- Hiu angular roughshark (Oxynotus centrina) dijuluki hiu babi karena kemiripan taksonominya.
- Hiu tersebut memiliki kepala yang data dengan mata lebar, moncong berwarna merah muda, lubang hidung besar, dan dentikel kulit yang menonjol.
- Di alam, hiu babi ini ditemukan di Samudra Atlantik timur dari Norwegia hingga Afrika Selatan, dan laut Mediterania. Keberadaannya sangat langka karena penangkapan berlebihan
- Berdasarkan laporan IUCN, populasinya secara keseluruhan mungkin telah menurun sebanyak 50 hingga 79 persen dalam kurun waktu 60 tahun terakhir.
Kehidupan laut selalu menawarkan berbagai hal unik, terutama misteri yang belum banyak diketahui. Seperti penampakan hiu berwajah mirip babi dan mendengus.
Hiu dengan nama ilmiah Oxynotus centrina memiliki kepala yang datar dengan mata lebar, moncong berwarna merah muda, lubang hidung besar, dan dentikel kulit yang menonjol. Sepintas terlihat seperti babi.
Para peneliti menamainya hiu angular roughshark. Di alam, hiu babi ini ditemukan di Samudra Atlantik timur dari Norwegia hingga Afrika Selatan, dan laut Mediterania. Diketahui keberadaannya sangat langka.
Hiu babi ini biasanya hidup di kedalaman 100 hingga 800 meter di bawah permukaan laut. Spesies hiu ini juga terdaftar dalam IUCN Red List of Threatened species, artinya tergolong hewan yang terancam punah.
Saat lahir, hiu ini memiliki ukuran kurang dari 25 centimeter dan ketika dewasa bisa mencapai sekitar 1,5 meter. Untuk ukuran hiu yang dikenal ganas dan bertenaga, hiu babi cenderung lebih kecil dan tampaknya tidak terlalu agresif misalnya seperti hiu putih.
Dengan ukuran yang tidak terlalu besar itu, hiu dan memiliki tubuh yang tebal dan berwarna abu-abu kecokelatan. Lengkap dengan dua sirip punggung yang besarnya menyerupai layar.
Baca : Pertarungan Hiu Melawan Buaya, Siapa Pemenangnya?
Mangsa utama hiu babi yaitu cacing, krustasea, dan moluska. Dia biasanya bergerak dengan meluncur di dasar laut. Kadang juga melayang di atas permukaan dasar laut yang berpasir atau berlumpur
“Hiu ini biasa disebut ‘ikan babi’ karena ketika keluar dari air, ia mengeluarkan semacam geraman,” kata Yuri Tiberto dari Akuarium Elba di Italia dikutip dari Livescience.
Belum banyak informasi dan penelitian untuk hiu gemuk ini. salah satunya soal gigi hiu babi ini. Dia memiliki gigi geraham sangat besar dan menonjol, agak berbeda dengan jenis hiu lainnya. Sejauh ini para ilmuwan tidak tahu persis mengapa hal ini terjadi, tetapi mungkin untuk membantu melindungi dari predator yang lebih besar.
Sebab gaya hidup hiu ini adalah menghabiskan sebagian besar waktu mereka berenang di atas dasar laut untuk mencari makanan. Mereka cenderung bergerak lambat, dan untuk itu hidung besarnya digunakan untuk menyedot mangsanya.
Mereka memiliki satu set gigi bawah yang tajam seperti pisau untuk mengiris daging, serta gigi atas berbentuk kerucut yang membantu mencengkeram mangsa yang licin.
Hasil dari salah satu penelitian menunjukkan bahwa hiu babi bersudut juga memakan telur seperti hiu lainnya. Selain menemukan embrio hiu di dalam perut, pada tahun 2015, para ilmuwan melaporkan hiu ini secara khusus termonitor memakan telur elasmobranch di sebuah penangkaran.
Baca juga : Hiu Malaikat Ditemukan Kembali di Chili Setelah 140 Tahun
Diketahui mereka mulai berproduksi ketika memiliki panjang badan sekitar 50-70 sentimeter. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hiu betina dewasa pada ukuran yang sedikit lebih besar daripada hiu jantan. Sebagai spesies ovovivipar, mereka mampu menghasilkan 10-12 ekor anakan.
Berdasarkan laporan IUCN, populasinya secara keseluruhan mungkin telah menurun sebanyak 50 hingga 79 persen dalam kurun waktu 60 tahun terakhir. Nasib mereka terancam oleh penangkapan ikan berlebih. Terutama para nelayan yang menggunakan jaring pukat yang menghancurkan dasar laut.
Adapun kajian Current Biology menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga ikan bertulang rawan terancam punah hingga nyaris punah akibat ancaman serius seperti degradasi habitat, polusi, dan perubahan iklim.
“Hiu dan pari ibarat burung kenari di tambang batu bara dan nasib mereka juga terancam oleh penangkapan ikan yang berlebihan,” ujar penulis utama studi tersebut, Nicholas Dulvy dari Simon Fraser University.
Kisah Prilly Latuconsina didapuk jadi Duta Konservasi Hiu Paus