hiu paus kedua ini kami mendapat panduan dari petugas BPSPL di lapangan. Saat itu mereka menyarankan untuk menggunakan terpal umtuk memudahkan menarik hiu paus ke tengah. Hiu paus pun berhasil ditarik ketengah kemudian ia berenang lalu menghilang,” kata Ade yang juga ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Nagari Salido.
Fadel Muhammad, Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir BPSPL Padang mengatakan satu hiu paus sudah mati ketika mereka datang ke lokasi. “Saat kami akan mengevakuasi hiu paus yang terdampar, datang satu lagi yang baru terdampar. Karena hiu paus yang baru ini masih hidup kami prioritaskan dulu yang hidup dan berhasil ditarik ketengah. Ini berkat kerjasama dengan masyarakat dibantu oleh perangkat nagari bahkan ada juga ibu-ibu,” katanya kepada Mongabay, Jumat (13/9/2024).
Seekor hiu paus yang mati, katanya, akhirnya dipotong menjadi beberapa bagian kemudian dikubur di pantai tersebut.
Peristiwa Terdampar Keempat
Sebelumnya, pada Mei 2022, seekor hiu paus (Rhincodon typus) juga terdampar di lokasi ini tepatnya di Pantai Kincia, Nagari Salido, Kabupaten Pesisir Selatan. Masyarakat sempat mendorong hiu paus sepanjang 5,6 meter ini yang terbawa pukat ikan. Namun lama-kelamaan ikan tersebut kembali ke tepi hingga akhirnya mati.
Fadel mengatakan terdamparnya hiu paus karena kawasan itu merupakan perlintasan ikan besar serta kaya akan ikan-ikan kecil dan udang rebon yang merupakan makanannya.
“Asumsi saya pantai pesisir Sumatera Barat, terutama di pesisir selatan tidak terdapat banyak pulau sehingga megafauna laut bisa leluasa. Beda dengan perairan di Padang masih banyak pulau, sehingga diduga perairan Pesisir Selatan merupakan salah satu habitat ikan-ikan besar seperti hiu paus,” ungkapnya.
Baca juga : Dalam Sepekan, Dua Hiu Paus Terdampar di Pesisir Selatan Sumatera Barat. Apa Penyebabnya?
Berdasarkan catatan BPSPL Padang sudah empat kali kejadian hiu paus terdampar sejak November 2023.
Pertama pada 7 November 2023, seekor hiu paus terdampar mati di pantai Sungai Pampan, Nagari Tigo IV Koto Hilir, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan.
Hiu paus itu pertama kali ditemukan oleh nelayan yang sedang melaut dengan kondisi mulai membusuk (kode 3). Kemudian bangkai hiu paus sepanjang 7 meter itu dikubur di lokasi dengan jarak sekitar 100 meter dari bibir pantai untuk mencegah dampak pembusukan.
Kedua, pada 11 November 2023, seekor hiu paus tersangkut pukat (jaring) nelayan di Pantai Sungai Pinang, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan. Dugaan awal hiu paus sepanjang 10 meter tersebut masuk ke perairan dangkal karena mengejar makanannya berupa plankton dan ikan-ikan kecil hingga ke tepi.
Beruntung hiu paus tersebut berhasil diselamatkan masyarakat dengan mendorongnya secara beramai-ramai ke tengah laut.
Ketiga, pada 29 Agustus lalu, satu hiu paus terdampar di Perairan Koto Nan 2 IV Hilia Muaro Anakan, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan. Pada saat terdampar hiu paus dengan panjang 7,8 meter itu masih hidup namun karena lambannya penanganan, hiu paus berjenis kelamin jantan ini akhirnya mati dengan kondisi kode 2 menuju kode 3 (mulai pembusukan).
Teranyar, dua hiu paus yang terdampar di Pantai Pesisir Selatan tepatnya di Pantai Green Salido Park (GSP), Balai Lamo, Nagari Salido, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Kamis (12/9/2024).
Penyebab Terdamparnya Megafauna Laut
Dr. Fahmi, Ahli peneliti utama di Pusat Riset Oseanografi BRIN mengatakan hampir setiap tahun selalu ada kejadian hiu paus terdampar, terutama di daerah yang berhubungan dengan Samudera Hindia seperti daerah selatan Jawa dan Pesisir Barat Sumatera.
“Adapun habitat hiu paus itu sangat luas, tidak tergantung pada ekosistem tertentu karena jenis ikan ini termasuk biota laut yang bermigrasi dan dapat hidup di hampir semua tipe perairan mulai dari Laut yang dangkal seperti di Laut Jawa sampai perairan laut dalam yang luas seperti Samudera Hindia,” ungkapnya saat dihubungi Mongabay, Jumat (13/9/2024).
Fahmi mengatakan belum ada penelitian pergerakan hiu paus dengan menggunakan taging satelit di wilayah barat Sumatera sehingga belum bisa dipastikan secara ilmiah perairan itu sebagai jalur migrasinya. Tapi dilihat dari data dan informasi banyaknya kemunculan hiu paus di wilayah ini, dapat mengindikasikan jika wilayah perairan tersebut juga merupakan daerah sebaran jenis ikan ini.
“Pendugaan populasi hiu paus saat ini hanya bisa dilakukan berdasarkan data kemunculan individu yang bisa diidentifikasi baik dengan photo id maupun tagging. Terkait dengan teknik pendataannya, saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah merumuskan Garis Besar Pedoman Pengajaran (GBPP) untuk pendataan hiu paus. Selain itu, sebagai salah satu jenis ikan yang dilindungi, maka setiap UPT/satker di bawah Direktorat Konservasi Ekosistem dan Biota Perairan KKP wajib melakukan pendataan terhadap kemunculan dan setiap kejadian keterdamparan hiu paus,” tegasnya.
Baca juga : Mengapa Hiu Paus Kerap Terdampar di Pantai? Begini Penyebab dan Upaya Meminimalisasi
Fahmi menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan keterdamparan megafauna laut seperti hiu paus. Umumnya ada dua penyebab yaitu faktor alam dan faktor antropogenik.
“Berbeda dengan jenis hiu lain pada umumnya, hiu paus memiliki ukuran hati yang relatif kecil jika dibandingkan dengan ukuran tubuhnya, sehingga kemampuan buoyancy ikan ini lebih rendah dibanding ikan hiu lain, sehingga ikan ini lebih mengandalkan pergerakan tubuh dan siripnya untuk menjaga keseimbangan tubuhnya di air,” sebutnya.
Hal ini pula, sebut Fahmi menjadi salah satu faktor alami yang menyebabkan hiu paus lebih mudah terdampar apabila ada faktor-faktot eksternal yang dapat menyebabkan keterdamparan seperti cuaca ekstrem, arus dan gelombang yang kuat, perubahan batimetri yang ekstrem, dan perubahan suhu yang drastis.
“Adapun pemicu hiu paus berada di dekat pantai sehingga mengakibatkan terdampar adalah karena faktor sumber makanannya, seperti mega plankton, udang-udangan, ikan-ikan kecil yang bergerombol di dekat pantai,” tambahnya.
Menurut Fahmi, hiu paus cenderung tertarik oleh adanya sumber makanan tersebut sehingga berenang mendekati pantai yang kadang berakibat terjebak di perairan dangkal sehingga menyebabkan keterdamparan atau bahkan masuk ke dalam jaring nelayan yang sedang menangkap gerombolan sumber makanannya tersebut. (***)
Hiu, Pari dan Hiu Hantu di Indonesia Hadapi Kepunahan yang Terus Meningkat