- Siput Pelangi atau Babakina anadoni adalah spesies siput laut mencolok.
- Keberadaannya ada di di Laut Mediterania dan di sepanjang garis pantai Prancis, Portugal, dan Spanyol yang beriklim hangat.
- Namun baru-baru ini, mereka ditemukan di perairan Inggris yang dingin.
- Sekalipun memukau, penemuan siput pelangi menjadi tanda bahwa suhu laut sudah mengalami kenaikan.
Seekor siput laut pelangi baru-baru ini terlihat di perairan Inggris. Penemuan di pantai Devon selatan, dekat Wembury itu langka sekaligus menjadi catatan pertama bagi satwa yang hidup di perairan hangat.
Siput pelangi atau Babakina anadoni adalah spesies siput laut mencolok, sejenis nudibranch aeolid yang termasuk dalam keluarga Babakinidae. Biasanya mereka ditemukan di Laut Mediterania dan di sepanjang garis pantai Prancis, Portugal, dan Spanyol.
Namun, seorang anak muda penggemar alam dan ayahnya menemukannya di sebuah kolam batu. Felix Lever dan ayahnya, Ashley, bercerita bagaimana mereka menemukan penemuan langka ketika bermain.
“Hewan berwarna terang dengan panjang 3 sentimeter,” katanya.
Penemuan siput laut pelangi oleh Felix dan Ashley diyakini sebagai yang pertama kalinya hewan ini tercatat di Devon. Bahkan hanya ada beberapa penemuan serupa, pernah juga terjadi di seluruh Inggris, dan terkonsentrasi di Cornwall dan Kepulauan Scilly.
Felix mengabadikan penemuan itu lewat akun Instagram @that.nature.freak. Dia menuliskan kegembiraannya menemukan satwa laut yang layak mendapatkan postingan khusus karena bentuknya mirip pokemon.
Penemuan Felix itu pun menarik perhatian Coral Smith. Dia adalah Marine Engagement Officer Devon Wildlife Trust dan telah bekerja di Wembury Marine Centre selama lebih dari satu dekade.
“Saya sangat terkejut ketika mendapat pesan dari seorang kolega. Dan tepat di depan mata saya, ada siput laut pelangi. Ini adalah jenis Aeolid nudibranch, bagian dari keluarga siput laut dengan berwarna sangat cerah. Ini pasti siput laut paling cerah dan indah yang pernah saya lihat,” imbuhnya terkejut.
Baca : Siput di Dunia Menuju Kepunahan

Sejauh ini kata Smith, keberadaan siput pelangi menjadi rekor pertama. Sebab selama 30 tahun Konservasi Laut Wembury berdiri belum pernah tercatat siput tersebut mendiami kawasan tersebut.
Meski begitu, kemunculan siput laut ini bukanlah kabar baik. Penemuan siput pelangi di Devon menjadi indikator kuat bahwa laut telah mengalami kenaikan suhu akibat perubahan iklim.
“Karena siput laut ini dapat bertahan hidup di sini, berarti makhluk lain yang beradaptasi dengan air yang lebih dingin. Hal ini benar-benar menyoroti kompleksitas bagaimana kita memahami dan mengkomunikasikan perubahan iklim di lingkungan laut,” terang dia.
Tentang Siput Pelangi
Siput laut adalah invertebrata yang telah kehilangan atau membuang cangkangnya. Mereka hadir dalam berbagai bentuk, warna, dan ukuran. Yang paling unik dari mereka adalah tembus cahaya.
Warna-warna cerah mereka pun punya ciri tersendiri. Apalagi dibalik itu terdapat sel penyengat yang beracun.
Tubuhnya memang didominasi warna ungu, dengan organ kemosensorik (rhinophores) serta dilengkapi jaringanp enutup permukaannya (cerata). Oleh karena itu, siput mampu menampilkan perpaduan warna-warna kontras yang menawan, seperti biru, putih, kuning, dan merah muda.
Spesies ini umumnya ditemukan di perairan hangat Samudra Atlantik. Sesekali keberadaannya tercatat di perairan beriklim sedang. Pada tahun 2022, sebuah spesimen individu ditemukan di lepas pantai Kepulauan Scilly di Inggris, yang lebih jauh ke utara daripada jangkauan umum habitatnya.
Siput laut memiliki rhinofor sebagai indera penciuman. Ada juga struktur berbulu yang berfungsi sebagai insang. Dengan indera itu mereka mudah memangsa ubur-ubur, bryozoa, dan anemon laut sebagai target utamanya.
Spesies ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1979 dan awalnya diklasifikasikan di bawah genus Rioselleolis, yang dinamai sesuai dengan nama Ribadesella asturias, tempat holotipenya ditemukan.
Namun, sejak saat itu diklasifikasikan ulang di bawah genus Babakina. Spesies ini dinamai untuk menghormati Emilio Anadón Frutos (1917-1997), seorang profesor zoologi dan biologi kelautan terkemuka di Universitas Oviedo, Spanyol. (***)
Malaikat Laut, Satwa yang Buat Peneliti Memprediksi Perubahan Iklim Global